Niat Puasa Rajab Dan Qadha Ramadhan Beserta Hukumnya

3 minggu yang lalu

ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Rajab adalah bulan ketujuh dalam almanak Hijriah dan termasuk salah satu dari empat bulan nan paling dimuliakan oleh Allah SWT. Oleh lantaran itu, seluruh umat Muslim dianjurkan untuk menjalani kebaikan kebaikan sebanyak mungkin di bulan Rajab.

Mengutip IG Bimas Islam dan Urusan Islam Kementerian Agama, ada beberapa ibadah nan bisa dilakukan di bulan Rajab. Amalan tersebut adalah memperbanyak istighfar, puasa sunnah Rajab, dan bersedekah.

Sementara itu dilansir dari kitab Dahsyatnya Puasa Wajib & sunah Rekomendasi Rasulullah karya Amirulloh Syarbini dan Sumantri Jamhari, bulan Rajab merupakan momentum nan tepat untuk meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT.

Salah satu langkah menunjukkan cinta kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW pada bulan Rajab adalah dengan melakukan puasa sunnah.

Keutamaan puasa Rajab

Dalam sabda Rasulullah disebutkan sunnah hukumnya melaksanakan puasa di bulan mulia. Rajab termasuk dari salah satu empat bulan mulia namalain asyhurul hurum. Adapun empat bulan tersebut selain Rajab, adalah Muharram, Dzulqa'dah, dan Dzulhijjah.

Jumlah hari puasa Rajab nan dianjurkan

Dilansir dari laman detikcom, tidak ada patokan nan mengharuskan puasa Rajab dilakukan pada hari-hari tertentu, sehingga umat Muslim bebas memilih hari sesuai kemampuannya masing-masing.

Puasa ini juga dapat dilakukan seperti puasa sunnah lainnya, misalnya puasa Senin dan Kamis, puasa tiga hari di pertengahan bulan namalain puasa Ayyamul Bidh, namalain puasa Daud nan dilakukan secara bergantian setiap dua hari.

Hukum menggabungkan niat puasa Rajab sekaligus Qadha Ramadhan

Menggabungkan puasa Rajab sekaligus Qadha Ramadhan sering menjadi perdebatan para ulama. Namun, perlu diketahui juga bahwa bayar Qadha Ramadhan tidak diisyaratkan kudu di bulan Syawal. Diriwayatkan dari Aisyah RA dalam riwayat Bukhari dan Muslim,

كانَ يَكونُ عَلَيَّ الصَّوْمُ مِن رَمَضَانَ، فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِيَ إِلَّا فِي شَعْبَانَ

"Saya mempunyai hutang puasa Ramadhan, dan saya tidak sanggup membayarnya selain di bulan Sya'ban". (HR. Bukhari dan Muslim)

Riwayat tersebut menunjukkan bahwa Qadha Ramadhan dapat dilakukan di luar bulan Syawal, apalagi bisa dilaksanakan hingga bulan Sya’ban, Bunda.

Namun, tetap banyak perdebatan mengenai menggabungkan puasa Rajab dan Qadha Ramadhan. Pendapat pertama menyatakan boleh menggabungkan dua puasa. Pendapat ini dianut oleh sebagian ustadz Syafi’iyah dan juga difatwakan oleh Lembaga Fatwa Mesir.

Imam as-Suyuti dalam karyanya al-asybah wa an-nadzair menyatakan bahwa, “Jika seseorang melakukan qadha puasa, puasa nazar, namalain puasa kaffarah, kemudian dia bermaksud untuk berpuasa pada hari Arafah, maka puasanya sah dan dia bakal memperoleh dua pahala, adalah pahala wajib dan pahala sunnah.”

Sementara itu, pendapat kedua tidak memperbolehkan puasa tersebut digabung. Pendapat ini dianut oleh Syaikh bin Baz, Syaikh Dr. Abdurrahman Ali Al-Askar, dan syaikh Dr. Muhammad bin Hasan.

Mereka mengatakan tidak boleh menggabungkan niat Qadha Ramadhan dengan niat puasa sunnah. Jika digabungkan, lenyap niat puasa sunnah nan dibaca, dan nan sah adalah niat puasa Qadha. Pendapat ini didasarkan pada norma fiqhiyah nan berbunyi:

إن النية إذا تزاحمت غلبت الكبرى الصغرى

"Sesungguhnya niat seumpama digabungkan, maka nan besar bakal mengalahkan nan kecil".