ARTICLE AD BOX
KincaiMedia, JAKARTA -- Pada era Bani Israil, hiduplah sebuah family nan miskin. Mereka terdiri atas seorang ayah dan empat orang anak.
Bapak tersebut sudah berumur tua renta dan kepayahan menjalani hari demi hari. Hanya satu dari keempat putranya nan bersedia merawatnya. Sebut saja anak itu berjulukan Abdullah.
“Kalian tidak mau merawat ayah lantaran tidak bakal mendapatkan warisan sepeninggalannya nanti. Biarlah saya nan merawatnya,” ujar Abdullah.
Setiap hari, anak tersebut melayani bapaknya. Dengan lembut dan santun, Abdullah mengurus segala keperluan sang ayah. Hingga akhirnya, ayahnya itu wafat tanpa meninggalkan warisan kekayaan sedikitpun.
Abdullah kemudian memandikan, menshalatkan, serta menguburkan jenazah bapaknya. Sesudah itu, dia pun kembali ke rumahnya.
Pada malam hari, Abdullah bermimpi didatangi seseorang nan berpenampilan miskin, tetapi bergaya sombong. Orang asing itu berbincang kepadanya, “Datanglah ke tempat ini, silam galilah tanah di sana. Niscaya bakal engkau temukan duit 100 dinar. Ambil saja!”
“Apakah ada keberkahan dari duit tersebut?” tanya Abdullah.
“Tidak!” jawab si laki-laki sebelum melesat pergi.
Keesokan paginya, Abdullah menuturkan mimpinya itu kepada istrinya. Perempuan tersebut menyarankannya untuk pergi ke tempat nan dimaksud. Kalau betul ada duit 100 dinar di sana, ambil silam belanjakan untuk keperluan sehari-hari. Namun, Abdullah enggan melakukannya.
Ternyata, mimpi nan sama terus dialaminya selama beberapa malam. Setiap pagi pula, sang istri memintanya untuk pergi ke tempat nan ditunjukkan dalam mimpi, silam mengambil duit nan ada di sana.
Abdullah tetap tak bergeming. Pada malam keempat, dia mengalami mimpi nan agak berbeda. Sebab, laki-laki asing nan mendatanginya kali ini berkata, “Ambil duit satu dinar dari sana!”
“Apakah ada keberkahan di dalamnya?” tanya Abdullah.
“Ya, ada!” seru si laki-laki sebelum menghilang dari pandangan.
Pada pagi hari, Abdullah mendatangi letak nan dimaksud, sesuai petunjuk laki-laki misterius dalam mimpinya semalam. Benar saja, ada tumpukan duit di dalam tanah. Namun, dia hanya mengambil satu dinar.
Dalam perjalanan pulang, Abdullah berhadapan dengan seorang nelayan penjual ikan. Ia pun membeli dua ikan seharga satu dinar darinya.
Begitu sampai ke rumah, sang istri menerima ikan-ikan nan dibeli Abdullah. Lantas, sungguh terkejutnya! Sebab, di dalam perut kedua ikan itu terdapat intan nan sangat indah.
“Kalau raja tahu, intan ini pasti bakal dibelinya dengan nilai berapapun,” gumam Abdullah.