Studi Terbaru Sebut Gejala Kanker Sulit Didiagnosis Lebih Awal Karena Mirip Tanda Hamil

Sedang Trending 6 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Kanker dapat terjadi saat hamil. Beberapa penelitian apalagi menemukan adanya peningkatan kasus kanker nan terjadi selama kehamilan, Bunda.

Meski begitu, kanker saat mengandung terkadang susah untuk didiagnosis. Studi terbaru nan diterbitkan pada Januari 2025 di British Journal of General Practice menemukan bahwa indikasi kanker susah didiagnosis lebih awal lantaran mirip dengan tanda hamil.

Studi dari University of Surrey ini memaparkan bahwa indikasi kanker terkadang salah didiagnosis sebagai perubahan normal mengenai kehamilan. Dalam beberapa kasus, perihal tersebut menyebabkan keterlambatan dalam pengobatan.

Dalam studi pertama di Inggris, para peneliti dari University of Surrey merekrut 20 Bunda melalui Mummy's Star, adalah sebuah badan kebaikan nan mendukung wanita dan family nan menghadapi kanker selama namalain setelah kehamilan. Tim peneliti silam menganalisis pengalaman subjek nan didiagnosis dengan beragam kanker saat mengandung namalain segera setelah melahirkan.

"Penelitian kami menyoroti kebutuhan krusial bagi para mahir perawatan kesehatan untuk menilai secara menyeluruh ibu mengandung nan menunjukkan gejala-gejala mengkhawatirkan, dan merujuk mereka untuk menjalani tes nan tepat jika gejala-gejala tersebut berlanjut," kata peneliti dan penulis utama studi Dr. Afrodita Marcu, dilansir laman News Medical.

"Dengan mempertimbangkan semua kemungkinan secara jeli dan menghindari dugaan langsung bahwa gejala-gejala tersebut semata-mata mengenai dengan kehamilan, kami dapat memastikan wanita bisa menerima pemeriksaan tepat waktu dan mengakses perawatan nan tepat."

Studi ini juga menemukan bahwa wanita nan mengalami perubahan payudara, seperti benjolan, lebih mungkin mencurigai adanya kanker dan segera mencari nasihat medis, sehingga rujukan lebih sigap untuk pemeriksaan lebih lanjut. Tetapi, wanita dengan indikasi nan kurang spesifik, seperti nyeri perut, sering mengalami keterlambatan dalam pemeriksaan dan rujukan untuk tes nan diperlukan.

"Penelitian ini menegaskan kembali pentingnya memandang gejala-gejala nan tidak mengenai dengan kehamilan selama penilaian, untuk memastikan kita tidak salah mengaitkan penyebabnya, tetapi juga bagi para wanita untuk mengadvokasi diri mereka sendiri untuk mencari pendapat kedua jika gejala-gejala tersebut berlanjut," ungkap Founder and CEO at Mummy's Star, Pete Wallroth.

"Bagi para HCP (asuransi individu) dari semua disiplin pengetahuan dalam perawatan maternitas, kami menganjurkan rujukan ke klinik mahir nan tepat secepat mungkin, dan untuk menyoroti masalah namalain gejala-gejala selama pemeriksaan rutin jika mempunyai kekhawatiran, apalagi jika orang tersebut sendiri tidak menyadari sesuatu. Kita mempunyai tanggung jawab kolektif untuk ikut kombinasi tangan."

Ilustrasi USGIlustrasi USG/ Foto: Getty Images/iStockphoto/PonyWang

Studi lain tentang kanker saat hamil

Seperti dijelaskan sebelumnya, sudah banyak studi mengangkat soal pemeriksaan kanker saat hamil, Bunda. Misalnya, studi nan baru-baru ini dipublikasikan di New England Journal of Medicine.

Studi ini diikuti oleh subjek nan terdaftar dari Desember 2019 hingga Desember 2023. Mereka diteliti dari sejak mengandung hingga dua tahun pasca persalinan. Subjek tidak menyadari adanya tanda namalain indikasi kanker tetapi menerima hasil tes DNA prenatal nan abnormal.

Para peneliti lantas menggunakan MRI seluruh tubuh dan tes diagnostik standar untuk mengidentifikasi peserta dengan kanker nan sebelumnya tidak terdeteksi. Mereka menemukan bahwa 52 dari 107 subjek menderita kanker tersembunyi, nan berfaedah penyakit tersebut terdeteksi tetapi letak tumor tidak diketahui.

Sementara itu, sebanyak 51 peserta menjalani biopsi untuk memastikan pemeriksaan kanker. Beberapa kanker nan ditemukan di antaranya kanker limfoma, kanker kolorektal, dan kanker payudara. Enam dari 13 pasien kanker stadium IV ditemukan dan tetap memenuhi syarat untuk pengobatan nan berpotensi menyembuhkan.

Studi ini juga mengungkap bahwa Bunda nan menderita kanker (55,8 persen) tidak menunjukkan indikasi penyakit tersebut. Sementara 25 persen mempunyai indikasi nan dianggap penyebabnya lantaran kehamilan.

Seorang peserta dengan kanker pankreas melaporkan nyeri di perut nan dia kira disebabkan oleh penyakit masam lambung. Sedangkan pasien lain nan menderita kanker mengalami pendarahan rektal dan berasumsi itu disebabkan oleh wasir, nan umum terjadi pada kehamilan.

"Inti dari penelitian kami adalah bahwa ibu mengandung kudu diperlakukan sama seperti orang lain. Perawatan mereka tidak boleh ditunda hanya lantaran sedang hamil. Ada banyak info medis dan penelitian di luar sana nan menunjukkan obat kemoterapi mana nan kondusif untuk diberikan selama kehamilan," ujar penulis senior studi dan kepala Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development, Dr. Diana Bianchi.

"Bahkan, ada info nan menunjukkan sekarang bahwa secara umum setelah usia kehamilan sekitar 19 minggu, ibu mengandung dapat melakukan perawatan dengan aman," lanjutnya.

Demikian penjelasan mengenai studi terbaru soal kanker nan gejalanya sering kali mirip tanda hamil. Semoga info ini berfaedah ya, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027