ARTICLE AD BOX
KincaiMedia, JAKARTA -- Shahih Bukhari adalah ringkasan dari titel kitab Al-Jami' al-Shahih al-Musnad min Hadisi Rasulillah SAW wa-Sunnanihi wa-Ayyamih.
Kitab ini disusun oleh Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardzibah al-Ja'fi al-Bukhari. Sosok ini lebih dikenal sebagai Imam Bukhari.
Ia lahir di Kota Bukhara (kini bagian dari negara Uzbekistan) tanggal 21 Juli 810 M. Secara formal, Imam Bukhari memulai pendidikan di tempat kelahirannya sendiri.
Ketika usianya menginjak 11 tahun, dia telah hafal dua buah kitab sabda karya Ibn al-Mubarak dan Waqi', komplit dengan pandangan-pandangan (syarah) ustadz tentang kedua kitab tersebut.
Pada tahun 210 H, dia berdampingan ibu dan saudaranya menunaikan ibadah haji. Pesona kota Mekah dengan ulama-ulama pengetahuan sabda nan mumpuni membikin Imam Bukhari nyaman dan tidak kembali ke negeri asal berdampingan ibu dan saudaranya.
Berkah sang guru
Di kota kelahiran Rasulullah SAW itu, Imam Bukhari mulai merintis jalan untuk meneliti dan menyaring Hadis. Dan atas dorongan gurunya, Ishaq Rahawaih, dia sukses memperoleh prestasi besar dalam pengumpulan hadis-hadis shahih dengan menerapkan seleksi ketat dan waktu nan cukup panjang.
Hadis-hadis nan dia kumpulkan inilah nan kemudian membawa dirinya menjadi pemuka mahir sabda sepanjang zaman. Dalam kumpulan kitab shahihnya, Imam Bukhari memasukkan sekitar 9.082 sabda dari 100 ribu sabda nan telah dihafalkan dan 600 ribu sabda nan beredar di kalangan masyarakat.
Menurut Ibnu Hajar, sabda nan masuk dalam al-Jami' al-Shahih itu hanya 2.761 saja nan bersih, sementara nan lainnya adalah sabda pengulangan dalam beberapa tempat. Adapun menurut Ibnu Shalah, sabda nan bersih sebanyak 2.602 hadis.
Secara umum, ulama-ulama sabda memandang Shahih Bukhari mempunyai nilai paling tinggi dibanding kumpulan kitab-kitab sabda lainnya.
Hal ini disebabkan karakter keshahihan dalam Shahih Bukhari lebih sempurna. Demikian pula syarat nan diterapkannya--lebih ketat.