Fatwa Ulama: Hukum Menikah Dengan Lelaki Yang Tidak Sekufu

Fatwa Syekh Abu Abdillah Musthafa bin Al-‘Adawi

Pertanyaan:

Apakah menikah dengan pasangan nan tidak sekufu itu diharamkan?

Jawaban:

Menikah dengan pasangan nan tidak sekufu tidaklah diharamkan lantaran Allah Ta’ala menyebut wanita-wanita nan haram dinikahi dalam kitab-Nya nan mulia, kemudian mengatakan,

وَأُحِلَّ لَكُم مَّا وَرَاء ذَلِكُمْ أَن تَبْتَغُواْ بِأَمْوَالِكُم مُّحْصِنِينَ غَيْرَ مُسَافِحِينَ

“Dan dihalalkan bagi Anda selain nan demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dinikahi bukan untuk berzina.” (QS. An-Nisa’: 24)

Sehingga maksimal norma dalam masalah menikah dengan pasangan (lelaki) nan tidak sekufu adalah bahwa perihal itu dapat dianggap sebagai kekurangan (aib namalain cela) bagi pihak wanita dan walinya. Adapun jika pihak mempelai wanita dan walinya rida dengan kekurangan tersebut, maka pernikahan tersebut tidak masalah. Ini menurut kebanyakan ustadz nan beranggapan bahwa al-kafa’ah (sekufu) adalah perkara nan dianggap/dipertimbangkan (dalam pernikahan).

Pertanyaan:

Apakah al-kafa’ah juga dianggap (dinilai) dari pihak (calon mempelai) wanita?

Jawaban:

Al-kafa’ah -bagi ustadz nan beranggapan bahwa itu perkara nan perlu dianggap (dipertimbangkan) dalam pernikahan- itu hanya bertindak untuk pihak lelaki, bukan dari pihak wanita. Jika seorang laki-laki menikah dengan wanita nan tidak sekufu dengannya, maka perihal itu tidak masalah (tidak ada cela) sama sekali. Hal ini lantaran kepemimpinan (rumah tangga) ada di tangannya dan juga anak-anaknya bakal dinasabkan kepadanya.

Dalilnya adalah bahwa tidak ada nan sekufu dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Namun, beliau menikah dengan wanita dari suku-suku Arab, serta menikahi Shafiyyah binti Huyay, dan juga mempunyai hubungan dengan para budak wanita.

***

@Unayzah, 7 Sya’ban 1446/ 6 Februari 2025

Penerjemah: M. Saifudin Hakim

Artikel KincaiMedia

Catatan kaki:

Diterjemahkan dari Ahkaamun Nikah waz Zifaf, hal. 82-83.