Postpartum Depression: Ciri Gejala, Penyebab, Cara Mencegah, Dan Mengobatinya

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Kelahiran seorang bayi tentu dapat menimbulkan beragam emosi nan kuat, mulai dari kegembiraan dan kebahagiaan hingga rasa takut dan kecemasan. Namun perihal lain bisa terjadi saat Bunda mengalami postpartum depression.

Apa itu postpartum depression?

Mengutip  laman Mayoclinic.org, postpartum depression (PPD) namalain depresi pasca melahirkan adalah kondisi mental nan terjadi pada ibu setelah melahirkan. 

Postpartum depression bisa terjadi beberapa minggu namalain apalagi bulan setelah melahirkan dan dapat memengaruhi kualitas hidup ibu.

Jenis gangguan psikologis setelah melahirkan

Setelah melahirkan banyak ibu nan mengalami emosisonal dan psikologis nan signifikan. Beberapa dari perubahan ini berbudi pekerti sementara, namun ada juga nan bisa berkembang menjadi kondisi nan lebih serius. Dikutip laman Nimh.nih.gov, ada tiga jenis gangguan ibu setelah melahirkan. 

1. Baby blues syndrome

Baby blues syndrome adalah kondisi emosional nan sangat umum dialami oleh ibu setelah melahirkan, terutama dalam dua minggu pertama. Hampir 50-80 persen wanita mengalami kondisi ini. Gejala baby blues biasanya muncul lantaran perubahan hormon, kelelahan, dan stres akibat proses melahirkan dan penyesuaian menjadi ibu baru.

2. Depresi pasca melahirkan

Depresi pasca melahirkan (PPD) adalah kondisi nan lebih serius daripada baby blues. Depresi ini bisa melangkah lebih lama dan memengaruhi skill ibu untuk merawat dirinya sendiri namalain bayinya. PPD dapat muncul beberapa minggu hingga bulan setelah melahirkan dan bisa melangkah berbulan-bulan jika tidak ditangani dengan baik.

3. Psikosis pasca melahirkan

Psikosis pasca melahirkan adalah gangguan mental serius nan dapat terjadi setelah melahirkan. Wanita dengan psikosis pasca melahirkan mungkin mengalami ilusi (pikiran namalain kepercayaan nan tidak benar), fatamorgana (melihat, mendengar, namalain mencium hal-hal nan tidak ada), mania (suasana hati nan tinggi dan penuh kegembiraan nan sering kali tampak tidak sesuai dengan kenyataan), paranoia, dan kebingungannya.

Psikosis pasca melahirkan  memerlukan penanganan medis segera. Ibu nan mengalami psikosis ini biasanya perlu dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan psikiatri intensif termasuk penggunaan obat antipsikotik. 

Perbedaan postpartum depression dan baby blues

Baby blues adalah istilah nan digunakan untuk menggambarkan perubahan suasana hati nan ringan dan berbudi pekerti sementara, serta emosi khawatir, tidak bahagia, dan kelelahan nan banyak dialami oleh wanita dalam 2 minggu pertama setelah melahirkan. Bayi memerlukan perawatan sepanjang waktu, jadi adalah perihal nan normal bagi ibu baru untuk merasa capek namalain tertekan pada beberapa waktu.

Sedangkan postpartum depression namalain depresi pasca melahirkan ini perubahan suasana hati dan emosi resah namalain tidak senang nan parah namalain melangkah lebih lama dari 2 minggu setelah melahirkan. Perempuan dengan depresi pasca melahirkan umumnya tidak bakal merasa lebih baik tanpa pengobatan.

Penyebab postpartum depression

Sebenarnya tidak ada satu penyebab pasti dari depresi pasca melahirkan, tetapi aspek genetika, perubahan fisik, dan masalah emosional dapat berdomisili jadi penyebab postpartum depression. 

1. Genetika

Studi menunjukkan bahwa mempunyai riwayat family dengan depresi pasca melahirkan terutama jika itu depresi berat dapat meningkatkan akibat mengalami depresi pasca melahirkan.

2. Perubahan fisik

Setelah melahirkan, Bunda mengalami penurunan dramatis hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh nan dapat berkontribusi pada depresi pasca melahirkan. Hormon lain nan diproduksi oleh kelenjar tiroid juga dapat turun secara tajam sehingga membikin Bunda merasa lelah, lesu, dan depresi.

3. Masalah emosional

Ketika Bunda kekurangan tidur dan merasa tertekan, mungkin kesulitan menghadapi masalah mini sekalipun.  Selain itu, mungkin Bunda merasa resah tentang skill merawat bayi baru lahir. 

Bunda juga mungkin merasa kurang menarik, berjuang dengan identitas diri namalain merasa telah kehilangan kendali atas hidup. Masalah-masalah ini bisa berkontribusi pada depresi pasca melahirkan.

Ciri-ciri indikasi postpartum depression

Ada beberapa karakter indikasi postpartum depression nan bisa Bunda rasakan sebagai berikut. 

  • Suasana hati nan tertekan namalain perubahan suasana hati nan sangat drastis
  • Sering menangis
  • Kesulitan mengikatkan ikatan dengan bayi
  • Menarik diri dari family dan teman-teman
  • Kehilangan nafsu makan namalain makan lebih banyak dari biasanya
  • Kesulitan tidur, nan disebut insomnia, namalain tidur terlalu banyak
  • Kelelahan nan luar biasa namalain kehilangan energi
  • Kehilangan minat dan kesenangan pada aktivitas nan biasanya Bunda nikmati
  • Iritabilitas dan kemarahan nan intens
  • Rasa takut bahwa Bunda bukan ibu nan baik
  • Rasa putus asa
  • Perasaan tidak berharga, malu, bersalah namalain tidak memadai
  • Kemampuan berpikir nan berkurang, kesulitan berkonsentrasi namalain membikin keputusan
  • Gelisah
  • Kecemasan parah dan serangan panik
  • Pikiran untuk menyakiti diri sendiri namalain bayi
  • Pikiran berulang tentang kematian namalain bunuh diri

Jika tidak diobati, depresi pasca melahirkan dapat melangkah selama berbulan-bulan namalain lebih lama.

Komplikasi postpartum depression

Depresi postpartum nan tidak diobati dapat melemahkan skill Bunda untuk membangun ikatan dengan bayi, serta mempengaruhi seluruh keluarga.  

1. Bunda sendiri

Depresi postpartum nan tidak diobati bisa melangkah selama berbulan-bulan namalain apalagi lebih lama, dan bisa berkembang menjadi gangguan depresi kronis. Meskipun mendapatkan perawatan, depresi postpartum dapat membikin lebih rentan mengalami bagian depresi di masa depan.

2. Ayah bayi

Ketika seorang ibu baru mengalami depresi, ayah bayi juga bisa lebih rentan mengalami depresi. Ketegangan dalam hubungan family dan stres akibat kondisi ibu dapat memengaruhi kesehatan mental ayah.

3. Anak-anak

Anak-anak dari ibu nan mengalami depresi postpartum condong mempunyai masalah dengan tidur dan makan, menangis lebih sering dari biasanya, serta mengalami keterlambatan dalam perkembangan bahasa. Gangguan emosional nan dialami ibu dapat mempengaruhi hubungan ibu-anak dan perkembangan bayi.

Depresi postpartum nan tidak ditangani dengan baik bisa mempunyai akibat jangka panjang bagi ibu, keluarga, dan anak-anak. Oleh lantaran itu, sangat krusial untuk mencari perawatan nan tepat sesegera mungkin.

Diagnosis postpartum depression

Hal pertama soal pemeriksaan adalah master biasanya bakal berbincang dengan Bunda tentang perasaan, pikiran, dan kesehatan mental untuk membantu menentukan apakah mengalami kasus ringan dari baby blues pasca-persalinan namalain corak depresi nan lebih parah. 

Dalam perihal ini Bunda tidak perlu merasa malu mengalami depresi pasca persalinan lantaran perihal nan umum terjadi. Tapi, bicarakan secara perincian ke master agar dapat membikin rencana perawatan nan tepat.

Sebagai bagian dari evaluasi, Dokter mungkin bakal melakukan skrining depresi, termasuk meminta Bunda untuk mengisi kuesioner. Dokter juga bakal memerintahkan tes lainnya, jika diperlukan, untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dari indikasi nan dialami.

Cara mencegah postpartum depression

Buat Bunda nan mau mencegah postpartum depression buatlah style hidup sehat. Lakukan aktivitas corak seperti berjalan-jalan dengan Si Kecil, dan corak latihan lainnya dalam rutinitas harian. Usahakan Bunda mendapatkan rehat nan cukup. Makan makanan sehat dan hindari alkohol.

Tetapkan ekspektasi nan realistis. Jangan memaksakan diri untuk melakukan segalanya. Kurangi angan untuk rumah tangga nan sempurna. Lakukan apa nan Bunda bisa dan biarkan sisanya.

Luangkan waktu untuk diri sendiri. Ambil sedikit waktu untuk diri dan keluar dari rumah. Dalam perihal ini Bunda bisa meminta pasangan untuk merawat bayi namalain mengatur seorang pengasuh. 

Selain itu, Bunda bisa melakukan sesuatu nan mau nikmati, seperti kegemaran namalain menjadwalkan waktu berdampingan pasangan namalain teman-teman. 

Penting juga buat Bunda hindari isolasi. Bicarakan emosi Bunda dengan pasangan, keluarga, dan teman-teman. Tanyakan kepada ibu-ibu lain tentang pengalaman mereka pasca melahirkan. 

Cara mengobati postpartum depression

Mengutip laman Webmd, depresi postpartum dirawat dengan langkah nan berbeda, tergantung pada jenis indikasi dan sejauh mana keparahannya. Pilihan perawatan nan bisa dilakukan sebagai berikut: 

1. Obat-obatan

Bunda dapat menggunakan obat anti kekhawatiran namalain antidepresan sering digunakan untuk membantu mengelola indikasi depresi postpartum.

2. Psikoterapi

Bunda juga butuh terapi berbicara, seperti terapi perilaku kognitif (CBT), dapat membantu mengatasi emosi negatif dan memberikan support emosional.

3. Dukungan kelompok

Bergabung dengan golongan support ibu baru dapat memberikan support emosional serta pendidikan untuk membantu mengatasi tantangan nan dihadapi setelah melahirkan.

4. Brexanolone (Zulresso)

Untuk kasus nan parah, obat baru nan disebut brexanolone (Zulresso) dapat diberikan melalui infus IV untuk membantu mengurangi indikasi depresi postpartum.

Dalam kasus psikosis postpartum, obat-obatan nan digunakan untuk mengobati psikosis biasanya ditambahkan. Rawat inap sering kali diperlukan untuk pemantauan intensif. Paling penting, diskusikan ke master pribadi ya Bunda. 

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027