ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Bayi baru lahir kerap mengalami akibat penyakit kuning. Kenali ciri-ciri bayi kuning lantaran ASI dan langkah mengatasinya agar mereka lebih sigap pulih, yuk Bunda.
Penyakit kuning biasa terjadi pada bayi. Biasanya, penyakit kuning terlihat setelah minggu pertama kehidupan pada bayi nan disusui dan sehat. Kondisi tersebut dapat disebut penyakit kuning akibat ASI.
Terkadang, penyakit kuning terjadi ketika bayi tidak mendapatkan cukup ASI, bukan dari ASI itu sendiri. Ini disebut 'penyakit kuning akibat kegagalan menyusui'.
Mengenal penyebab bayi kuning lantaran ASI
Penyakit kuning akibat ASI adalah jenis penyakit kuning nan terjadi pada bayi saat menyusui. Ini adalah kondisi umum pada bayi dan dapat memperkuat selama lebih dari tiga minggu setelah bayi lahir dan menyusui.
Penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya tanpa kudu menghentikan menyusui dan dapat melangkah selama delapan hingga 12 minggu sebelum sembuh. Sekitar 60 hingga 80 persen dari semua bayi baru lahir dapat mengalami penyakit kuning pada tingkat tertentu.
Penyakit kuning terjadi ketika ada terlalu banyak bilirubin dalam darah. Ketika ini terjadi pada bayi, mata dan kulit mereka menjadi kuning. Bilirubin adalah unsur kuning nan diproduksi setelah hati memecah sel darah merah. Ini adalah proses nan normal. Namun, penyakit kuning terjadi ketika hati tidak memecah bilirubin dengan cukup cepat.
Biasanya bilirubin nan telah diproses bakal diangkut ke usus dan dikeluarkan melalui tinja. Pada penyakit kuning, kelebihan bilirubin diserap kembali ke dalam darah bayi. Kemudian, bilirubin tersebut disimpan di beragam bagian tubuh, termasuk selaput lendir, kulit, dan otot.
Menyusui anak nan mengalami penyakit kuning tetap direkomendasikan ya, Bunda. Menyusui dapat menyediakan kalori dan hidrasi bagi bayi sekaligus meningkatkan pasokan ASI bagi ibu. Hidrasi mengurangi kadar bilirubin dalam tubuh bayi.
Ini berfaedah bahwa ASI dapat berfaedah bagi bayi nan mengalami penyakit kuning. Dalam beberapa kasus, pemberian ASI dapat dihentikan selama 12 hingga 48 jam untuk mendiagnosis penyakit kuning akibat ASI.
Banyak bayi prematur nan mengalami peningkatan kadar bilirubin pada minggu-minggu pertama setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh:
1. Sel darah merah mereka mempunyai masa hidup nan pendek.
2. Bayi baru lahir terkadang mengalami keterlambatan pengeluaran mekonium (kotoran pertama), sehingga bilirubin diserap kembali di usus.
Hati bayi baru lahir belum sepenuhnya berkembang untuk memetabolisme bilirubin dengan cepat.
3. Kebanyakan bayi baru lahir bakal mengalami penyakit kuning fisiologis nan dianggap tidak berbahaya.
Saat ini, penyebab pasti penyakit kuning akibat ASI belum diketahui. Namun, diyakini bahwa penyakit ini mungkin disebabkan oleh unsur dalam ASI nan mencegah hati memecah bilirubin. Jenis penyakit kuning ini berbudi pekerti genetik.
Bayi mungkin lebih mungkin mengalami penyakit kuning jika dalam kondisi berikut ini ya, Bunda:
1. Bayi lahir prematur (hati bayi nan lahir prematur belum sepenuhnya berkembang untuk membuang bilirubin).
2. Bayi tidak mendapatkan cukup ASI. Hal ini dapat terjadi selama hari-hari pertama kehidupan ketika bayi mengalami kesulitan menyusui.
3. Bayi mempunyai golongan darah nan berbeda dari ibu lantaran perihal ini menyebabkan tubuh ibu memproduksi antibodi nan menyerang sel darah merah bayi.
4. Bayi lahir dengan banyak sel darah merah. Semakin banyak sel darah merah nan ada, semakin banyak bilirubin.
5. Bayi mempunyai masalah genetik nan membikin sel darah merah mereka rapuh. Sel darah merah nan rentan berfaedah lebih banyak dari mereka bakal meninggal dengan cepat, sehingga kadar bilirubinnya lebih tinggi seperti dikutip dari laman Web MD.
Gejala penyakit kuning akibat ASI
Tanda penyakit kuning nan paling jelas adalah dengan adanya warna kuning pada kulit dan mata. Warna kuning bakal mulai muncul di wajah diikuti oleh dada, perut, dan kemudian kaki.
Gejala lain nan mungkin muncul jika kadar bilirubin terus meningkat termasuk mengantuk dan kesulitan menyusu. Bayi mungkin juga mulai bersikap rewel namalain asal-asalan saat situasinya semakin buruk.
Sulit untuk mengenali warna kuning pada kulit anak, terutama jika mereka berkulit gelap. Jika Bunda mengalami situasi ini, tekan dahi namalain hidung bayi menggunakan jari. Jika bayi mengalami penyakit kuning, Bunda bakal memandang warna kuning pada kulitnya saat Bunda mengangkat jarinya.
Kapan perlu ke dokter?
Terkadang, bayi kuning lantaran ASI kondisinya mungkin tampak lebih serius dan Bunda mungkin kudu menghubungi dokter. Kondisi ini meliputi:
1. Saat bayi tidak menyusu dengan baik.
2. Saat mereka mulai tampak namalain berkelakuan sakit.
3. Jika bayi berkelakuan lebih mengantuk dari biasanya.
4. Saat Bunda menyadari penyakit kuningnya semakin parah.
5. Dokter mendiagnosis penyakit kuning setelah memeriksa kulit dan mata bayi untuk memandang warna kuning. Mereka mungkin juga melakukan tes darah untuk memeriksa kadar bilirubin dalam darah. Mesin sinar juga dapat digunakan untuk mengukur bilirubin di kulit.
Penyakit kuning akibat ASI bakal lenyap dengan sendirinya. Ini berfaedah Bunda tidak perlu mencari pengobatan selain kadar bilirubin anak terlalu tinggi. Pengobatan kudu dilakukan jika kadar bilirubin lebih tinggi dari nan direkomendasikan oleh pedoman fototerapi The American Academy of Pediatrics (AAP).
Pengobatan bayi kuning lantaran ASI
Pengobatan pada bayi kuning lantaran ASI biasanya dilakukan dengan berjuntai pada kondisi berikut ini ya, Bunda:
1. Kadar bilirubin bayi nan secara alami meningkat selama minggu pertama kehidupan
2. Seberapa sigap kadar bilirubin meningkat
3. Apakah bayi lahir prematur
4. Bagaimana bayi menyusu
5. Berapa usia bayi sekarang
Sering kali, kadar bilirubin normal untuk usia bayi. Bayi baru lahir biasanya mempunyai kadar nan lebih tinggi daripada anak-anak nan lebih tua dan orang dewasa. Dalam kasus ini, tidak diperlukan pengobatan, selain tindak lanjut nan ketat.
Bunda dapat mencegah jenis penyakit kuning nan disebabkan oleh terlalu sedikit pemberian ASI dengan memastikan bayi mendapatkan cukup ASI. Berikan ASI sekitar 10 hingga 12 kali setiap hari, dimulai pada hari pertama. Berikan ASI setiap kali bayi sigap, dengan mengisap tangan, dan menepuk-nepuk bibir. Ini adalah langkah bayi memberi tahu Bunda bahwa mereka lapar.
Jika Bunda menunggu hingga bayi Bunda menangis, pemberian ASI tidak bakal melangkah lancar. Berikan bayi waktu nan tidak terbatas untuk menyusu di setiap payudara, selama mereka mengisap dan menelan dengan mantap. Bayi nan sudah kenyang bakal rileks, melepaskan tangannya, dan tertidur.
Jika menyusui tidak melangkah lancar, segera dapatkan support dari konsultan laktasi namalain dokter. Bayi nan lahir sebelum minggu ke-37 namalain ke-38 paling sering memerlukan support ekstra. Ibu mereka sering kali perlu memerah namalain memompa ASI untuk menghasilkan cukup ASI saat mereka belajar menyusui.
Menyusui namalain memompa ASI lebih sering (hingga 12 kali sehari) bakal meningkatkan jumlah ASI nan diterima bayi. Hal ini dapat menyebabkan kadar bilirubin turun. Tanyakan kepada master sebelum memutuskan untuk memberikan susu formula kepada bayi.
Penting diingat bahwa nan terbaik dilakukan pada kasus bayi kuning adalah tetap menyusui. Bayi memerlukan ASI dari ibunya. Meskipun bayi nan sudah kenyang dengan susu formula mungkin tidak terlalu menuntut, pemberian susu formula dapat menyebabkan Bunda menghasilkan lebih sedikit ASI.
Jika produksi ASI rendah lantaran permintaan bayi rendah (misalnya, jika bayi lahir prematur), Bunda mungkin kudu menggunakan susu formula untuk sementara waktu. Bunda juga kudu menggunakan pompa untuk membantu menghasilkan lebih banyak ASI hingga bayi lebih bisa menyusu. Menghabiskan waktu 'kontak kulit ke kulit' juga dapat membantu bayi menyusu lebih baik dan membantu ibu menghasilkan lebih banyak ASI.
Dalam beberapa kasus, jika bayi tidak dapat menyusu dengan baik, cairan diberikan melalui pembuluh darah untuk membantu meningkatkan kadar cairan dan menurunkan kadar bilirubin seperti dikutip dari laman Ufhealth.
Untuk membantu memecah bilirubin jika terlalu tinggi, bayi mungkin ditempatkan di bawah lampu biru unik (fototerapi). Bunda mungkin dapat melakukan fototerapi di rumah.
Sedianya, bayi bakal pulih sepenuhnya dengan pemantauan dan pengobatan nan tepat. Penyakit kuning bakal lenyap dalam 12 minggu kehidupan.
Pada penyakit kuning akibat ASI nan sebenarnya, tidak ada komplikasi dalam sebagian besar kasus. Namun, bayi dengan kadar bilirubin nan sangat tinggi nan tidak mendapatkan perawatan medis nan tepat dapat mengalami pengaruh nan parah.
Penyakit kuning akibat ASI tidak dapat dicegah, dan tidak berbahaya. Namun, jika warna kulit bayi kuning, Bunda kudu segera memeriksakan kadar bilirubin bayi. Jika kadar bilirubin tinggi, krusial untuk memastikan tidak ada masalah medis lainnya.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)