Nama Muhammad Disebut Dalam Taurat Dan Injil

Sedang Trending 6 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

KincaiMedia, JAKARTA -- Sesungguhnya, buletin mengenai datangnya rasul akhir era sudah tercantum dalam kitab-kitab terdahulu, termasuk Taurat dan Injil. Alquran pun menegaskan keterangan tersebut. Lihat, misalnya, surah al-A’raf ayat 157, nan artinya, “(Yaitu) orang-orang nan mengikut Rasul, Nabi nan ummi nan (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil nan ada di sisi mereka.”

Diriwayatkan dari al-'Irbadh bin Sariyah, Rasululah bersabda, “Akan kuberitahukan kalian tentang keberadaanku. Aku adalah angan Nabi lbrahim, buletin ceria Nabi Isa, dan mimpi nan dialami oleh ibuku dan ibu-ibu para Nabi terdahulu.”

Dalam surah Ali Imran ayat 81 juga dijelaskan mengenai ciri-ciri utusan Allah di akhir zaman. Ayat itu berarti, “Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi, ‘Sungguh, apa saja nan Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang rasul nan membenarkan apa nan ada padamu, niscaya Anda bakal sungguh-sungguh berakidah kepadanya dan menolongnya.’ Allah berfirman, ‘Apakah kalian mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap nan demikian itu?’ Mereka menjawab, ‘Kami mengakui.’ Allah berfirman, ‘Kalau begitu, saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) berdampingan kamu.’”

Ali bin Abi Thalib menjelaskan makna surah tersebut, “Allah tidak mengutus seorang Rasul sejak mulai Nabi Adam dan seterusnya selain Dia menyuruh mereka berjanji jika Muhammad diutus dan mereka tetap hidup, maka mereka wajib berakidah kepada beliau, menolong beliau, dan memerintahkan kaum mereka untuk berjanji pula seperti itu.”

Ibnu Abbas suatu kali bertanya kepada Ka'ab, “Apa nan engkau ketahui tentang Rasulullah SAW dalam kitab Taurat?” Ka'ab menjawab, “Kami mendapati, beliau adalah Rasulullah, lahir di Makkah. Tempat hijrah beliau adalah Thabah (Madinah). Kekuasaan beliau berada di Syam. Beliau bukan orang nan keji, tidak pula suka berteriak di pasar, dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, bakal tetapi beliau suka memberi maaf.”

Ka'ab meneruskan, “Kami mendapati di dalam Taurat tertulis, Muhammad adalah Rasulullah, bukan orang nan keji, bukan pula orang nan berbudi pekerti kasar, dan tidak suka berteriak di pasar, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, bakal tetapi suka memaafkan. Umat beliau adalah orang-orang nan suka memuji Allah, bertakbir pada setiap tempat, bertahmid pada setiap rumah.”

Ihwal datangnya Nabi Muhammad SAW sudah diketahui para pendeta Nasrani dari kitab mereka. Berikut kisah al-Mughirah bin Syu'bah ketika mendatangi Raja Mesir al-Muqauqis. Mesir saat itu dalam kekuasaan Imperium Romawi. Kota terbesarnya adalah Aleksandria namalain al-Iskandariah.

Al-Mughirah berbincang kepada pemimpin Mesir itu, “Sesungguhnya Muhammad adalah seorang Nabi dan Rasul. Jikalau beliau berceramah ke bangsa Qibthi (Mesir) dan Romawi, maka mereka bakal mengikuti beliau.”

Al-Mughirah menimpali, “Ketahuilah, saya pernah tinggal di Iskandariah. Tidak kulewati satu gereja pun selain saya masuk ke dalamnya dan bertanya kepada para uskupnya—baik itu dari bangsa Mesir maupun Romawi—tentang sifat Nabi Muhammad SAW nan mereka dapati (dalam kitab Injil).”

Raja Mesir itu meneruskan kisahnya, “Aku berjumpa dengan seorang uskup dari bangsa Mesir, adalah ketua gereja Abi Yahnus. Biasanya, mereka (jamaat) datang kepadanya dengan membawa orang nan sakit di antara mereka dan meminta agar orang itu didoakan. Aku tidak pernah memandang seseorang nan melakukan shalat lima waktu lebih giat darinya. Maka, saya berbincang (kepada Abi Yahnus), ‘Beritahulah saya apakah tetap ada seorang nabi lagl?’

la menjawab, ‘Ya, dia itu nabi nan terakhir. Tidak terdapat satu nabi pun antara dia dan Isa bin Maryam. Ia adalah nabi nan kita diperintahkan oleh Nabi Isa untuk mengikutinya. Ia adalah seorang nabi nan buta huruf dan berbangsa Arab. Namanya adalah Ahmad.’

Pendeta itu melanjutkan kata-katanya, ‘Dia (Ahmad) tidak tinggi dan tidak pula pendek. Pada kedua matanya terdapat warna merah. la tidak berkulit putih dan tidak pula sawo matang. Pedangnya berada di atas bahunya. Ia tidak peduli dengan siapa dia berhadapan. Ia memulai perang dengan dirinya sendiri. Bersamanya, terdapat para shahabatnya nan mengorbankan jiwa mereka untuknya. Mereka sangat mencintai beliau melampaui dari anak dan orangtua mereka.’

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027