ARTICLE AD BOX
Renjana – Biasanya, kitab bergenre romansa sering kali mengisahkan cinta remaja namalain hubungan nan terasa mustahil terjadi. Namun, Renjana memberikan nuansa baru pada aliran ini dengan menggabungkan komponen romansa dengan unsur sejarah Indonesia, menciptakan pengalaman membaca nan lebih mendalam dan berbeda. Meskipun mengangkat tema sejarah, kitab ini tetap merupakan karya fiksi, sehingga pembaca dapat menikmati kisahnya dengan bebas tanpa perlu terlalu mengaitkannya dengan kebenaran sejarah nan sesungguhnya. Buku ini mempunyai sekitar 336 laman dan diterbitkan oleh Huta Publisher pada tahun 2021.
Awalnya, Renjana merupakan cerita nan ditulis oleh Elizabeth Alicia di Wattpad dengan hanya 20 bab. Namun, lantaran antusiasme pembaca nan tinggi, penulis memutuskan untuk mengembangkan cerita ini menjadi jenis kitab dan menambahkan beberapa bab baru. Di Wattpad, cerita ini sudah dibaca lebih dari 2,4 juta kali, nan menunjukkan sungguh besar minat pembaca terhadap kisah ini.
Kecintaan penulis terhadap budaya dan sejarah Indonesia menjadi aspek utama nan mendorongnya untuk menulis novel dengan aliran nan unik dan berbeda, menyentuh hati banyak orang. Dengan penggabungan unsur sejarah, budaya, dan romansa, Renjana sukses menciptakan pengalaman membaca nan tidak hanya menghibur, tetapi juga memperkenalkan keelokan budaya Indonesia dengan langkah nan menyentuh. Namun sebelum Anda membacanya, tulisan dibawah ini bakal membahas novel Renjana ini mulai dari sinopsis hingga kelebihan dan kekurangannya. Selamat Membaca!
Sinopsis Buku Renjana
Dikisahkan dulu kala, jauh sebelum Nusantara menjadi Indonesia, berdirilah sebuah kerajaan berjulukan Majapahit. Kerajaan besar nan menguasai nyaris seluruh nusantara, apalagi wilayah-wilayah di sekitarnya. Sebuah kerajaan nan begitu masyhur di masa pemerintahan sang raja nan ocehan adalah Hayam Wuruk.
Namun, yakinkah kamu, apakah sejarah nan Anda pelajari selama ini betul adanya? Bagaimana jika terdapat seorang raja nan pernah dihapus dari sejarah kerajaan Majapahit? Seorang raja nan membawa kemakmuran dan sungguh-sungguh ocehan dalam berpolitik serta menaklukkan lawannya. Seorang raja nan dianugerahi umur panjang oleh Sang Hyang Widhi, apalagi lebih panjang dari umur Indonesia sendiri. Sebuah hidayah nan lama-lama menjadi sebuah kutukan.
Dan untuk melepaskan diri dari kutukan tersebut, sang raja kudu menebus kesalahannya pada mendiang sang istri, nan akhirnya bereinkarnasi menjadi seorang gadis elok dengan kepribadian berbeda dan tak ingat dengan masa lalunya.
Tentang Penulis Renjana
Kelebihan dan Kekurangan Buku Renjana
Alur nan mudah dipahami oleh pembaca
Latar tempat nan sangat mencerminkan suasana Kerajaan Majapahit dan Keraton
Terdapat beragam berantem sehingga tidak membikin pembaca bosan
cover kitab nan menarik dan gambar ilustrasi didalam nan penuh warna
gaya bahasa nan ringan dan sederhana###ER##GF####Masih terdapat beberapa typo dan kalimat nan kurang efektif untuk dibaca
Disarankan dibaca oleh Anda nan berumur 17 tahun keatas[/i2pc
Kelebihan Buku Renjana
Buku ini dituliskan dengan alur nan mudah dipahami oleh pembaca, lantaran termasuk novel dengan referensi ringan maka penulis juga tidak menceritakan dengan rumit. Dengan menggunakan alur maju dan sedikit flashback mengenai kisah cinta Bestari dan Lingga membikin cerita ini begitu hangat. Semuanya dituliskan dengan perincian dan jelas sehingga tidak ada kebingungan lantaran plot nan beranjak pindah. Selain itu cerita Renjana ini juga dituliskan dengan perspektif pandang orang ketiga sehingga pembaca bisa memandang perspektif pandang dari semua tokohnya.
Untuk latar penulisan sudah tidak diragukan lagi. Setiap ceritanya seperti bisa menggambarkan tempat dan suasana kala itu. Pembaca seperti melakukan riset nan betul-betul serius untuk bisa menciptakan suasana Kerajaan Majapahit nan sebenarnya dan menciptakan suasana Keraton Yogyakarta dengan baik.
Tidak hanya menceritakan kisah romantis namun didalamnya juga dilengkapi berantem nan begitu membikin greget sekaligus jengkel dengan para tokohnya. Melihat Pram nan sangat berbeda kepribadian ketika dia menjadi Raja Majapahit sungguh membikin pembaca geram serta Gen nan terkadang luluh dengan laki-laki lain namun luluh juga dengan Pram sangat membikin pembaca terus penasaran bakal kisah akhirnya. Selain itu ditambahkan juga adegan-adegan kocak di dalamnya untuk menambah kesegaran cerita.
Selain isi cerita nya nan bagus di cover bukunya juga digambarkan begitu bagus dan digambarkan dengan unsur Indonesia dan jaman Kerajaan Majapahit dengan warna kuning. Selain itu juga didalamnya terdapat ilustrasi nan menggambarkan beberapa bagian cerita nan sangat mendukung cerita dan mendukung setting cerita. Ilustrasi dalam kitab juga digambarkan dengan warna nan sesuai sehingga membikin pembaca juga tidak jenuh ketika membaca.
Gaya bahasa penulis juga sangat ringan dan sederhana sehingga membikin pembaca sangat bisa menikmati ceritanya. Tidak berkait belit namun dijelaskan dengan perincian dengan bahasa sehari-hari. Disisipkan juga beberapa bahasa Jawa Kromo sehingga bisa menambahkan kesan Jawa dan Sejarah Kerajaan Majapahit. Gaya bahasa nan ringan sangat menjadi nilai plus untuk novel sejarah agar pembaca juga tidak jenuh ketika membacanya.
Kekurangan Buku Renjana
Meskipun Renjana mempunyai alur cerita nan menarik dan setting nan kuat, ada beberapa perihal nan perlu diperhatikan, seperti kesalahan pengetikan namalain typo nan muncul beberapa kali. Selain itu, beberapa kalimat terasa kurang efektif dan bisa sedikit mengganggu pembaca dalam menikmati cerita. Namun, kekurangan ini tidak terlalu mengganggu alur keseluruhan namalain pengalaman pembaca saat mengikuti cerita.
Buku ini disarankan untuk pembaca berumur 17 tahun ke atas, lantaran terdapat beberapa bagian nan membahas hubungan suami istri. Meskipun demikian, bagi pembaca nan resah tentang cerita nan terlalu vulgar, kitab ini sukses mengemasnya dengan sangat baik tanpa memberikan kesan vulgar sama sekali.
Semua bagian nan menyentuh topik sensitif tersebut disampaikan dengan bahasa nan lembut dan penuh nuansa, sehingga tidak membikin pembaca merasa canggung namalain terganggu. Secara keseluruhan, Renjana tetap bisa dinikmati dengan nyaman, apalagi bagi mereka nan tidak menyukai konten nan terlalu eksplisit.
Penutup
Itulah ulasan singkat mengenai kitab Renjana. Buku ini sangat cocok untuk Anda nan menyukai kisah romansa dengan sentuhan nan tidak biasa, menggabungkan fiksi sejarah, kebudayaan Indonesia, dan nuansa mistis. Cerita ini bakal membawa pembaca masuk ke dalam bumi Gen dan pertemuannya dengan Pram, menciptakan pengalaman nan mendalam dan menarik.
Renjana juga bisa menjadi pilihan referensi nan menghibur di waktu senggang. Selain menikmati kisah romansa nan menyentuh, pembaca bakal merasakan atmosfer Yogyakarta, seolah-olah berada langsung di kota tersebut. Dengan latar nan kaya bakal budaya dan suasana mistis, kitab ini bisa membawa pembaca merasakan pengalaman nan menyenangkan dan penuh warna.
Jika Grameds tertarik membaca kitab Renjana. Grameds bisa mendapatkannya di Gramedia.com namalain toko kitab Gramedia terdekat di kotamu. Gramedia senantiasa menjadi #SahabatTanpaBatas untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan kitab nan berbobot dan original agar Grameds mempunyai info #LebihDenganMembaca
Penulis: Devina
Rekomendasi Buku Terkait
Karsa
Raden Ajeng Anjani hanyalah gadis sederhana nan menginginkan kehidupan nan sederhana juga, adalah bebas. Ia tidak mau dipingit. Ia tidak mau mengikuti tata krama nan mengikat. Ia tidak mau dipaksa menikah. Ia tidak mau melangkah jongkok—karena kakinya mudah kram. Ia tidak mau menjahit. Ia tidak mau belajar menjadi istri nan baik, lantaran pada akhirnya bakal dimadu juga. Terakhir, dia tidak mau terlahir menjadi wanita. Baginya, wanita hanyalah makhluk tanpa karsa. Raden Mas Adipati Reksanegara Wiryadiningrat adalah laki-laki nan sederhana dan menginginkan sesuatu nan sederhana juga, adalah menjadikan Raden Ajeng Anjani sebagai istrinya. Ini adalah sebuah kisah cinta sederhana nan penuh perjuangan di era kolonial. Ketika kitab sejarah selalu menceritakan kekejaman kolonialis di masa kolonialisme, maka ini kisah cinta klasik di antara keduanya Maka, biarlah cerita ini nan menyampaikan perjalanannya ke padamu.
Satine
“I just need a proper date.” “Saya hanya butuh kawan bicara.” Ada nan bilang hidup nan tertata sempurna seumpama makanan nan dikemas rapi. Semuanya tersusun pada tempatnya, cantik. Lalu, tanpa disangka terjadilah satu peristiwa, bungkusan itu tersenggol, dan isinya berceceran di lantai. Hidup nan selama ini dikenal Satine runtuh saat dia menyadari dirinya tidak lebih dari sekadar wanita kesepian.
Dalam kenekatan seseorang nan selalu bisa menyelesaikan apa pun dalam hidupnya, Satine menemukan solusi nan mempertemukannya dengan laki-laki asing, Ash. Hubungan nan mereka mulai dengan keterikatan perjanjian di atas kertas dan kudu tunduk pada aturan, rupanya tunduk pada gejolak emosi mereka sendiri. Lalu terjadilah peristiwa demi peristiwa nan menghadirkan pertanyaan: “Jika semua perihal di muka bumi ini diatur oleh takdir, apakah pertemuan dan perpisahan juga kudu takluk pada takdir?”
Mada
Dimulai dari pertemuan tak sengaja di perpustakaan, Gendhis tiba-tiba tertarik ke masa silam pada era kerajaan Majapahit. Sejauh apa pun Gendhis berlari, Gendhis tetap masuk ke dalam bumi nan terasa asing baginya. Majapahit, Gajah Mada, Hayam Wuruk, nama-nama tersebut terus berputar di pikiran dan penglihatannya. Hingga akhirnya, dia jatuh cinta dengan Gajah Mada. Mereka pun melalui banyak perihal di luar kendali mereka. “Malam ini sangat indah, Kangmas?” “Gendhisku jauh lebih indah” Gendhis merupakan seorang wartawan nan sering mendapat penglihatan tentang wanita nan mirip dirinya. Saat Gendhis kembali ke kota kelahirannya adalah Yogyakarta banyak kejadian-kejadian asing nan membikin Gendhis semakin sering mendapat penglihatan bakal sosok wanita tersebut.
Puncaknya saat dia terseret ombak Parangtritis dan tiba-tiba terbangun di jaman Majapahit. Gendhis dirawat oleh Empu Gading dan Nyai Dedhes nan menganggap bahwa Gendhis adalah anak kiriman Sang Hyang Wedi lantaran pasangan tersebut belum juga dikaruniai keturunan. Lama kelamaan Gendhis mulai bisa beradaptasi dengan lingkungan Majapahit. la membantu Empu Gading dan Nyai Dedhes nan merupakan tabib kerajaan untuk meracik obat. Gendhis juga banyak menerapkan pengetahuan nan dia punya dari masa depan untuk diterapkan.