ARTICLE AD BOX
KincaiMedia – Meninggal dalam keadaan husnul khatimah (akhir hidup nan baik) adalah angan setiap Muslim. Sebaliknya, su’ul khatimah (akhir hidup nan buruk) menjadi ketakutan nan mendalam, lantaran perihal itu menjadi gambaran dari perjalanan hidup nan tidak sesuai dengan tuntunan agama. Imam Suyuthi dalam Syarh As-Sudur menjelaskan beberapa penyebab utama seseorang mengalami su’ul khatimah.
Hal ini memberikan pelajaran krusial bagi umat Islam untuk senantiasa waspada dan introspeksi diri agar terhindar dari akhir hidup nan buruk. Simak penjelasan Imam Suyuthi berikut;
قال السيوطي: قال بعض العلماء الأسباب المقتضية لسوء الخاتمة والعياذ بالله أربعة: التهاون بالصلاة وشرب الخمروعقوق الوالدين وأذى المسلمين
Sebagian Ulama mengatakan, sebab-sebab nan menjadikan suulkhatimah adalah empat perkara: menyepelekan urusan shalat, minum khamr, durhaka kepada kedua orang tua, dan menyakiti kerabat muslimin
Sebagaimana disampaikan oleh Imam Suyuthi, ada empat perkara utama nan menjadi lantaran su’ul khatimah, yaitu: menyepelekan shalat, meminum khamr, durhaka kepada orang tua, dan menyakiti sesama Muslim. Keempat perihal ini mempunyai akibat besar terhadap kualitas keagamaan seseorang, nan pada akhirnya menentukan kondisi akhir kehidupannya.
Menyepelekan Shalat
Shalat adalah tiang agama, dan meninggalkannya berfaedah meruntuhkan fondasi keimanan. Shalat mempunyai kegunaan utama untuk mencegah seseorang dari perbuatan bandel dan mungkar. Ketika seseorang mengabaikan shalat, dia telah membiarkan dirinya jauh dari perlindungan Allah. Hal ini membuatnya lebih rentan terhadap rayuan dan dosa. Menyepelekan shalat, baik dengan meninggalkannya sama sekali maupun melakukannya tanpa khusyuk, adalah langkah awal menuju lembah kehancuran spiritual nan dapat berujung pada su’ul khatimah.
Meminum Khamr
Khamr namalain minuman memabukkan dilarang secara tegas dalam Islam, sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Maidah ayat 90: “Hai orang-orang nan beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan bandel termasuk perbuatan setan, maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar Anda mendapat keberuntungan.” Khamr tidak hanya merusak corak dan akal, tetapi juga memperlemah kendali seseorang terhadap hawa nafsu. Orang nan terbiasa meminum khamr condong mencari pembenaran atas tindakannya, apalagi menganggap khamr sebagai solusi atas masalah hidupnya. Padahal, ini adalah bisikan setan nan memperdaya manusia agar jauh dari rahmat Allah.
Durhaka kepada Orang Tua
Orang tua adalah pintu rahmat dan keberkahan dalam hidup seorang anak. Durhaka kepada orang tua tidak hanya mencerminkan buruknya etika seseorang, tetapi juga mengundang murka Allah. Rasulullah SAW bersabda, “Ridha Allah terletak pada ridha orang tua, dan murka Allah terletak pada murka orang tua.” (HR Tirmidzi).
Ketika seseorang tidak menghormati, apalagi menyakiti orang tuanya, dia telah memutus salah satu hubungan terpenting nan diajarkan dalam Islam. Hal ini tidak hanya berisiko membawa kesengsaraan di dunia, tetapi juga menjadi penyebab su’ul khatimah di akhir hidupnya.
Menyakiti Sesama Muslim
Islam mengajarkan ukhuwah (persaudaraan) nan kuat di antara sesama Muslim. Menyakiti kerabat Muslim, baik secara corak maupun verbal, adalah tindakan nan dikecam keras dalam aliran Islam. Rasulullah SAW bersabda, “Seorang Muslim adalah kerabat bagi Muslim lainnya. Dia tidak boleh menzalimi namalain mengabaikannya.” (HR Bukhari dan Muslim). Ketika seseorang dengan sengaja menyakiti saudaranya, dia tidak hanya melanggar kewenangan manusia, tetapi juga melanggar kewenangan Allah, nan memerintahkan umat-Nya untuk saling berkasih sayang.
Pelajaran dari Penyebab Su’ul Khatimah
Keempat perihal ini mengajarkan bahwa etika dan ibadah seseorang sangat menentukan nasib akhirnya. Menjaga shalat, menjauhi khamr, berkhidmat kepada orang tua, dan memperlakukan sesama Muslim dengan baik adalah langkah-langkah krusial menuju husnul khatimah. Sebaliknya, mengabaikan hal-hal ini tidak hanya merusak kehidupan dunia, tetapi juga menutup pintu kebaikan di akhirat.
Sebagai Muslim, kita perlu terus memperbaiki diri dan menjadikan nasihat para ustadz sebagai pedoman. Su’ul khatimah bukanlah nasib nan tak terelakkan, melainkan akibat dari pilihan dan kebiasaan jelek nan dibiarkan terus berlangsung. Dengan memegang teguh aliran Islam, menjaga ibadah, dan memperbaiki hubungan dengan sesama, kita berambisi dapat mengakhiri hidup dengan husnul khatimah, mendapatkan rahmat Allah, dan meraih kebahagiaan kekal di akhirat.