Tingkah Laku Arab Badui Dan Respons Bijak Rasulullah

KincaiMedia, JAKARTA -- Dalam menyebarkan aliran Islam, Nabi Muhammad SAW berinteraksi dengan semua kalangan, termasuk orang-orang Arab badui. Beliau tidak pernah membeda-bedakan orang berasas asal suku, warna kulit, kebangsaan, dan sebagainya. Sebab, risalah kepercayaan tauhid memang diperuntukkan bagi siapa saja.

Seiring berjalannya waktu, cukup banyak orang Arab badui nan memeluk Islam. Apalagi, sesudah Rasulullah SAW hijrah dari Makkah ke Madinah. Dengan menjadi Muslim, karakter orang badui toh tidak berubah. Mereka tetap lugas, apa adanya.

Dikisahkan, seorang badui pada suatu hari memasuki masjid. Dengan santainya dia melangkah melewati Nabi SAW nan sedang duduk. Kemudian, laki-laki itu bermohon dengan bunyi keras, “Ya Allah, ampunilah saya dan Muhammad. Janganlah Engkau mengampuni seorang pun selain kami berdua.”

Mendengar itu, Rasulullah SAW tertawa. “Sungguh, engkau telah menghalangi banyak orang,” ujar beliau kepada orang badui ini.

Tidak berhujung di sana. Setelah menyalami Nabi SAW, laki-laki tersebut beranjak hingga perspektif masjid. Tiba-tiba, dia mengeluarkan “barangnya” dan buang air mini pada tembok masjid itu.

Seketika, jamaah bangkit dan hendak menyergap orang badui ini. Namun, Rasul SAW memberikan isyarat kepada mereka agar tetap berada pada tempat masing-masing.

Kemudian, beliau menghampiri laki-laki itu dan berbincang kepadanya, “Sesungguhnya masjid ini tidak untuk buang air mini di dalamnya. Masjid ini dibangun untuk orang-orang berzikir kepada Allah dan shalat.”

Nabi SAW silam memerintahkan seseorang untuk menyiramkan air pada tembok jejak air pipis itu. Maka pulanglah orang badui itu dengan aman, sembari “membawa” nasihat dari Rasulullah SAW tentang pentingnya menjaga kebersihan masjid.

'Mencekik' Nabi