ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Setiap tahun, semakin banyak wanita meninggal lantaran komplikasi nan mengenai dengan kehamilan dan persalinan. Beberapa penyebabnya lantas dikaitkan dengan jangkitan dan sepsis.
Perlu diketahui ya, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 287.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan di tahun 2020. Hampir 800 di antaranya meninggal lantaran penyebab nan dapat dicegah. Data juga menunjukkan, satu kematian terjadi nyaris setiap dua menit, Bunda.
Di negara maju seperti Amerika Serikat (AS), kasus kematian lantaran kehamilan juga tetap ditemukan. Dua penyebab terbesarnya adalah jangkitan dan sepsis. Demikian seperti dilansir laman NIH MedlinePlus Magazine.
Sementara menurut WHO, sepsis pada kehamilan merupakan penyebab kematian ibu nan paling umum ketiga. American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menjelaskan bahwa sepsis berpotensi dapat dicegah.
Apa itu sepsis pada kehamilan?
Sepsis merupakan respons ekstrem tubuh terhadap jangkitan nan sudah diidap oleh seseorang. Infeksi ini memicu reaksi berantai dalam tubuh. Infeksi ini dapat menyebabkan indikasi seperti dengap jantung cepat, nyeri hebat, dan emosi bingung namalain disorientasi.
Sepsis dapat menakut-nakuti jiwa dan dapat terjadi pada siapa saja. Tetapi, ibu mengandung dan bayi termasuk nan paling rentan mengalaminya.
Risiko sepsis pada kehamilan
Sepsis maternal terjadi selama kehamilan namalain setelah melahirkan. Risiko Bunda terkena sepsis maternal lebih tinggi jika mengalami jangkitan dari kondisi berikut ini:
- Luka akibat operasi caesar
- Keguguran namalain aborsi
- Penyakit pernapasan nan memengaruhi paru-paru
- Meningitis namalain pembengkakan di sekitar otak dan sumsum tulang belakang
- Perdarahan pasca persalinan
- Infeksi saluran kemih (ISK)
- Endometritis
- Kelahiran prematur
- Stillbirth
Intervensi dan komplikasi ringan selama persalinan juga dapat menyebabkan infeksi, seperti:
- Persalinan nan lama namalain jika ketuban pecah lebih dari 18 jam sebelum melahirkan
- Melakukan beberapa pemeriksaan memek selama persalinan
- Menggunakan forcep namalain vakum selama proses persalinan
Ibu mengandung sakit/ Foto: iStock
Gejala sepsis pada kehamilan
Tanda dan indikasi sepsis pada kehamilan dapat bervariasi, Bunda. Berikut beberapa indikasi sepsis nan perlu Bunda waspadai dan perlu segera dikonsultasikan ke dokter:
- Demam dan menggigil
- Pusing
- Nyeri perut bagian bawah
- Keputihan berbau tidak sedap
- Perdarahan vagina
- Peningkatan degub jantung
- Batuk nan berasal dari dada
- Nyeri/terbakar saat buang air mini namalain tidak buang air mini dalam sehari
- Perasaan tidak nyaman namalain tidak lezat badan
Diagnosis sepsis selama dan setelah kehamilan
Seperti corak sepsis lainnya, mendiagnosis sepsis pada ibu mengandung bisa menjadi sulit. Dokter sering kali meminta beberapa pemeriksaan, termasuk tes darah, untuk menentukan bukti adanya infeksi. Demikian seperti melansir dari laman Endsepsis.
Dokter juga biasanya bakal memeriksa keputihan nan tidak normal, edema, dan hipoglikemia di antara gejala-gejala lainnya. Kunci untuk penemuan awal adalah waspada terhadap akibat sepsis pada semua ibu hamil.
Sejauh ini, para peneliti menemukan bahwa skrining nan dilakukan antara 20 minggu kehamilan dan tiga hari setelah melahirkan lebih jeli ketika penyedia jasa menggunakan perangkat nan disesuaikan dengan kehamilan. Skrining nan dilakukan di luar jangka waktu tersebut kudu dilakukan dengan perangkat nan tidak disesuaikan dengan kehamilan.
Para peneliti silam merekomendasikan pasien nan hasil skriningnya positif sepsis untuk mendapatkan pertimbangan kesehatan lanjutan.
Cara mencegah sepsis pada ibu mengandung dan bayi baru lahir
Berikut beberapa langkah mencegah sepsis pada ibu mengandung dan bayi baru lahir:
- Mencegah dan mengobati jangkitan selama kehamilan
- Menjalani pemeriksaan untuk Streptococcus grup B (GBS) dan virus herpes simpleks (HSV) selama kehamilan
- Mengonsumsi antibiotik jika Bunda mengandung dan menderita GBS namalain korioamnionitis (infeksi pada cairan ketuban) namalain melahirkan bayi dengan sepsis nan disebabkan oleh bakteri
- Melahirkan dalam waktu 12 hingga 24 jam setelah ketuban pecah (ketika selaput ketuban pecah). Persalinan caesar kudu dilakukan dalam waktu 6 jam setelah ketuban pecah.
- Melahirkan di tempat nan bersih.
Demikian penjelasan mengenai sepsis pada kehamilan nan menyebabkan kematian pada ibu mengandung dan setelah melahirkan. Semoga info ini berfaedah ya.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)