Mengapa Bulan Syaban Istimewa?

Sedang Trending 5 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

KincaiMedia, JAKARTA -- Di bulan Syaban ini, masyarakat Muslim mengisinya dengan beragam kebaikan ibadah. Apa sebetulnya nan membikin bulan Syaban ini mempunyai keistimewaan besar dalam Islam?

Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Miftahul Huda menjelaskan, Syaban secara bahasa berasal dari kata 'Syakbun' nan berfaedah akar. Akar itu sifatnya berserabut, berserakan, dan tidak menyatu. Syakbun juga berfaedah kaum namalain bangsa.

"Kemudian kata Syakban ini dijadikan nama bulan ke delapan dalam almanak hijriah nan jatuh sesudah bulan Rajab dan sebelum bulan Ramadhan," kata dia beberapa waktu lalu.

Kiai Miftah juga menyampaikan beberapa perihal nan menjadi aspek bulan ini dinamai Syakban. Pertama, orang-orang biasanya berceceran di Syakban untuk melakukan penyergapan dan perkelahian setelah mereka selama bulan Rajab dilarang melakukan pertumpahan darah. Bulan Rajab bagi orang Arab adalah bulan suci di mana berantem kekerasan tidak diizinkan di bulan ini (asyhuru al-hurum).

Kedua, orang-orang biasa menyebar di bulan Syakban untuk mencari air. Ketiga, Tanaman bakal tumbuh dan berkembang dengan munculnya cabang-cabang di bulan ini. Jadinya tanaman tersebut bercabang-cabang. Keempat, dinamai Syakban lantaran muncul di antara bulan Rajab dan Ramadhan.

Kelima, adalah waktu berkumpul, lantaran di dalam bulan Syakban berkumpul kebaikan nan banyak sekali seperti bulan Ramadhan, baik nan berdimensi ritual keagamaan maupun sosial. Sehingga orang Arab banyak nan menamainya dengan Syakban.

Kiai Miftah juga menguraikan, dalam sejarah kenabian, pada bulan Syakban tercatat ada peristiwa krusial adalah perintah dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dan umatnya untuk mengubah arah kiblat dalam shalat dari arah Masjid al-Aqsha di Kota Quds ke arah Ka’bah di Kota Makkah.

Peristiwa tersebut terjadi pada saat shalat Dzuhur di tanggal 17 Syakban tahun 8 setelah Hijrah. Peristiwa pengalihan arah kiblat ini mengandung hikmah ilahiyah adalah Allah mau menampakkan kepada Nabi Muhammad SAW mana orang-orang nan betul-betul berakidah pada aliran nan dibawa oleh nabi, dan mana orang-orang nan ingkar kepadanya.

"Bulan Syakban mempunyai keistimewaan. Di antaranya, pertama, pada bulan ini kebaikan perbuatan manusia kepada Allah SWT dicatat dan dilaporkan kepada Allah SWT," jelasnya.

Adapun dalam hadits riwayat Imam Nasa'i, dikatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Ini adalah bulan di mana manusia melalaikannya (dari kebaikan sholeh). Ia adalah bulan antara bulan Rajab dan Ramadhan, adalah bulan di mana amal-amal bakal diangkat kepada Tuhan alam semesta. Dan saya senang amalanku diangkat ketika saya berpuasa." (HR An-Nasai dan Abu Dawud)

Kiai Miftah menjelaskan, hadits tersebut secara tidak langsung mengisyaratkan untuk senantiasa memperbanyak kebaikan dan perbuatan baik nan tidak terbatas dengan kebaikan puasa, sholat sunnah, berzikir, membaca shalawat, maupun amal-amal sosial, seperti memperbanyak infak, sedekah, hadiah, dan lain-lain.

"Kalau pun kita tidak bisa untuk memperbanyak kebaikan perbuatan nan baik, maka setidaknya kita mencegah untuk tidak melakukan durhaka kepada Allah SWT dengan tidak meninggalkan perihal nan wajib, tidak menyakiti orang lain dengan tindakan fisik, ucapan, ujaran kebencian, mengadu domba, tuduhan namalain nan lainnya baik secara langsung maupun lewat media sosial," paparnya.

sumber : Dok Republika

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027