ARTICLE AD BOX
Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan mengajarkan langkah pandang baru untuk meraih hidup nan penuh makna sesuai dengan tuntunan Ilahi. Bagi siapa pun nan mau menemukan kebijaksanaan dalam menjalani hidup, kitab ini adalah sebuah pedoman berharga.
Meski tema nan diangkat terdengar berat, tapi kitab ini membujuk Anda menyusuri tiap makna dalam hidup dengan cukup ringan. Grameds. Buku ini mengupas aliran ustadz besar dari Lasem nan menguraikan norma berkehidupan, berpendidikan, berketuhanan, dan berkeagamaan.
Isi kitab ini didasarkan pada Al-Qur’an, hadis, serta logika ustadz maka kitab ini menggunakan pendekatan “Wakulluman”, nan berfaedah “Setiap orang nan begini, maka bakal begini”. Hal ini memberikan perspektif mendalam nan menghubungkan aliran tradisional dengan kehidupan modern.
Grameds, apakah Anda merasa jika kehidupanmu sudah sesuai dengan nilai-nilai fitrah? Melalui kitab ini, Anda diajak untuk merefleksikan kehidupan dan memperbaiki langkah pandang terhadap dunia.
Kalau Anda mau menemukan jalan untuk mengubah arah hidup, itu artinya Anda sudah siap berkenalan dengan kitab ini! Namun, sebelum mengenal isi bukunya lebih jauh, mari mengenal penulisnya dulu, yuk.
- Profil Sang Penulis: Sebuah Perjalanan Spiritual dan Intelektual
- Sinopsis Buku Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan
- Kelebihan dan Kekurangan Buku Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan
- Pros & Cons
- Kelebihan Buku Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan
- Kekurangan Buku Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan
- Pesan Moral Buku Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan
- Kesimpulan: Sebuah Panduan Hidup nan Bermakna
- Rekomendasi Buku
- Agama untuk Peradaban: Membumikan Etos Agama dalam Kehidupan
- Hidup Itu Mudah Jangan Dibuat Susah
- Hidup Bahagia: 30 Langkah Inspiratif Menuju Hidup nan Lebih Baik
- Buku Best Seller Rekomendasi
- Artikel Terkait Review Buku
Profil Sang Penulis: Sebuah Perjalanan Spiritual dan Intelektual
Muhammad Ismail Al-Ascholy adalah sosok nan spesial dalam bumi kepenulisan, nan dikenal dengan perjalanan panjangnya sebagai santri kelana. Selama menuntut ilmu, dia beranjak dari satu pesantren ke pesantren lainnya, baik di Madura, Jawa, maupun Yaman. Pengalaman mendalam nan dia dapatkan dari belajar dengan ulama-ulama ternama memperkaya perspektifnya, dan perihal ini tercermin dengan jelas dalam karya-karyanya.
Lahir dari family ustadz besar, Lora Ismail—sapaan akrabnya—memiliki garis keturunan nan kuat dalam tradisi keilmuan dan keagamaan. Dedikasinya terhadap pengetahuan pengetahuan dan kepercayaan sangat mendalam, nan membuatnya tidak hanya mengandalkan warisan intelektual keluarga, tetapi juga berupaya untuk terus berkembang melalui pengalaman pribadi nan ditempuhnya. Ini menjadikannya pribadi nan tidak hanya kaya pengetahuan, tetapi juga mempunyai kedalaman spiritual.
Buku nan dia tulis mencerminkan kombinasi sempurna antara warisan intelektual nan dia terima dan pengalaman hidupnya. Karya-karya Muhammad Ismail Al-Ascholy tidak hanya berisi pemikiran nan mendalam, tetapi juga bisa menginspirasi pembaca dari beragam kalangan dan latar belakang. Dengan langkah ini, dia sukses menjembatani bumi tradisional dengan modernitas, memberikan kontribusi signifikan bagi pemikiran dan kebijaksanaan.
Sinopsis Buku Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan
Buku Hidup Seutuhnya bukan tentang rentetan peristiwa nan terjadi dalam kehidupan seseorang, melainkan tentang norma pakem untuk seseorang dapat memandang kehidupan dari sisi nan tepat sesuai takaran Tuhan. Kaidah bakal membikin manusia merasa lebih terhubung dengan kehidupan hingga dapat berbincang dengan bangganya: “Aku hidup!”.
Buku Hidup Seutuhnya ini mengupas intipati kitab karya ustadz besar dari Lasem tentang kaidah-kaidah dalam berkehidupan, berpendidikan, berketuhanan, dan berkeagamaan nan tentu diambil dari sumber Al-Qur’an, hadits, dan logika gamblang dari para ustadz nan masyhur dengan istilah Wakulluman, nan mengisyaratkan: bahwa “Setiap orang nan begini, maka bakal begini”.
Kelebihan dan Kekurangan Buku Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan
Pros & Cons
Pros
- Mengandung kalam hikmah nan menginspirasi dan penuh makna.
- Ditulis oleh penulis nan berbobot dengan latar belakang keilmuan nan kuat.
- Mengintegrasikan logika dan spiritualitas dengan harmoni.
- Menyajikan pandangan hidup nan holistik dan religius.
- Relevan untuk pembaca nan mencari pedoman hidup beragama.
- Membuka wawasan tentang hubungan manusia dengan Tuhan dan sesama.
- Berbasis pada sumber nan andal seperti Al-Qur’an dan hadits.
Cons
- Tidak semua pembahasan cocok untuk pembaca non-Muslim.
- Membutuhkan pemahaman awal tentang konsep keislaman nan mendalam.
Kelebihan Buku Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan
Dalam hiruk-pikuk bumi modern nan semakin kehilangan arah, datang sebuah kitab berjudul Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan karya Muhammad Ismail Al-Ascholy, nan menawarkan pedoman hidup nan berbobot tinggi. Buku ini bukan sekadar mengurai peristiwa namalain pengalaman hidup, melainkan menghadirkan kaidah-kaidah pakem sebagai perspektif pandang untuk memaknai kehidupan, pendidikan, dan hubungan dengan Tuhan. Dengan style penyampaian nan khas, kitab ini membujuk pembaca untuk menyelaraskan hidup mereka dengan takaran nan dirancang oleh Sang Pencipta.
Pada dasarnya, Hidup Seutuhnya berbincang tentang gimana menjalani kehidupan nan utuh, terarah, dan sesuai dengan fitrah manusia. Dalam setiap babnya, pembaca diajak untuk merenungkan konsep-konsep mendasar nan diambil dari sumber-sumber otoritatif seperti Al-Qur’an, hadits, dan pemikiran ustadz besar. Melalui pendekatan nan dikenal sebagai “Wakulluman” — sebuah istilah nan menggambarkan hubungan kausalitas dalam kehidupan — kitab ini memberikan logika fitrah nan membantu pembaca memahami akibat dari setiap pilihan hidup mereka.
Misalnya, ketika membahas norma pendidikan, kitab ini menekankan bahwa pendidikan tidak hanya soal transfer pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter dan akhlak. Penulis memberikan contoh konkret gimana logika “Wakulluman” dapat diterapkan: “Setiap orang nan belajar dengan niat ikhlas, maka dia bakal mendapatkan pengetahuan nan bermanfaat.” Pendekatan ini menjadikan pembaca lebih sadar bakal pentingnya niat, metode, dan tujuan dalam setiap aspek kehidupan.
Salah satu kelebihan utama kitab ini adalah kemampuannya menyederhanakan konsep-konsep kompleks menjadi sesuatu nan mudah dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kalam-kalam hikmah nan disajikan tidak hanya memuat kedalaman intelektual, tetapi juga kekuatan spiritual nan membangkitkan kesadaran diri.
Buku ini juga unggul dalam menyatukan elemen-elemen berkehidupan, berpendidikan, dan berketuhanan ke dalam satu kerangka nan utuh. Melalui beragam norma nan dipaparkan, pembaca dapat memandang gimana setiap aspek kehidupan saling berasosiasi dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Misalnya, penulis menekankan pentingnya menjalani hidup dengan kesadaran bakal tanggung jawab sosial dan spiritual. Dalam berketuhanan, kitab ini membujuk pembaca untuk memperdalam hubungan dengan Tuhan melalui pemahaman nan betul dan praktik nan konsisten.
Salah satu aspek menarik dari Hidup Seutuhnya adalah penerapan logika fitrah dalam setiap norma nan diuraikan. Menurut penulis, logika fitrah adalah prinsip-prinsip alami nan sesuai dengan hatikecil manusia dan ketetapan Tuhan. Melalui pendekatan ini, pembaca diajak untuk memandang kehidupan dari perspektif nan lebih luas, tapi tetap membumi.
Sebagai contoh, penulis mengungkapkan bahwa hidup nan seutuhnya bukan hanya tentang pencapaian materi namalain status sosial, tetapi juga tentang gimana seseorang menjalani hidupnya dengan keikhlasan, kesabaran, dan pengabdian kepada Tuhan. Pendekatan ini tidak hanya relevan bagi mereka nan beragama, tetapi juga bagi siapa saja nan mencari makna mendalam dalam kehidupan.
Buku ini juga mempunyai daya tarik tersendiri dengan membujuk pembaca untuk mengkomparasikan kehidupan mereka dengan kaidah-kaidah nan disajikan. Hal ini memberikan ruang refleksi nan mendalam sehingga pembaca dapat mengevaluasi dan menyesuaikan kehidupan mereka sesuai dengan nilai-nilai nan ditawarkan.
Misalnya, dalam bab tentang pendidikan, pembaca diajak untuk memandang apakah pendidikan nan mereka jalani selama ini betul-betul membantu mereka menjadi pribadi nan lebih baik. Dalam bab tentang berketuhanan, pembaca diajak untuk merenungkan sejauh mana hubungan mereka dengan Tuhan memengaruhi langkah mereka memandang dan menjalani hidup.
Bahasa nan digunakan dalam Hidup Seutuhnya sangatlah mengalir, dengan pilihan kata nan sederhana, tetapi penuh makna. Penulis sukses menghidupkan konsep-konsep absurd melalui cerita, analogi, dan kalimat-kalimat hikmah nan menggugah hati. Setiap bab terasa seperti percakapan hangat antara seorang pembimbing dan muridnya. Hal ini terlihat saat penulis dengan sabar menjelaskan setiap norma dengan penuh kasih.
Buku ini cocok untuk siapa saja nan mau memperdalam pemahaman mereka tentang kehidupan, pendidikan, dan hubungan dengan Tuhan. Para pelajar, pendidik, pemimpin, dan apalagi orang tua dapat menemukan kegunaan besar dari kitab ini. Dengan membaca kitab ini, pembaca tidak hanya mendapatkan wawasan baru, tetapi juga dorongan untuk menjadi pribadi nan lebih baik.
Kekurangan Buku Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan
Meskipun Hidup Seutuhnya adalah kitab nan luar biasa, ada beberapa aspek nan dapat ditingkatkan. Salah satunya adalah penyajian contoh kasus nan lebih konkret untuk membantu pembaca mengaplikasikan kaidah-kaidah nan disajikan. Selain itu, beberapa istilah nan digunakan, seperti “Wakulluman,” mungkin memerlukan penjelasan tambahan untuk memastikan pemahaman nan lebih baik bagi pembaca awam.
Namun, secara keseluruhan, kekurangan-kekurangan ini tidak mengurangi nilai dari kitab ini. Sebaliknya, perihal ini justru memberikan ruang bagi pembaca untuk mengeksplorasi lebih jauh dan mendalami konsep-konsep nan disajikan.
Pesan Moral Buku Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan
Pesan utama nan mau disampaikan kitab ini adalah pentingnya menjalani kehidupan dengan dasar nan benar, adalah sesuai dengan pedoman Ilahi. Hidup nan betul bukan hanya sekadar menjalani rutinitas harian, tetapi memahami tujuan dan nilai-nilai nan mendasari setiap tindakan. Dengan memandang hidup melalui perspektif nan lebih tinggi, pembaca diajak untuk merenungkan peran mereka sebagai hamba Tuhan dan manusia nan berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat.
Buku ini juga menekankan bahwa pendidikan bukan hanya proses transfer ilmu, tetapi sarana pembentukan karakter dan akhlak. Penulis membujuk pembaca untuk menjadikan pendidikan sebagai jalan menuju pemahaman nan lebih mendalam tentang diri sendiri, orang lain, dan hubungan dengan Tuhan. Pendidikan nan baik adalah nan seimbang antara aspek intelektual, emosional, dan spiritual.
Selain itu, kitab ini menggarisbawahi pentingnya hubungan manusia dengan Tuhan sebagai fondasi kehidupan. Dengan berpegang pada norma nan berasal dari Al-Qur’an dan hadits, kitab ini mengajarkan bahwa kedekatan dengan Tuhan memberikan ketenangan dan arah hidup nan jelas. Keimanan nan kokoh adalah kunci untuk menghadapi segala tantangan hidup dengan bijak dan penuh kesabaran.
Terakhir, pesan moral dari kitab ini adalah bahwa hidup seutuhnya adalah hidup nan memberikan manfaat, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain. Dalam setiap peran nan dijalani, pembaca diajak untuk terus meningkatkan kualitas diri dan berkontribusi bagi kebaikan bersama. Dengan menjalankan norma nan disampaikan dalam kitab ini, hidup menjadi lebih berfaedah dan penuh keberkahan.
Kesimpulan: Sebuah Panduan Hidup nan Bermakna
Hidup Seutuhnya: Kaidah Berkehidupan, Berpendidikan, dan Berketuhanan adalah sebuah karya nan tidak hanya memberikan wawasan, tetapi juga membangkitkan kesadaran bakal pentingnya hidup sesuai dengan fitrah manusia. Buku ini menawarkan pedoman nan bijak untuk menjalani kehidupan nan lebih terarah, bermakna, dan penuh dengan keberkahan.
Dengan bahasa nan inspiratif, pendekatan nan logis, dan pesan nan mendalam, kitab ini layak menjadi referensi wajib bagi siapa saja nan mau menjalani hidup dengan lebih baik. Sebagai karya seorang santri kelana nan sarat pengalaman, kitab ini adalah bukti nyata bahwa nilai-nilai spiritual dan intelektual dapat berpadu selaras untuk menciptakan kehidupan nan utuh dan bermakna. Selamat membaca dan semoga Anda menemukan hikmah nan berbobot di dalamnya.
Penulis: Gheani
Rekomendasi Buku
Agama merupakan komponen krusial nan melahirkan peradaban sekaligus menjadi pilar utama penyangganya. Hampir tak ada peradaban besar di bumi lepas dari peran dan pengaruh agama. Agama menjadi sumber inspirasi, fondasi, nilai, maupun etos nan menjaga keberlangsungan peradaban. Takwa seumpama payung nan menaungi sekian ragam perilaku seseorang sesuai dengan kemampuannya. Jadi, jika diibaratkan rumah, maka beragam mestinya memberikan kenyamanan dan keamanan bagi penunggu dan tetangganya. Keberagamaan nan menimbulkan ketakutan dan kegelisahan bagi nan berkepentingan dan orang-orang di sekitarnya, maka kurang sejalan dengan moto bahwa kepercayaan adalah sumber rahmat, kasih bagi semesta.
Jika kita disuruh memilih satu diantara dua pilihan, kesulitan dan kemudahan tentu kita bakal memilih kemudahan. Wajar lantaran pada dasarnya, kita lebih suka kemudahan daripada kesulitan. Hanya saja kita sering lupa jika hidup ini tidak selamanya berisi kemudahan. Ada banyak perihal nan membikin kita susah menjalani kehidupan ini. Suka namalain tidak, kita pasti bakal berurusan dengan kesulitan. Tapi kita tidak perlu sedih dan resah lantaran kesusahan nan kita temui dalam hidup ini bisa memberi banyak pelajaran dan membawa kita pada kesuksesan. Tinggal gimana kita menyikapinya, bukankah kemudahan dan keberhasilan selalu berasal dari kesusahan dan kesulitan?
Apakah Anda pernah merasa tidak puas, mengalami kebuntuan dalam hidup, namalain berkubang dalam penyesalan? Buku ini adalah penawarnya–panduan untuk menjalani kehidupan nan lebih senang dan baik. Hidup Bahagia menawarkan metode sederhana nan sangat ampuh, “Ember Kehidupan nan Baik” –tiga ember krusial nan kudu terus diisi dan dijaga keseimbangannya agar Anda bisa memperoleh kehidupan nan Anda inginkan. Caranya adalah mempraktikkan 30 langkah sederhana selama 30 hari. Setiap langkah bakal membawa buahpikiran baru dan penjelajahan unik untuk membangun kembali hubungan nan mendalam serta penuh kasih sayang, menumbuhkan semangat baru, dan membikin Anda lebih bahagia. Hidup Bahagia adalah jalan menuju kebahagiaan; untuk melangkah dan merasa lebih hidup.