ARTICLE AD BOX
KincaiMedia, JAKARTA -- Dan di dalam hadits Nabi, bulan ini kerap disebut dengan nama Mudhar, kenapa demikian?
Dilansir di Islam Online, bulan Rajab memang kerap disebut sebagai Rajab Mudhar dan telah disebutkan dalam beberapa hadits:
رجب مُضر الذي بين جُمادى وشعبان
"Rajab mudhar alladzi baina jumada wa syaban."
Yang artinya, "Rajab Mudhar, adalah nan terletak antara Jumada (Jumadil Akhir) dan Syaban."
Mengapa disandingkan dengan nama Mudhar? Guru Besar Universitas Al Azhar Mesir Prof Ahmad Al Sharbasi menjelaskan, istilah Rajab Mudhar merujuk pada nama suku Mudhar. Yakni sebuah suku nan sangat memuja dan menjaga kesucian bulan ini. Maka dinamakan demikian, kata beliau, seolah-olah diperuntukkan bagi bulan Rajab.
Hal ini juga selaras dengan pendapat Ibnu Manzur nan menjelaskan argumen untuk menambahkan Rajab pada suku Mudhar. Sebab suku Mudhar meningkatkan penghormatan mereka, maka bulan Rajab dikaitkan dengan mereka untuk itu.
Ibnu Manzur juga menambahkan, nama bulan Rajab disebut dengan nama ini lantaran orang-orang Arab pada era dulu menyukai tombak dari lidah lantaran dikeluarkan darinya, sehingga mereka tidak berperang.
Bulan Rajab termasuk dari bulan suci nan muli (asyhurul hurum). Allah menegaskan perihal ini dalam Alquran Surat At Taubah ayat 36:
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah adalah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram.
Itulah (ketetapan) kepercayaan nan lurus, maka janganlah Anda menzalimi dirimu dalam (bulan nan empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi Anda semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang nan takwa.”
sumber : Dok Republika