Kairo Dalam Bayang-bayang Perang Salib

Sedang Trending 2 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

KincaiMedia, JAKARTA -- Keadaan Fustat dan Kairo tidak lagi sama sejak Perang Salib melanda. Rangkaian pertempuran itu tidak hanya menimbulkan kerugian materiel, tetapi juga krisis politik nan luar biasa bagi Fathimiyah.

Pada 1163 M, Pasukan Salib mulai memasuki wilayah dinasti tersebut. Waktu itu, pamor sultan Fathimiyah tidak lebih baik daripada wazirnya nan berjulukan Syawar bin Mujir as-Sa’adi. Sang perdana menteri silam meminta support negeri jiran terdekat, Wangsa Zankiyah nan berpusat di Damaskus.

Syam ketika itu dipimpin oleh Nuruddin Mahmud, putra pendiri Zankiyah Imaduddin Zanki. Ia mempunyai seorang panglima militer nan berjulukan Asaduddin Syirkuh. Saat Salibis membikin kekacauan di Mesir, Nuruddin menerima permintaan dari Syawar bin Mujir. Maka berangkatlah jenderal kebanggaannya itu ke Kairo.

Syirkuh pergi ke sana dengan didampingi keponakannya, Shalahuddin al-Ayyubi, nan saat itu tetap berumur 26 tahun. Sesampainya di tujuan, Syawar justru condong memanfaatkan kehadiran mereka demi menyingkirkan lawan-lawan politiknya. Hal itu tidak disukai sang panglima perang Zankiyah. Di kemudian hari, perdana menteri Fathimiyah itu berkonflik dengan sekutu Muslimnya tersebut.

Untuk menghadapi Syirkuh, Syawar bekerja sama dengan Raja Amalric I dari Kerajaan Kristen Yerusalem. Pada 1164, pasukan Amalric merangsek masuk ke Mesir untuk berasosiasi dengan golongan pendukung Syawar. Pada Agustus hingga Oktober tahun nan sama, mereka mengepung tembok Syirkuh di Bilbais.

Mengetahui buletin pengepungan itu, Nuruddin bergerak memimpin pasukannya dari Damaskus. Ke arah selatan, penguasa Zankiyah itu menyerang sejumlah kerajaan Kristen di bumi Palestina, termasuk Antiokia. Bahkan, Pangeran Antiokia Bohemond III dapat ditawannya. Amalric langsung meninggalkan Bilbais untuk membantu Antiokia dalam membendung kekuatan militer Nuruddin.

Hingga akhir tahun 1164, kekacauan mulai mereda secara de facto di Mesir. Dua tahun kemudian, Syirkuh melakukan serangan balik. Untuk menghadapinya, Syawar lagi-lagi berkawan dengan Amalric. Pada Januari 1167, perang antara kedua belah pihak itu merembet hingga ke perbatasan Kairo. Dalam palagan ini, kubu Yerusalem dapat dihalau mundur.

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027