ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Pasangan suami istri (pasutri) nan menanti kehadiran anak tentu senang jika terlambat haid. Berbeda jika pasutri mau menunda kehamilan, telat menstruasi bisa membikin cemas. Lantas gimana jika telat menstruasi tapi hasil tes kehamilan negatif, normalkah? Ketahui penyebab dan langkah mengatasinya, Bunda.
Hasil negatif bisa saja itu negatif palsu. Hasil negatif tiruan sering kali terjadi jika Bunda melakukan tes kehamilan terlalu awal dalam siklus, namalain Bunda tidak mengikuti petunjuk produsen.
“Tidak semua orang mempunyai periode menstruasi nan teratur setiap bulan,” jelas Julia Arnold VanRooyen, MD, seorang master kandungan dan ginekologi bersertifikat dilansir dari Parents.
Menurutnya, normalnya gelombang menstruasi bervariasi antara setiap 21 hingga 35 hari, dan menstruasi juga dapat bervariasi dari bulan ke bulan.
Normalkah telat menstruasi tapi hasil tes kehamilan negatif?
Telat menstruasi itu sering dialami wanita usia subur. Jika Bunda tes kehamilan tapi hasilnya negatif bukan berfaedah Bunda tidak hamil. Ini dialami sejumlah wanita dan penyebabnya juga bervariasi.
Umumnya, tes kehamilan di rumah merupakan langkah nan dapat diandalkan untuk menentukan apakah Bunda mengandung namalain tidak. Namun, jika Bunda telat haid, tapi tes kehamilan negatif, dan tetap percaya bahwa hamil, ada kemungkinan hasil Bunda negatif palsu.
Para peneliti menunjukkan bahwa penyebab paling umum dari hasil tes nan tidak jeli adalah melakukan tes kehamilan sebelum jumlah hCG nan cukup muncul dalam urine. Biasanya, perihal ini terjadi ketika Bunda salah memperkirakan hari perkiraan menstruasi Bunda.
7 Penyebab telat menstruasi tapi tes kehamilan negatif
Berikut ini adalah beberapa argumen umum kenapa Bunda terlambat menstruasi nan tidak ada hubungannya dengan kehamilan.
1. Gaya hidup
VanRooyen mengatakan berolahraga berlebihan, menyusui anak, namalain stres dapat mempengaruhi menstruasi serta menyebabkan menstruasi terlambat. Hal ini sebagian besar disebabkan kadar estrogen.
“Estrogen—hormon nan membentuk lapisan rahim nan kemudian dilepaskan saat menstruasi—diproduksi terutama di ovarium, tetapi juga kelenjar adrenal dan sel lemak,” jelas VanRooyen.
2. Kenaikan namalain penurunan berat badan secara tiba-tiba
Ini juga dapat mengganggu siklus haid. Kenaikan namalain penurunan berat badan nan besar dapat menyebabkan perubahan jumlah estrogen dalam tubuh.
Sementara itu, stres mengaktifkan kelenjar adrenal untuk memproduksi hormon lain, seperti kortisol. Hal ini juga dapat menekan sekresi estrogen.
"Bahkan olahraga berlebihan nan menyebabkan jumlah lemak tubuh sangat rendah dapat mengakibatkan penurunan jumlah estrogen.," ujar VanRooyen.
3. Obat-obatan
Berbagai jenis obat dapat menyebabkan menstruasi tertunda namalain tidak ada. Misalnya, corak kontrasepsi hormonal—seperti pil kontrasepsi oral, patch, cincin vagina, dan IUD tertentu—semuanya dapat memengaruhi periode menstruasi.
“Banyak orang mengalami periode menstruasi nan jauh lebih ringan namalain mungkin berhujung menstruasi sama sekali saat menggunakan kontrasepsi hormonal,” tambah VanRooyen.
Menurutnya, ini normal dan tidak rawan namalain mengkhawatirkan. Obat-obatan lain nan dapat menyebabkan perubahan siklus menstruasi termasuk steroid, antikoagulan (pengencer darah), dan kemoterapi tertentu.
4. Hormon nan berfluktuasi
Perubahan kadar hormon dalam tubuh juga dapat menyebabkan periode menstruasi terlewat namalain tidak ada. Jika Bunda mempunyai tiroid nan terlalu aktif (hipertiroidisme) namalain tiroid nan kurang aktif (hipotiroidisme), perihal ini dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur.
Begitu juga kelenjar pituitari nan mengatur produksi hormon nan memengaruhi banyak kegunaan tubuh, termasuk siklus reproduksi. Tumor pada kelenjar pituitar dapat mengganggu menstruasi dan menyebabkan Bunda tidak menstruasi namalain tidak teratur menstruasinya. Untungnya, tumor ini biasanya jinak dan dapat ditangani oleh penyedia jasa kesehatan.
Menstruasi nan terlambat namalain tidak terjadi menstruasi juga dapat menjadi tanda memasuki masa perimenopause.
“Selama tahun-tahun perimenopause—biasanya setelah usia 40 tahun—fungsi ovarium menjadi lebih tidak menentu dan secara berjenjang berkurang dan kadar hormon menurun,” kata VanRooyen.
Rata-rata usia menopause di Amerika Serikat adalah 51 tahun, jadi umumnya terjadi perubahan produksi hormon selama satu dasawarsa namalain lebih seiring bertambahnya usia, dan ketidakteraturan menstruasi lebih umum terjadi pada rentang usia ini.
5. Kehamilan ektopik
Terjadi pada sekitar 1 hingga 2 persen kehamilan, kehamilan ektopik juga dapat menyebabkan hasil tes kehamilan negatif. Pada jenis kehamilan ini, embrio biasanya menempel di tuba fallopi, bukan di rahim, tetapi bisa juga terjadi di tempat lain.
"Kemungkinan terjadinya kehamilan ektopik meningkat lantaran hal-hal nan menyebabkan jaringan parut namalain kerusakan pada tuba fallopi, seperti jangkitan namalain operasi sebelumnya," kata VanRooyen.
Kehamilan ektopik tidak berkembang dengan baik dan tidak dapat memperkuat hidup. Pembentukan plasenta tidak hanya tertunda, tetapi produksi hormon kehamilan—human chorionic gonadotropin (hCG)—terganggu. Kondisi ini juga dapat rawan jika menyebabkan pecahnya tuba fallopi.
"Awalnya, kehamilan ektopik tumbuh seperti kehamilan normal, tetapi setelah mencapai ukuran tertentu, dia tidak dapat berkembang lebih jauh lantaran tuba falopi tidak dirancang untuk mengembang seperti rahim," kata VanRooyen.
“Hal ini menyebabkan peningkatan rasa sakit, pendarahan, dan sering kali, jika tidak diobati, pecahnya tuba fallopi, nan dapat menjadi keadaan darurat nan menakut-nakuti jiwa.”
6. Kondisi medis
Berbagai gangguan, termasuk sindrom ovarium polikistik (PCOS), juga dapat menyebabkan ketidaknormalan pada haid. PCOS adalah gangguan hormonal nan memengaruhi ovarium dan menyebabkan menstruasi nan terlambat lantaran kurangnya ovulasi dan kadar androgen nan lebih tinggi.
Endometriosis (pertumbuhan jaringan abnormal di luar rahim), penyakit Von Willebrand (gangguan pembekuan darah), dan kanker endometrium (sel kanker nan ditemukan di lapisan rahim) semuanya dapat menyebabkan menstruasi nan tidak teratur, berat, namalain terlambat juga.
7. Stres
Siklus menstruasi juga dapat dipengaruhi stres corak namalain emosional. Stres mengganggu keseimbangan hormon di dalam tubuh, sehingga ovulasi menjadi tertunda namalain tidak terjadi sama sekali.
Cara mengatasi menstruasi telat tapi tes kehamilan negatif
Bunda nan resah telat menstruasi tapi tes kehamilan negatif dapat mengatasinya dengan beragam langkah di bawah ini:
- Memperbaiki pola hidup: Bunda dapat memilih makan makanan sehat, cukup beristirahat, serta giat berolahraga untuk menjaga keseimbangan hormon.
- Pantau siklus haid: Ada banyak langkah untuk memantau siklus menstruasi Bunda, seperti menggunakan aplikasi pencari menstruasi agar Bunda mengetahui siklus menstruasi dengan lebih teratur.
- Kurangi stres: Bunda dapat menghindari pemicu stres. Selain itu cobalah untuk melakukan rileksasi baik dengan yoga maupun meditasi.
- Periksa ke dokter. Jika Bunda tak kunjung menstruasi setelah beberapa minggu, cobalah berkonsultasi dengan dokter.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)