ARTICLE AD BOX
KincaiMedia,JAKARTA -- Pimpinan Yayasan Majelis Az-Zikra, KH Muhammad Abdul Syukur Yusuf membujuk masyarakat untuk mengisi hati dengan zikir dan merasakan kegunaan dari zikir. Hal tersebut disampaikannya dalam aktivitas Dzikir Akbar Malam Tahun Baru 2025 di Masjid Agung At-Tin nan digelar Majelis Az-Zikra, Pesantren Az-Zikra dan Republika pada Selasa (31/12/2024) Jam 19.30 - 24.00 WIB.
Kiai Syukur mengatakan, zikir itu perintah Allah SWT. Dalam zikir membangun ketaatan, perenungan dan perubahan. Namun, zikir dilakukan bukan lantaran akhir tahun, tapi zikir dilakukan dalam keadaan berdiri, duduk dan berebahan tetap berzikir, dalam keadaan apa saja dan di mana saja tetap berzikir.
"Kalau ikut apa nan dilakukan Rasulullah SAW, zikir setiap saat, jadi nan kita mau adalah bahwa kita terus berzikir," kata Kiai Syukur kepada Republika di Masjid Agung At-Tin, Selasa (31/12/2024) malam.
Kiai Syukur membujuk dirinya sendiri, family dan masyarakat untuk berzikir setiap saat namalain sesering mungkin. Insya Allah dengan berzikir bakal ada ketenangan dan semangat melakukan sesuatu nan lebih baik.
Ia mengungkapkan, dulu ada kisah jamaah nan ikut zikir di Masjid At-Tin, jamaah tersebut seorang istri nan giat berzikir tapi suaminya belum rajin.
"Anehnya, suaminya mengantarkan istrinya untuk ikut zikir di Masjid At-Tin, tapi suaminya malah janjian dengan wanita lain di luar sana," ujar Kiai Syukur.
Setelah suami itu melakukan agendanya dengan wanita lain, suami tersebut menjemput istrinya di Masjid At-Tin nan sedang berzikir. Dikira oleh suaminya aktivitas zikir sudah selesai, tapi rupanya belum selesai aktivitas zikirnya.
"Allah Akbar, dia (sang suami) mendengar lantunan zikir, sehingga tergugah hatinya kemudian tobat dan meninggalkan maksiat," ujar Kiai Syukur.
Kiai Syukur berambisi dengan aktivitas Zikir Akbar ini, orang-orang nan punya kesalahan menyadari kesalahannya dan memperbaikinya. Orang-orang nan berdosa minta maaf Allah SWT. Kemudian menata hari besok untuk lebih baik lagi.
Pimpinan Yayasan Majelis Az-Zikra ini juga mengingatkan bahwa sumber dari segalanya adalah hati, maka isilah hati dengan zikir. Bagaimana orang berpikir, bertindak dan melakukan sesuatu itu dari hatinya.
"Ketika hatinya bersih dan tawadhu kepada Allah, harapannya buah pikirannya, buah amalnya adalah nan berasas dari hati," jelas Kiai Syukur.
Kiai Syukur mengatakan, sebenarnya orang nan maksiat bertentangan dengan hatinya. Orang nan korupsi, mencuri dan melakukan jenis maksiat pasti bertentangan dengan hatinya.
"Maka ketika hati dijaga kebersihannya, kebeningannya, harapannya, orang mengikuti hatinya itu," kata Kiai Syukur.
Kiai Syukur mengatakan, tujuannya mengundang para ustad dan ustadz dalam aktivitas Zikir Akbar lantaran umat butuh figur nan membimbing. Sebab tidak bisa umat tanpa guru, maka selalu mendekatlah kepada guru.
Pengaruh lingkungan juga sangat penting. Sehingga katakanlah dengan berkumpul, berjamaah, seperti dalam aktivitas Zikir Akbar maka saling mengingatkan dan menguatkan. Bahkan boleh jadi ada kenalan, silaturahim, akhirnya tukar pengalaman, saling mendoakan, dan Insya Allah ada sinergi-sinergi positif.
"Jadi kami sangat berambisi bahwa kita ini sebagai umat butuh pembimbing," ujarnya.
Kiai Syukur mengingatkan, walaupun hari ini lewat media sosial orang bisa mencari pengetahuan dan bisa mendapatkan sesuatu. Tapi dengan berjumpa langsung, datang langsung menatap wajah pembimbing namalain ulama, mendengar tutur petuahnya, kemudian memandang apa nan para ustadz lakukan, itu lebih terasa.
"Pelajaran saya dari almarhum Kiai Haji Muhammad Arifin Ilham, dulu ketika saya datang kepada beliau, saya bilang ustaz, saya mau berguru. Kalimat pertama beliau apa? Sudah antum lihat saja abang, apa nan antum lihat, nan antum dengar baik, ikuti. Tapi nan tidak, tinggalkan," ujar Kiai Syukur.
Kiai Syukur menegaskan, hari ini umat memerlukan figur-figur teladan. Masyarakat butuh sosok untuk diteladani.