ARTICLE AD BOX
KincaiMedia- Puasa Sya’ban adalah salah satu ibadah sunnah nan mempunyai banyak hikmah dan keutamaan. Syekh Nawawi Al-Bantani, seorang ustadz besar asal Banten, menjelaskan bahwa salah satu argumen utama disyariatkannya puasa di bulan Sya’ban adalah lantaran bulan ini sering dilalaikan oleh manusia.
Hal ini sebagaimana nan disebutkan dalam hadits Rasulullah saw. nan diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid ra., bahwa bulan Sya’ban adalah bulan di antara Rajab dan Ramadhan nan sering diabaikan oleh manusia, padahal di bulan ini amal-amal manusia diangkat kepada Allah swt.
Dalam hadits nan diriwayatkan oleh An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Khuzaimah, Rasulullah saw. menyatakan bahwa beliau senang jika amalnya diangkat dalam keadaan berpuasa. Oleh lantaran itu, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak puasa di bulan ini agar ketika kebaikan mereka diangkat kepada Allah swt., mereka berada dalam kondisi ibadah nan terbaik. Puasa Sya’ban menjadi ibadah nan mendekatkan diri kepada Allah serta menyiapkan diri menyambut bulan suci Ramadhan.
عن أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ، قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ. قَالَ: ذَاكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya; Dari Usamah bin Zaid, dia berkata: “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, saya tidak pernah melihatmu berpuasa dalam suatu bulan sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban.’ Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Itu adalah bulan nan dilalaikan oleh banyak orang, adalah antara Rajab dan Ramadhan. Bulan itu adalah bulan diangkatnya kebaikan perbuatan kepada Tuhan semesta alam, dan saya suka jika amalku diangkat dalam keadaan saya berpuasa.
Selain sebagai corak persiapan spiritual menjelang Ramadhan, puasa di bulan Sya’ban juga menjadi latihan bagi seorang Muslim untuk meningkatkan ketakwaannya. Dengan berpuasa, seseorang bakal terbiasa menahan diri dari hal-hal nan membatalkan pahala ibadah serta lebih konsentrasi dalam menjalankan ketaatan kepada Allah swt. Hal ini menjadikan bulan Sya’ban sebagai momen krusial dalam perjalanan spiritual seorang Muslim.
Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitab Nihâyatuz Zain, laman 197 juga menjelaskan bahwa salah satu keistimewaan puasa Sya’ban adalah memperoleh syafaat dari Rasulullah saw. di hari kiamat. Beliau menyebut bahwa Rasulullah saw. mempunyai kecintaan nan besar terhadap puasa di bulan Sya’ban, sehingga siapa pun nan mengamalkannya dengan penuh keikhlasan bakal mendapatkan pertolongan beliau di alambaka kelak.
وَالثَّانِي عَشَرَ صَوْمُ شَعْبَانَ، لِحُبِّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِيَامَهُ. فَمَنْ صَامَهُ نَالَ شَفَاعَتَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Artinya; Dan nan kedua belas adalah puasa di bulan Sya’ban, lantaran Nabi SAW menyukai berpuasa di dalamnya. Maka, siapa nan berpuasa di bulan itu, dia bakal memperoleh syafaat Rasulullah pada hari kiamat.
Keutamaan lain dari puasa Sya’ban adalah sebagai corak pengagungan terhadap bulan nan penuh berkah ini. Sebagaimana dijelaskan dalam beragam kitab tafsir dan hadits, bulan Sya’ban mempunyai kedudukan nan spesial dalam Islam. Salah satu peristiwa krusial nan terjadi di bulan ini adalah peralihan kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka’bah di Makkah, nan menjadi simbol kemandirian umat Islam dalam beribadah.
Di sisi lain, puasa Sya’ban juga mempunyai kegunaan dalam aspek kesehatan. Dalam pengetahuan kedokteran, puasa terbukti dapat membantu proses detoksifikasi tubuh dan memperbaiki sistem pencernaan. Dengan menjalankan puasa Sya’ban, seorang Muslim tidak hanya mendapatkan pahala dari sisi ibadah, tetapi juga kegunaan corak nan dapat menunjang kesehatannya dalam menjalankan puasa Ramadhan.
Selain berpuasa, bulan Sya’ban juga dianjurkan untuk memperbanyak ibadah lain seperti membaca Al-Qur’an, beristighfar, serta bersedekah. Rasulullah saw. dalam beragam riwayat disebutkan banyak melakukan kebaikan kebaikan di bulan ini, menjadikannya sebagai teladan bagi umat Islam dalam meningkatkan kualitas ibadah sebelum memasuki bulan Ramadhan.
Puasa Sya’ban juga dapat menjadi sarana untuk menghapus dosa-dosa kecil. Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. menyebut bahwa ibadah puasa dapat menjadi penebus dosa selama dosa tersebut bukan termasuk dosa besar. Dengan demikian, menjalankan puasa Sya’ban dapat menjadi upaya seorang Muslim dalam membersihkan diri sebelum memasuki bulan penuh ampunan, adalah Ramadhan.
Dengan segala hikmah dan keutamaannya, puasa Sya’ban menjadi salah satu ibadah nan sangat dianjurkan bagi umat Islam. Syekh Nawawi Al-Bantani menegaskan bahwa siapa pun nan mengamalkan puasa ini dengan penuh keikhlasan bakal mendapatkan keistimewaan besar di bumi dan akhirat. Oleh lantaran itu, hendaknya seorang Muslim tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk meningkatkan kebaikan ibadah di bulan nan penuh berkah ini.
Sebagai kesimpulan, puasa Sya’ban bukan hanya sekadar ibadah sunnah biasa, tetapi mempunyai banyak kegunaan baik secara spiritual maupun fisik. Hikmah utama dari puasa ini adalah untuk menghindarkan diri dari kelalaian, mempersembahkan kebaikan terbaik kepada Allah, mendapatkan syafaat Rasulullah saw., serta menjadi persiapan dalam menyambut bulan Ramadhan. Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk menjalankan ibadah ini dengan penuh keikhlasan dan mendapatkan keberkahan dari-Nya. Aamiin.