ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Saat hamil, salah satu perihal nan paling dinantikan para Bunda adalah memandang baby bump nan mulai tumbuh. Rasanya bangga sekali bisa memamerkan tanda-tanda kehadiran si kecil, ya Bunda.
Tapi, apakah baby bump betul-betul krusial selama kehamilan?
Baby bump adalah perubahan corak perut saat rahim mulai membesar lantaran pertumbuhan janin. Biasanya, baby bump mulai terlihat di trimester kedua, meski setiap ibu bisa berbeda-beda. Ada nan langsung terlihat besar, ada juga nan baru tampak menjelang trimester ketiga.
Namun rupanya Bunda, baby bump tidak selalu dimiliki oleh para ibu mengandung lo. Seperti kisah ibu mengandung asal New Jersey, Amerika Serikat, nan tidak mempunyai baby bump hingga menjelang kelahirannya.
Kehamilan tanpa baby bump, kok bisa?
Nikki Salazar, 23, seorang ibu asal New Jersey, Amerika Serikat nan tidak mempunyai baby bump apalagi pada usia sembilan bulan. Awalnya, Salazar sangat ceria saat mengetahui bahwa dirinya hamil.
Seperti para Bunda umumnya nan suka memamerkan foto-foto kehamilannya, Salazar pun melakukan perihal nan sama. Ia memandang perutnya nan 'lucu' untuk dipamerkan dalam foto-foto kehamilannya.
Seiring berjalannya waktu, Salazar menyadari bahwa perutnya tetap rata. Perutnya tidak terlihat buncit, apalagi pada usia sembilan bulan. "Aneh sekali," kata Salazar, dikutip dari dari Today.
Salazar mengatakan timbangan tidak banyak berubah selama kehamilan, berat badannya hanya naik kembali seperti nan awalnya turun lantaran mual di pagi hari. Saat hamil, Salazar banyak melangkah dan mempertahankan pola makannya seperti sebelum hamil.
"Pada usia delapan bulan, saya hanya terlihat kembung. nan membikin saya tenang adalah agenda pemeriksaan USG, lantaran saya bisa memandang anak saya, dan saat saya merasakan tendangannya pada usia enam bulan," katanya.
Fenomena ini dikenal sebagai cryptic pregnancy namalain kehamilan samar. Dalam kasus cryptic pregnancy, ibu mengandung tidak menyadari dirinya mengandung lantaran indikasi kehamilan tidak tampak, seperti tidak adanya kenaikan berat badan signifikan, tidak ada perubahan corak perut, namalain apalagi tetap mengalami menstruasi.
Berdasarkan studi dari American Journal of Obstetrics and Gynecology, sekitar 1 dari 475 kehamilan tidak terdeteksi hingga usia kehamilan 20 minggu namalain lebih. Fenomena ini terjadi lantaran beragam faktor.
Beberapa Bunda tidak menunjukkan indikasi unik kehamilan seperti mual, muntah, namalain kenaikan berat badan. Bahkan, beberapa dari mereka tetap mengalami perdarahan ringan nan menyerupai menstruasi, sehingga kehamilan tidak terdeteksi.
Selain itu, posisi janin nan berada di area belakang rahim dekat tulang belakang dapat membikin perut tetap datar, sehingga kehamilan tidak terlihat secara fisik.
Dalam kondisi ini, kadar hormon kehamilan (hCG) nan rendah juga bisa menjadi penyebab. Hormon ini biasanya diukur dalam tes kehamilan untuk memastikan kehadiran janin. Ketika kadar hCG tidak cukup tinggi, tes kehamilan mungkin memberikan hasil negatif meskipun wanita tersebut sebenarnya sedang hamil.
Pengalaman nan mengejutkan
Bagi Salazar, kejadian tersebut sangat mengejutkan sekaligus membuatnya kecewa. Ia kecewa lantaran tidak mempunyai baby bump layaknya ibu mengandung pada umumnya. Bahkan dia sempat resah bahwa kehamilannya tersebut tidak normal.
"Dokter saya mengatakan beberapa orang baru menunjukkannya di kemudian hari,"katanya.
"Saya tidak mengira itu bakal menjadi 'tidak pernah,” sambungnya.
Dokter Salazar menyuruhnya untuk tidak resah dengan kehamilan Salazar nan berbeda. Dokter meyakinkan Salazar bahwa ukuran bayinya nan belum lahir sempurna.
Kendati demikian, Salazar kecewa lantaran dia tidak bisa mengenakan busana hamil, termasuk busana hitam elok nan dibeli oleh ibunya nan tetap tergantung di lemarinya. Bahkan dia sempat merahasiakan kehamilannya hingga trimester ketiga kepada keluarganya lantaran resah keluarganya tidak mempercayai jika dia hamil.
"Orang-orang bilang saya beruntung, tetapi saya merasa kehilangan sebagian besar pengalaman itu. Bagian itu agak menyedihkan. Saya mau perut saya membesar," ujar Salazar.
Mengapa beberapa ibu Hamil tidak tampak hamil?
Kepala genetika di Tufts Medical Center dan penasihat medis utama di Myriad Genetics Dr. Dallas Reed, mengatakan ukuran bayi dan rahim serta jumlah cairan ketuban, nan melindungi bayi dalam kantong ketuban, dapat menyebabkan benjolan lebih besar namalain lebih kecil.
Selain, katanya, tinggi badan dan tinggi rahim ibu mengandung juga menjadi aspek utama nan mempengaruhi ada namalain tidaknya baby bump.
"Saat rahim tumbuh, organ-organ bergerak untuk mengakomodasi bayi dan jika tidak ada banyak ruang, satu-satunya jalan keluar adalah keluar," kata Reed.
"Saya sering memandang pasien nan mempertanyakan penampilan tubuh mereka, apakah tampak 'terlalu' mengandung namalain 'tidak cukup' hamil. Saran saya adalah jangan membandingkan diri Anda dengan orang lain," sambungnya.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)