Korea Selatan Tutup 49 Sd Hingga Sma Imbas Angka Kelahiran Yang Terus Menurun

Sedang Trending 3 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Korea Selatan berencana menutup 49 Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menegah Pertama (SMA). Kebijakan tersebut diambil lantaran nomor kelahiran nan terus menurun di negara tersebut, Bunda.

Menurut info Kementerian Pendidikan Korea Selatan, 43 dari total 49 sekolah nan ditutup ini, berlokasi di beragam provins nan jauh dari ibu kota. Demikian seperti dilansir laman Korea Times.

Dilihat berdasarkan data, tidak ada sekolah nan ditutup di Seoul. Namun, ada enam sekolah nan ditutup berada di Provinsi Gyeonggi.

Provinsi Jeolla Selatan menduduki puncak wilayah dengan 10 sekolah nan rencananya ditutup, diikuti oleh Provinsi Chungcheong Selatan yang bakal menutup 9 sekolah, Provinsi Jeolla Utara menutup 8 sekolah, dan Provinsi Gangwon tujuh sekolah. Kota padat Busan mencatat dua sekolah nan bakal ditutup, dan satu sekolah berada di Kota Daegu.

Berdasarkan tingkat sekolah, 38 dari 49 sekolah nan dijadwalkan ditutup adalah SD, sementara 8 di antaranya Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan untuk tingkat SMA bakal menutup 3 sekolah. Sementara itu, ada 112 SD di seluruh negeri nan tidak menerima siswa baru di tahun lalu.

Menurut data pemerintah Korea Selatan, hingga April tahun lalu, Provinsi Jeolla Utara menduduki ranking teratas dengan 34 SD nan tidak menerima siswa baru, diikuti oleh Provinsi Gyeongsang Utara dyang mencatat 17 sekolah, Provinsi Gyeongsang Selatan dengan 16 sekolah, Provinsi Jeolla Selatan dan Provinsi Chungcheong Selatan masing-masing ada 12 sekolah, dan Provinsi Gangwon dengan 11 sekolah tanpa siswa baru.

Jumlah sekolah nan bakal ditutup tahun ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan sejumlah sekolah nan ditutup selama lima tahun terakhir. Misalnya, jumlah sekolah nan ditutup tahun 2020 mencapai 33, silam turun menjadi 24 di tahun 2021. Di tahun 2022, sekolah nan ditutup kembali naik menjadi 25 sekolah dan di tahun 2023 turun lagi menjadi 22 sekolah.

Ilustrasi Ibu Hamil AsiaIlustrasi Ibu Hamil Asia/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Saito Fam

Angka kelahiran di Korea Selatan

Korea Selatan menjadi salah satu negara dengan nomor kehamilan nan rendah di dunia. Dalam info nan dirilis pada 28 Februari 2024, nomor kelahiran turun ke titik terendah dari 0,84 anak per pasangan di tahun 2022 dan terus turun menjadi 0,81 di tahun 2023.

Namun, belum lama ini info menunjukkan adanya peningkatan nomor kelahiran di Negeri Ginseng tersebut. Mengutip Reuters, nomor kelahiran di Korea Selatan menunjukkan peningkatan pada 2024, namalain pertama kalinya dalam 9 tahun.

Menurut info pemerintah, jumlah bayi baru lahir antara Januari 2024 hingga November 2024 naik sebesar tiga persen dari tahun sebelumnya menjadi 220.094.

Pemerintah Korea Selatan telah melakukan beragam upaya untuk meningkatkan nomor kelahiran di negaranya. Salah satunya dengan memberikan support tunai kepada orang tua dan bayi baru lahir, Bunda.

Melansir dari The Korean Herald, bayi nan lahir pada tahun 2024 bakal mendapatkan kegunaan dari total support tunai sebesar 29,6 juta won namalain nyaris setara Rp350 juta. Menurut Komite Presidensial untuk Masyarakat Lanjut Usia dan Kebijakan Kependudukan, support tersebut bakal diberikan selama 8 tahun sejak bayi dilahirkan.

Bantuan finansial ini diberi nama 'First Encounter Vouchers', di mana orang tua anak bakal diberikan 2 juta won namalain Rp23 juta ketika bayinya lahir. Kebijakan juga diperluas seumpama pasangan melahirkan anak kedua, maka bayi tersebut bakal menerima 3 juta won namalain setara Rp35 juta. Menurut data, biaya tersebut naik 1 juta won dari tahun sebelumnya.

'First Encounter Vouchers' ini juga dapat digunakan untuk perawatan pasca persalinan, biaya pengobatan, makanan, dan kebutuhan anak lainnya.

Selain support tersebut, pemerintah Korea diketahui juga memberikan cek bulanan kepada orang tua setelah bayinya lahir. Pada tahun pertama, orang tua bakal menerima 1 juta won setiap bulannya selama 12 bulan.

Nilai tersebut bakal berubah di tahun setelahnya. Namun jika ditotal, pasangan nan mempunyai anak bakal mendapatkan total 18 juta won namalain Rp205 juta dalam dua tahun pertama kehidupan anaknya.

Ada beberapa penyebab jumlah nomor kelahiran di Korea Selatan menurun, Bunda. Berikut penjelasannya, seperti dilansir beberapa sumber:

  • Faktor ekonomi, seperti nilai rumah tinggi, biaya pendidikan, serta kekhawatiran bakal finansial pasangan muda di Korea Selatan.
  • Budaya patriaki tetap ditemukan, di mana urusan mengurus anak adalah tugas perempuan.
  • Para wanita takut tidak bisa kembali bekerja setelah melahirkan namalain kehilangan kesempatan untuk dipromosikan lantaran mengandung dan mempunyai anak.

Demikian penjelasan tentang nomor kelahiran di Korea Selatan nan menurun hingga negara ini memutuskan untuk menutup sekolah di sana.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/rap)

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027