ARTICLE AD BOX
KincaiMedia, JAKARTA -- Rasulullah Muhammad SAW merupakan rahmat bagi semesta alam. Bahkan, jauh sebelum beliau lahir namanya sudah dikenal. Menurut sabda riwayat Imam al-Baihaqi, suatu kali Maisarah bertanya kepada beliau, “Ya Rasulullah, kapankah engkau menjadi nabi?”
Rasulullah SAW menjawab, “Pada saat Allah SWT menciptakan bumi, ber-istiwa’ di langit, menciptakan tujuh langit, menciptakan Arasy, silam Dia menulis di tiang Arasy, ‘Muhammad adalah penutup para Rasul'.’ Dia menciptaknn surga nan mana Adam dan Hawa ditempatkan di sana, Dia menulis namaku pada pintu-pintu, daun-daun kubah, dan kemah-kemah, sedangkan Adam tetap berada di antara ruh dan jasad. Tatkala Allah menghidupkan Adam, Adam pun memandang ke arah Arasy dan memandang namaku, Allah memberitahukannya, ‘Itu adalah penghulu keturunanmu.’ Ketika Adam dan Hawa diperdayakan oleh setan, mereka bertaubat dan memohon syafaat kepada Allah dengan menggunakan namaku.”
Ibnul Jauzi dalam kitabnya, Al-Wafa, mengutip perkataan Wahb bin Munabbih tentang kesan Nabi Adam AS terhadap Muhammad SAW. Sebelumnya, Allah SWT menjelaskaan kepada Adam, suatu hari kelak Ka’bah bakal dibangun. Muhammad SAW bakal menjaga, melindungi dan merawat rumah Allah tersebut.
Allah SWT berfirman, “Aku adalah Allah, Pemilik Ka'bah ini. Penduduknya (Masjidil Haram Makkah) adalah orang-orang pilihan-Ku. Pengunjungnya adalah tamu-Ku dan berada dalam lindungan-Ku. Di sana terdapat rumah-Ku nan saya penuhkan dia dengan masyarakat langit dan bumi. Mereka mendatanginya beramai-ramai dengan berbulu kusut dan bergelimang debu. Mereka berteriak dengan mengucapkan tasbih. Mereka berlari dengan mengucapkan talbiyah. Mereka menangis dengan air mata mereka nan bercucuran. Siapa nan berangkat menujunya tanpa ada tujuan lain, sungguh dia telah menjenguk-Ku dan berjamu dengan-Ku sehingga patutlah jika Kuberi dia bingkisan dengan kemuliaan-Ku.”
Sebelum diri Nabi Muhammad SAW dilahirkan dari rahim ibundanya, sudah ada Nur Muhammad. Allah SWT menempatkannya dalam silsilah orang-orang terhormat sejak era Nabi Adam AS dan istrinya, Hawa. Dalam sabda riwayat al-Ajurri disebutkan, suatu ketika Ibnu Abbas bertanya, “Ya Rasulullah, di manakah Engkau ketika Nabi Adam berada di surga?”
Beliau menjawab, “Aku berada di dalam tulang sulbi, silam saya turun ke bumi berada di dalam sulbi Adam. Aku pun telah naik ke kapal saat saya berada di dalam sulbi ayahku, Nuh. Aku pun pernah dicampakkan ke dalam api pada saat saya berada di dalam sulbi Ibrahim. Kedua orang tuaku tidak berasosiasi dengan langkah zina. Allah selalu memindahkanku dari sulbi-sulbi nan suci ke rahim-rahim nan suci pula. Tidak terdapat dua bagian keturunanku selain saya berada pada nan terbaik di antara keduanya. Allah menjanjikan kenabian untukku di dalam kitab Taurat. Dia memberi buletin tentang itu. Dia membikin namaku terkenal di dalam kitab Injil. Bumi dan langit menjadi cemerlang lantaran wajah dan pandanganku.”