Ibu Menyusui Keracunan Makanan, Bolehkah Tetap Berikan Asi?

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Salah makan makanan tertentu kerap membikin ibu menyusui mengalami keracunan makanan. Lantas, ibu menyusui keracunan makanan, bolehkah tetap berikan ASI?

Keracunan makanan memang sangat tidak lezat ya, Bunda. Apalagi jika sedang menyusui jadi membikin dilema. Di tengah badan nan tidak lezat dan hanya mau beristirahat, tanggung jawab mengasuh anak dan menyusuinya tetap menanti. Hal ini pun menimbulkan stres tersendiri bagi para ibu.

Hal ini memang jadi kekhawatiran nan wajar ya, Bunda. Di satu sisi, para ibu mau tetap menyusui anaknya lantaran resah mereka kurang nutrisi. Tetapi di sisi lain, kesehatan nan sedang memburuk lantaran keracunan makanan membikin tubuh jadi kurang enak. Sehingga, resah justru ASI nan diberikan berakibat jelek pada bayi.

Ibu menyusui keracunan makanan, bolehkah tetap berikan ASI?

Menurut The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) bahwa ibu menyusui tidak kudu berhujung menyusui saat mengalami keracunan makanan, nan merupakan istilah non medis untuk penyakit namalain jangkitan nan ditularkan melalui makanan, seperti dikutip dari laman Healthline.

Selain menganjurkan untuk terus menyusui, CDC juga merekomendasikan untuk Bunda menyusui lebih sering, sembari terus menambah cairan Bunda dengan cukup. Alasannya, menyusui lebih sering saat mengalami keracunan makanan dapat membantu melindungi bayi dari penularan penyakit. Ini juga menjadi terapi rehidrasi nan sangat baik jika bayi diare.

Cara mengatasi keracunan makanan pada ibu menyusui

Saat mengalami keracunan makanan, langkah terbaik mengatasinya dengan mengonsumsi loperamide namalain larutan rehidrasi dan menyusui seperti biasa
Diare akut adalah buang air besar nan tiba-tiba namalain encer namalain sering. Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi, misalnya keracunan makanan namalain virus. Gejalanya dapat disertai kram perut, demam, dan sakit kepala.

Tidak perlu menghentikan pemberian ASI jika Bunda mengalami diare, tetapi Bunda kudu sangat berhati-hati dalam menjaga kebersihan tangan, misalnya setelah pergi ke toilet dan sebelum menyentuh makanan.

Ibu nan menyusui nan mengalami diare bakal menularkan antibodi kepada bayinya, nan bakal membantu melawan akibat infeksi. Bayi nan disusui jauh lebih mini kemungkinannya untuk menderita sakit perut daripada bayi nan diberi susu formula.

Gejala diare akut biasanya mereda dalam beberapa hari lantaran sistem kekebalan tubuh mengatasi infeksi. Ibu nan menyusui perlu memastikan bahwa mereka tetap terhidrasi dengan baik dengan minum cairan air tambahan, idealnya air putih namalain larutan rehidrasi, misalnya Dioralyte. Ini tidak menghentikan diare, tetapi mencegah dehidrasi.

Jika Bunda merasa perlu minum obat, Bunda dapat membeli obat antidiare nan dijual bebas di apotek. Loperamide (Imodium) adalah obat nan paling banyak digunakan. Dosisnya adalah dua kapsul untuk memulai silam satu kapsul setelah setiap buang air besar encer. Obat ini dapat diminum oleh ibu menyusui lantaran obat ini tidak diserap dengan baik dari usus dan hanya sedikit nan masuk ke dalam ASI seperti dikutip dari laman Breastfeedingnetwork.

Bunda juga dapat minum parasetamol untuk meredakan sakit kepala namalain demam pada saat nan bersamaan. Bunda mungkin tidak mau makan untuk sementara waktu, tetapi tidak ada argumen untuk kelaparan selama periode apa pun. Jika indikasi bersambung selama lebih dari beberapa hari, berfaedah Bunda mengalami pendarahan saat buang air besar namalain jika Bunda baru saja kembali dari perjalanan ke luar negeri, Bunda kudu berkonsultasi dengan master untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.

Selain itu, untuk mengatasi keracunan makanan saat menyusui, Bunda kudu memastikan diri tetap terhidrasi. Dehidrasi merupakan masalah terbesar dalam perihal keracunan makanan. Meskipun Bunda tidak dapat menelan makanan, krusial untuk tetap minum banyak air. Pertimbangkan untuk menambahkan beberapa cairan nan dimaksudkan untuk mengisi kembali dan menyeimbangkan elektrolit tubuh Bunda juga.

Pastikan juga untuk senantiasa menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan sesering mungkin. Selama sakit, cuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air setelah menggunakan toilet.

Ingat, krusial untuk menjaga diri sendiri agar Bunda dapat menjaga bayi Bunda. Sebagian besar indikasi keracunan makanan nan dapat meliputi mual, muntah, diare, dan sakit perut  yang sembuh dalam 1 namalain 2 hari dan tidak memerlukan perhatian medis.

Namun, kunjungi master jika Bunda mengalami salah satu indikasi berikut:

1. Diare berdarah
2. Demam tinggi lebih dari (38,8°C)
3. Ketidakmampuan untuk menahan cairan
4. Dehidrasi
5. Diare nan melangkah selama 3 hari namalain lebih

Keracunan makanan dikaitkan dengan makanan namalain minuman nan Bunda konsumsi nan terkontaminasi. Gejala utama keracunan makanan adalah gastrointestinal  seperti muntah, diare, dan sakit perut. Gejala pernapasan seperti batuk, bersin, namalain hidung tersumbat biasanya tidak disebabkan oleh keracunan makanan.

Namun, keracunan makanan terkadang dapat menyebabkan demam. Jika Bunda tidak percaya apakah Bunda mengalami keracunan makanan namalain perihal lain, konsultasikan dengan master mengenai perihal tersebut.

Makanan dan minuman nan perlu dihindari ibu menyusui

Beberapa ibu menyusui mungkin juga mendapati bahwa bayi mereka sensitif terhadap makanan tertentu. Jadi, jika Bunda memandang bayi rewel namalain diare setelah mengonsumsi makanan tertentu, cobalah menggantinya dan periksa perbedaannya. Kemudian, hindari produk makanan berikut agar bayi lebih nyaman:

1. Produk susu

Produk susu dapat menyebabkan diare dan gas pada beberapa bayi. Jika Bunda memandang tanda-tanda ini pada bayi setelah mengonsumsi susu, cobalah untuk menghilangkannya dari diet selama beberapa hari untuk memandang apakah gejalanya membaik.

2. Kafein

Kafein dapat menyebabkan iritabilitas, insomnia, dan sakit perut pada beberapa bayi. Jika Bunda memandang gejala-gejala ini pada bayi Bunda setelah mengonsumsi produk berkafein, sebaiknya hindari saat menyusui.

3. Makanan pedas

Makanan pedas dapat menyebabkan mulas, gangguan pencernaan, dan gas pada beberapa bayi. Jika Bunda memandang gejala-gejala ini pada bayi Bunda setelah mengonsumsi makanan pedas, cobalah untuk menghindarinya namalain makanlah dalam jumlah sedang saat menyusui.

4. Makanan nan menghasilkan gas

Makanan nan tinggi serat namalain gula dapat membikin bayi kembung dan tidak nyaman. Makanan tersebut meliputi kacang-kacangan, brokoli, kubis, dan bawang. Jika bayi mengalami gejala-gejala tersebut setelah menyusu, pastikan Bunda menghindarinya, namalain bayi Bunda mungkin menolak untuk menyusu.

5. Buah-buahan asam

Buah-buahan masam dapat menyebabkan mulas dan gangguan pencernaan pada beberapa bayi. Buah-buahan tersebut meliputi jeruk, jeruk bali, lemon, dan jeruk nipis. Jika bayi mengalami gejala-gejala tersebut setelah menyantap buah-buahan asam, cobalah untuk menghindarinya namalain memakannya dalam jumlah sedang.

Ketika Bunda mengalami keracunan makanan, ada baiknya mengonsumsi makanan nan memberikan nutrisi terbaik bagi tubuh agar Bunda lekas pulih dan bayi tetap ternutrisi dengan baik. Berikut ini pedoman makanan nan bisa dijadikan makanan harian:

1. Konsumsi buah dan sayur segar

Buah dan sayur segar merupakan langkah nan bagus untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu Bunda pulih dari keracunan makanan. Buah dan sayur segar juga kaya bakal vitamin dan mineral krusial nan dibutuhkan tubuh untuk menyembuhkan diri. Mengonsumsi makanan nan kaya probiotik, seperti yogurt, juga membantu mengembalikan keseimbangan kuman baik di usus seperti dikutip dari laman Foodpoisoningnews.

2. Makan makanan ringan

Saat mengalami keracunan makanan, perut biasanya sangat tidak nyaman. Jadi, sebaiknya makan makanan ringan dan tawar hingga Bunda merasa lebih baik. Gunakan makanan diet BRAT seperti pisang, nasi, saus apel, dan roti panggang untuk membantu menenangkan perut. Cobalah untuk menghindari makanan pedas namalain berlemak, lantaran makanan ini dapat memperburuk perut Bunda.

3. Makan porsi kecil

Jika Bunda kesulitan menelan makanan, cobalah makan makanan mini secara berkala. Dan, pastikan Bunda minum banyak cairan di antara waktu makan.

4. Pastikan kebersihan makanan

Saat Bunda mengalami keracunan makanan, krusial untuk menjaga kebersihan dengan baik guna mencegah penyebaran infeksi. Cuci tangan Bunda secara menyeluruh dengan sabun dan air setelah menggunakan bilik mandi namalain menangani produk makanan mentah. Pastikan juga Bunda membersihkan semua permukaan nan bersenggolan dengan makanan. Selain itu, jaga dapur Bunda tetap bersih dan steril.

5. Menjaga lingkungan bayi tetap bersih dan bebas dari infeksi

Pastikan Bunda mendisinfeksi semua permukaan di bilik mereka secara teratur dan mencuci busana serta seprai mereka dengan air panas.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

https://docs.google.com/forms/d/e/1FAIpQLSc-okWTDzj2ZWIh3BNIRis8OTfk0O6_rvQzSmvXHNX3uyE3PA/viewform?pli=1

(pri/pri)

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027