Ketika Umat Islam, Nasrani, Dan Yahudi Bawa Kitab Suci Masing-masing Demo Bareng

Sedang Trending 4 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

KincaiMedia, JAKARTA— Sejarah mencatat toleransi tinggi dalam peradaban Islam. Sejak “Piagam Madinah" nan disusun Nabi Muhammad SAW hingga "Monarki Utsmaniyah."

Peneliti yang berpikiran setara dapat memandang bahwa penghormatan terhadap keragaman dan pilihan untuk mengatur diri sendiri bagi komponen-komponen bangsa merupakan nilai-nilai universal nan paling krusial nan memandu nilai-nilai universal di sepanjang sejarah pengalaman Islam.

Ketika komunitas-komunitas kepercayaan dan sektarian mengatur urusan mereka sendiri dalam kebebasan penuh di dalam sistem politik nan luas nan apalagi mengizinkan kebebasan berperkara dan kebebasan pendidikan serta perilaku keagamaan untuk setiap golongan sesuai dengan apa nan mereka yakini.

Ruang publik Islam juga mengizinkan kehadiran orang-orang nan berbeda kepercayaan dalam situasi nan paling privat, seperti sholat Istisqa, nan merupakan praktik keagamaan nan privat dan eksklusif, belum lagi aktivitas di ruang politik publik, seperti demonstrasi protes berdampingan menentang tirani di mana kitab suci semua sekte ditampilkan!

Risalah Islam, sejak hari pertamanya, berbudi pekerti universal dalam pesannya, dan Madinah segera menjadi ibu kota negara multikultural Nabi, di mana orang-orangnya, seperti nan dinyatakan dalam Shahih al-Bukhari, "campuran Muslim, musyrik, penyembah berhala dan Yahudi.”

Nabi, sebagai "Imam umat dan pemegang tunggal kepresidenan kepercayaan dan duniawi", seperti nan dikatakan oleh Imam Abu al-Walid al-Baji (wafat 474 H/1081 M) dalam kitabnya al-Muntaqa Syarh al-Muwatha’, mengumumkan Shahifah al-Madinah, Dustur al-Madinah, nan meletakkan dasar-dasar hidup berdampingan di mana para penunggu kota/negara ini menjadi umat nan satu bukan lagi golongan, berasas prinsip kebangsaan dan bukan kepercayaan namalain ras.

Salah satu kejadian nan berulang dalam sejarah Islam adalah terjadinya demonstrasi di kota-kota besar untuk memprotes kesewenang-wenangan dan ketidakadilan pihak berkuasa namalain kurangnya keamanan dan stabilitas.

Sudah menjadi kebiasaan bagi semua organisasi kepercayaan untuk berperan-serta dalam front nasional untuk menghadapi ketidakadilan dan tirani. Salah satu kejadian paling asing nan terjadi di Damaskus adalah kejadian di mana setiap sekte membawa kitab sucinya dan bermohon berdampingan di dalam Masjid Umayyah!

Diakui memang, ini bukan berfaedah idealisme murni telah menyertai semua rincian sejarah hidup berdampingan tanpa cela namalain ketidakadilan, lantaran tidak ada pembaca sejarah nan setara nan bakal mengatakan demikian, lantaran ini adalah riwayat hidup manusia nan sifatnya mencakup ketidakadilan, tetapi momen ketidakseimbangan dalam penerapan aturan.

BACA JUGA: Hadits Nabi SAW Ungkap Tentara Yaman Terbaik dan 12 Alasan Dukung Palestina

Jika itu terjadi, dianggap sebagai penyimpangan sementara, terisolasi, dan terkutuk dari prinsip-prinsip pluralisme dan kelapangan nan mapan di mana setiap orang menjadi sasaran, dan ketidakadilan mencakup semua orang dan dipraktikkan oleh semua orang, meskipun dalam proporsi nan berbeda-beda dalam dua kasus.

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027