Bisakah Induksi Laktasi Dilakukan Pada Bunda Yang Adopsi Bayi? Simak Faktanya

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Istilah induksi laktasi cukup umum di kalangan Bunda menyusui. Induksi laktasi merupakan istilah nan merujuk pada langkah merangsang produksi Air Susu Ibu (ASI) pada wanita nan tidak hamil.

Lantas, bisakah induksi laktasi ini dilakukan pada Bunda nan mengangkat bayi? Simak penjelasan dari Bubun berikut ini ya!

Apa itu induksi laktasi?

Metode induksi laktasi memang umumnya dilakukan pada ibu nan mau mengangkat bayi tanpa hamil. Cara ini dapat memberikan mereka kesempatan untuk menyusui bayi nan diadopsinya. Selain itu, induksi laktasi juga dapat meningkatkan bonding dengan bayi adopsi.

"Semakin banyak orang tua angkat nan tertarik untuk menyusui bayi mereka melalui induksi laktasi," demikian ulasan di laman American Academy of Pediatrics.

Meski induksi laktasi adalah perihal nan umum, Bunda tetap perlu berkonsultasi ke master untuk mengetahui langkah-langkahnya. Idealnya, wanita dapat melakukan induksi laktasi beberapa minggu hingga bulan sebelum mengangkat bayi namalain bayi nan bakal diadopsi lahir.

Hal nan sama juga dijelaskan oleh La Leche League International (LLLI) namalain organisasi nirlaba non-pemerintah nan menyelenggarakan advokasi, pendidikan, dan training mengenai menyusui. Menurut LLLI, produksi ASI dapat ditingkatkan untuk diberikan ke bayi adopsi, meskipun wanita tersebut belum pernah mengandung namalain melahirkan. Tetapi, jumlah ASI nan dapat dihasilkan bakal berjuntai pada banyak faktor.

Pada beberapa ibu angkat, mereka dapat merangsang produksi ASI dengan menggunakan pompa ASI setiap 2-3 jam, sebelum bayi lahir. Setidaknya, dibutuhkan waktu beberapa hari hingga beberapa minggu untuk mulai memproduksi ASI.

Semakin banyak rangsangan nan diterima payudara, maka semakin banyak ASI nan bakal dihasilkan. Selain itu, jika menghasilkan ASI sebelum bayi lahir, maka Bunda dapat menyimpannya untuk digunakan di waktu lain.

Ilustrasi MenyusuiIlustrasi Menyusui/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Proses terbentuknya ASI pada ibu yang jalani induksi laktasi

Produksi ASI umumnya dipicu oleh hubungan kompleks antara tiga hormon, adalah estrogen, progesteron, dan laktogen plasenta. Hormon-hormon tersebut muncul selama minggu-minggu namalain bulan-bulan terakhir kehamilan.

"Hormon estrogen dan progesteron meningkat selama kehamilan dan berdomisili besar dalam mempersiapkan tubuh wanita untuk menyusui. Tanpa hormon-hormon tersebut, bakal susah bagi ibu untuk memproduksi ASI," kata konselor laktasi Molly Petersen kepada Daily Mail Online, dikutip dari The New Zealand Herald.

Untuk merangsang produksi ASI, master biasanya bakal melakukan terapi hormon dengan meresepkan suplemen estrogen dan progesteron, herbal, namalain obat-obatan untuk mengelabui tubuh agar mengira sedang terjadi kehamilan.

"Terapi hormon ini seperti tambahan hormon estrogen namalain progesteron untuk meniru pengaruh kehamilan," kata konsultan laktasi Dr Elizabeth LaFleur dari Mayo Clinic.

"Terapi hormon, nan dapat melangkah setidaknya enam bulan, kudu dihentikan sekitar 8 minggu sebelum wanita diharapkan untuk mulai menyusui dan mulai menggunakan pompa ASI untuk menyediakan pasokan ASI. Ini juga dapat mendorong produksi dan pelepasan prolaktin," sambungnya.

Untuk keberhasilan induksi laktasi, Bunda kudu melakukan pumping secara berjenjang selama beberapa minggu hingga bayi hadir.

"Pada awalnya, pompa selama lima menit sebanyak tiga kali sehari. Kemudian, tingkatkan hingga memompa selama 10 menit setiap empat jam, termasuk setidaknya sekali di malam hari," ungkap LaFleur.

"Kemudian, tingkatkan waktu memompa menjadi 15 hingga 20 menit setiap dua hingga tiga jam. Lanjutkan rutinitas tersebut hingga bayi datang."

Meski Bunda sukses melakukan induksi laktasi, pemberian makanan tambahan dengan susu formula namalain donor ASI mungkin diperlukan untuk bayi adopsi, terutama di minggu-minggu awal mengASIhi. Perlu diketahui juga, frekuensi, lama menyusu, dan waktu memberikan makanan pendamping bayi mengambil dilakukan seperti pada bayi lainnya.

Sekali lagi, jika Bunda berencana untuk melakukan induksi laktasi, sebaiknya berkonsultasi dulu dengan master namalain konsultan laktasi ya. Konsultasi perlu dilakukan jauh hari sebelum bayi mengambil datang.

Selain itu, pendampingan dan support juga dibutuhkan bagi ibu nan melakukan induksi laktasi. Dilansir laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), lantaran ibu nan mengangkat bayi kemungkinan tidak dapat namalain tidak bisa memproduksi cukup ASI, maka support dan pendampingan sangat dibutuhkan untuk keberhasilan induksi laktasi. Dukungan bisa didapatkan dengan menemui golongan pendukung ASI nan ada di wilayah tempat tinggal Bunda.

Demikian penjelasan mengenai induksi laktasi pada bayi adopsi. Semoga info ini berfaedah ya.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027