ARTICLE AD BOX
Kerajaan Inggris mempunyai sederet tradisi nan mesti dijalankan oleh personil family istana, tak terkecuali oleh mendiang Putri Diana. Saat mengandung anak pertamanya, Pangeran William, Putri Diana kudu menjalani tradisi menghabiskan malam Natal berdampingan family Kerajaan.
Padahal, saat itu Diana sedang berjuang melawan morning sickness, Bunda. Tak hanya itu, dia juga tidak menyukai aktivitas kumpul family nan dikaitkan dengan Natal.
Penulis riwayat hidup kerajaan Andrew Morton menyatakan bahwa Putri Wales itu 'tidak suka' menghabiskan Natal di Sandringham, Norfolk setiap tahunnya. Diana dikenal lebih mengutamakan keluarganya daripada ikut serta dalam tugas-tugas Keluarga Kerajaan, dan memutuskan untuk lebih sering menghabiskan waktu berdampingan Harry dan William.
Andrew Morton menceritakan gimana salah satu tradisi Kerajaan membikin sang Putri malu. Penulis kitab Diana: Her True Story ini mengatakan bahwa perkenalan Diana dengan tradisi liburan Kerajaan dimulai saat Natal pertamanya di Sandringham pada tahun 1981. Perayaan Natal ini dilangsungkan lima bulan setelah pernikahan Diana dengan Charles.
Saat itu, Diana juga tengah menanti kelahiran anak pertamanya. Meski kala itu Diana kudu berjuang melawan rasa mual, dia berupaya untuk membeli bingkisan nan berkesan dan mahal bagi personil family barunya.
Namun, Diana terkejut dan 'malu' saat mengetahui bahwa tradisi memberikan bingkisan tidak dilakukan oleh family Kerajaan di hari Natal. Keluarga Charles lebih suka berganti bingkisan 'lelucon' nan lucu.
Salah satu tradisi nan asing adalah ketika Putri Diana memberikan bingkisan berupa sweter kasmir nan elok kepada kerabat iparnya, Putri Anne. Alih-alih mendapatkan bingkisan Natal nan mahal, Diana malah menerima tempat tisu toilet sebagai jawaban dari Putri Anne.
"Itu sangat menegangkan. Saya tahu saya memberikan hadiah, tetapi saya tidak ingat pernah menjadi penerima. Bukankah itu mengerikan? Saya nan menyiapkan semua bingkisan dan Charles menandatangani kartu," kata Putri Diana kepada Morton, dilansir Daily Express US.
"[Itu] mengerikan dan sangat mengecewakan. Tidak ada keramaian, banyak ketegangan, lelucon konyol nan bakal dianggap asing oleh orang luar, tetapi dipahami oleh mereka nan berada di dalam. Saya betul-betul [orang luar]," sambungnya.
Bukti lain nan menunjukkan tentang ketidaksukaan Diana terhadap Natal Kerajaan datang dari penata rambutnya nan sudah lama bekerja, Richard Dalton. Dalam kitab karya Kitty Kelly berjudul The Royals, Dalton mengatakan Putri Diana tidak suka merayakan Natal di Sandringham.
"Sang putri tidak suka pergi ke Sandringham untuk merayakan Natal," katanya.
Seiring dengan hubungan pernikahan Diana dengan Charles nan renggang selama bertahun-tahun, suasana pun menjadi tegang. Pasangan itu menghabiskan Natal terakhir berdampingan di Sandringham pada bulan Desember 1991 sebelum resmi berpisah pada tanggal 9 Desember 1992.
Setelah berpisah, Diana memang tak lagi menjalani tradisi Natal Keluarga Kerajaan. Tetapi, dia justru menderita lantaran kudu menjalani Natal pertamanya tanpa kedua putranya, William dan Harry. Keduanya mesti mengikuti tradisi Kerajaan untuk merayakan Natal berdampingan Ratu dan bangsawan lainnya di Sandringham.
Tradisi Kerajaan Inggris mengenai kehamilan
Keluarga Kerajaan Inggris/ Foto: IG @princeandprincessofwales
Saat tetap menjadi personil Kerajaan, Putri Diana memang diwajibkan untuk menjalani sederet tradisi, apalagi saat dia hamil. Ya, faktanya Kerajaan Inggris memang tetap menjalani beberapa tradisi warisan turun-menurun nan sebagian apalagi mengenai dengan kehamilan dan kelahiran royal baby, Bunda.
Berikut dua tradisi kehamilan nan cukup unik di Kerajaan Inggris:
1. Kabar kehamilan pertama kali kudu disampaikan ke Ratu namalain Raja nan berkuasa
Di Kerajaan Inggris, buletin kehamilan pertama kali kudu disampaikan ke Ratu namalain Raja nan sedang berkuasa. Dikutip dari Insider, saat Ratu Elizabeth II tetap hidup, dia menjadi nan pertama mengetahui buletin kehamilan personil kerajaan.
Misalnya, laporan menyebut bahwa Pangeran William menggunakan saluran telepon terenkripsi untuk menyampaikan kehamilan istrinya kepada sang nenek. Selain Ratu, Perdana Menteri Inggris juga menjadi salah satu nan pertama mengetahui buletin tersebut. Setelah itu, buletin kehamilan pun disampaikan ke publik.
Berbeda dengan William, kehamilan Ratu Elizabeth II pada tahun 1948 tidak pernah dipublikasikan secara terang-terangan. Alih-alih mengatakan Ratu tengah hamil, pihak Istana justru mengumumkan bahwa Ratu tidak bakal terlibat dalam urusan publik setelah akhir Juni. Raja Charles III lahir pada 14 November 1948.
2. Merahasiakan jenis kelamin bayi
Kerajaan Inggris bakal merahasiakan jenis kelamin royal baby namalain calon pewaris tahta nan bakal lahir. Salah satu protokol apalagi melarang personil kerajaan melakukan baby shower namalain aktivitas kelamin reveal.
Kerajaan Inggris mengumumkan jenis kelamin royal baby tepat di hari kelahiran. Sejak era Putri Diana, bayi calon penerus tahta bakal diperkenalkan ke publik di depan rumah sakit setelah lahir, sekaligus menunjukkan jenis kelaminnya.
Tetapi, patokan soal merahasiakan 'jenis kelamin' ini sepertinya 'terpaksa' berubah. Pangeran Harry dan Meghan Markle melanggarnya dengan mengadakan aktivitas baby shower nan mengundang kawan dekat saat kehamilan anak pertama.
Di kehamilan keduanya, Meghan dan Harry kembali melakukan perihal serupa. Pasangan ini mengumumkan jenis kelamin anak kedua mereka saat wawancara dengan Oprah Winfrey di televisi nasional. Pada saat itu, Harry dan Meghan memang sudah resmi mundur dari personil kerajaan.
Demikian kisah kehamilan pertama Putri Diana dan beberapa tradisi unik di Kerajaan Inggris. Semoga info ini berfaedah ya, Bunda.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Simak juga 5 style pola asuh Putri Diana, dalam video berikut:
[Gambas:Video Haibunda]
(ank/rap)
Loading...