Meski Sudah Menikah Dan Punya Anak, Sesungguhnya Aku Masih Butuh Sosok Orang Tuaku

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

#HaiBunda, saya seorang ibu nan telah dikaruniai dua anak wanita nan elok dan salihah. Mungkin dari luar, orang-orang melihatku sebagai seorang wanita nan senang lahir batin. Namun, itu semua sebenarnya tidaklah nyata..

Masalah nan datang ke dalam keluargaku seakan selalu datang tak habis-habisnya. Menguras daya dan kesedihan nan tak ada ujungnya..

Ada saja masalah dari kedua orang tuaku nan membuatku merasa tidak berdaya. Fokus ku untuk anak-anak pun menjadi buyar. Padahal saya tetap sangat memerlukan sosok orang tua tempat untuk bersandar. 

Semua berasal dari keputusan adikku untuk menikahi seorang laki-laki nan rupanya membawa perihal jelek terhadap orang tua kami. Tak disangka rupanya dia mempunyai perangai nan sangat jelek dan berani untuk bersikap kurang ajar kepada orang tuaku.

Suatu hari iparku pernah melempar batu ke kaca rumah saat Ayah kami tengah pergi ke masjid. Kejadian itu membikin orang tuaku sangat sakit hati. Mereka pun menjadi sibuk untuk menghadapi adik iparku ini sampai-sampai Ayah rela meminjam duit ke sana-sini. Apesnya, mereka malah kena tipu hingga menjual rumah dan sekarang terpaksa mengontrak rumah.

Belum usai di situ, Ayah kemudian berupaya kabur dari rumah untuk menjual ginjalnya ke rumah sakit. Untungnya kami sempat menghentikan niatnya tersebut dan keesokan harinya Ayah pun pulang ke rumah. Ia mengaku pihak rumah sakit menolak menerima ginjalnya lantaran dia tidak membawa tanda pengenal berupa KTP.

Tak menyerah, Ayah kabur kedua kalinya tapi kali ini langkahnya terhenti saat memandang masjid dan memutuskan untuk salat di sana kemudian kembali ke rumah.

Sementara itu, Ibu selalu minta duit kepadaku. Aku pun selalu berupaya memenuhi permintaan mereka, nan krusial mereka sehat dan tercukupi.

Aku merasa sedih iba dengan kondisi Ibu dan Ayah. Mereka mempunyai tujuh anak, tapi satu meninggal sehingga tersisa 3 laki-laki dan 3 perempuan, termasuk aku.

Yang membuatku tambah sakit hati, kakak-kakak tak ada nan peduli dengan keadaan orang tua kami, sedangkan saya anak wanita pertama.

Di sisi lain, saya hanya mengandalkan duit suami lantaran saya udah berhujung kerja. Sebelumnya saya mengajar di salah satu sekolah swasta di Palembang sekaligus pegawai tata upaya di sekolah swasta. Namun semenjak punya anak, saya memutuskan untuk resign lantaran tak ada nan bisa menjaga anak-anak. Aku pun enggan merepotkan mertua lantaran dia sudah tua.

Duh, rasanya mau sekali berkeluh kesah, tapi kudu bercerita ke siapa? Aku tak mau merepotkan orang tua dan mertua.

Teradang saya suka merasa iri dengan wanita lain nan tetap bisa pulang ke rumah orang tua saat mengalami masalah namalain sedang lelah, tapi saya tak bisa.

Aku hanya bisa memendam semua keluh kesah ini sendiri. Prinsipku, tak apa bakal saya hadapi semuanya asalkan kedua orang tuaku bahagia.

Memang betul ya Bun, meski sudah menjadi ibu, seorang anak wanita tetaplah butuh sosok Ibu dan Ayahnya. Sedih rasanya, tapi saya percaya Allah Maha Penolong. Pada akhirnya nanti, Allah bakal memberi kebahagiaan ke family kami..

- Bunda S, Palembang -

Mau berbagi cerita juga, Bun? Yuk cerita ke Bubun, kirimkan lewat email [email protected]. Cerita terbaik bakal mendapat bingkisan menarik dari HaiBunda.

(pri/pri)

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027