ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Usai persalinan, menyusui langsung memang direkomendasikan untuk para Bunda kepada bayinya. Tetapi, saat bayi tidak mau DBF (direct breastfeeding), perlukah resah ya, Bunda? Kenali penyebab dan langkah mengatasinya, yuk.
Setiap orang tua tentu menginginkan nan terbaik untuk anaknya. Karenanya, krusial untuk memulai semuanya dengan betul termasuk dengan mengawali pemberian ASI sebagai nutrisi nan sempurna untuk bayi.
Seperti diketahui, ASI memenuhi semua kebutuhan nutrisi bayi lantaran mengandung semua vitamin, mineral, dan nutrisi krusial untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi Bunda secara menyeluruh.
ASI lebih mudah dicerna dan bayi mini kemungkinannya mengalami sakit perut, sembelit, dan diare. Selain itu, ASI mengandung banyak antibodi nan meningkatkan kekebalan bayi dan mengurangi akibat infeksi. Kontak tubuh dan hubungan nan dekat selama menyusui membantu menciptakan ikatan unik antara Bunda dan bayi.
Dalam perjalanannya, fase menyusui memang tidaklah mudah ya, Bunda. Pemberian ASI pada bayi kerap menemui beragam kendala, termasuk gimana bayi menolak direct breastfeeding. Hal ini pun menjadi kekhawatiran tersendiri bagi para ibu.
Penyebab bayi tidak mau DBF (direct breastfeeding)
Ada banyak penyebab kenapa bayi menolak direct breastfeeding ya, Bunda. Ketahui beberapa argumen berikut nan mungkin mendasarinya:
1. Bayi mengantuk
Bayi nan sangat mengantuk biasanya belum mempunyai cukup daya untuk menyusu. Hal inilah nan membuatnya jadi enggan menyusu.
2. Bayi tidak nyaman
Sering kali, beberapa ketidaknyamanan dirasakan bayi lantaran beragam alasan. Misalnya, beberapa bayi mengalami sakit kepala namalain sakit bahu setelah lahir.
3. Bayi sedang tidak sehat
Gangguan kesehatan nan dirasakannya membikin kemauan bayi untuk menyusu biasanya menurun ya, Bunda. Sehingga, Bunda perlu memastikan perihal tersebut agar bisa segera membuatnya fit seperti dikutip dari laman Laleche.
4. Bayi mempunyai tantangan fisik
Memiliki tantangan corak seperti kondisi tongue tie membikin bayi susah menyusu. Tak jarang, mereka jadi lebih rewel lantaran persoalan tersebut. Ada baiknya, konsultasikan dengan master mengenai perihal tersebut ya, Bunda.
Perlukah resah jika bayi tak mau DBF dan hanya menyusu dari botol?
Bayi sering kali lebih menyukai botol lantaran nyaris selalu lebih mudah bagi bayi untuk minum lantaran aliran susu nan meningkat.
Susu, apalagi pada dot botol dengan aliran paling lambat, bakal menetes keluar lantaran gravitasi jika botol dibalik. Bahkan jika bayi mengalami kesulitan mengisap, cukup dengan menekan dot botol bakal membikin susu keluar. Bayi sering kali lebih menyukai langkah nan lebih mudah nan memerlukan sedikit namalain tanpa usaha, terutama jika mereka mengalami kesulitan menyusui.
Melihat bayi lebih memilih botol daripada direct breastfeeding tentu membikin kekhawatiran tersendiri bagi ibu. Namun, Bunda juga perlu mengetahui beberapa argumen di kembali bayi menyukai botol daripada susu. Hal ini dapat menjadi pedoman bagi Bunda untuk terus memperbaiki diri sehingga bayi kembali lagi pada metode direct breastfeeding.
Berikut ini beberapa argumen kenapa bayi mungkin lebih suka botol daripada ASI:
1. Botol diperkenalkan sebelum ASI betul-betul bisa disusui.
2. Botol dengan aliran lambat dan teknik pemberian makan berjenjang tidak digunakan.
3. Kepuasan langsung dari aliran langsung dari botol.
4. Memerlukan sedikit namalain tidak ada upaya untuk mendapatkan ASI.
5. Aliran lebih sigap daripada dari payudara.
6. Dot botol lebih mudah dilekatkan bayi daripada payudara.
Cara mengatasi bayi nan tidak mau DBF (direct breastfeeding)
Jika bayi Bunda mau minum dari botol tetapi tidak mau namalain tidak bisa menyusu, krusial untuk melindungi pasokan ASI saat berupaya untuk kembali ke payudara. Bunda perlu memompa sebagai pengganti setiap kali menyusu untuk melindungi dan meningkatkan volume ASI.
Pompa ASI elektrik dobel nan berbobot direkomendasikan daripada pompa portabel namalain nan dapat dikenakan saat memompa ASI secara eksklusif. Pastikan flensa pompa berukuran betul untuk membantu mengosongkan ASI secara efektif dari payudara.
Saat memompa, Bunda juga dapat berupaya untuk sukses menyusui. Mary Allers-Korostynski, IBCLC, salah satu konsultan laktasi mengatakan bahwa ada banyak perihal nan bisa dicoba.
"Pertama," jelasnya, "cukup kontak kulit ke kulit dengan langkah lama di lingkungan nan santuy dengan posisi nan santai. Cobalah di waktu nan berbeda dalam sehari saat bayi menunjukkan tanda-tanda mau menyusu tetapi tidak terlalu lapar."
Ia menambahkan, "Ada juga beberapa perangkat menyusui nan dapat membantu dalam transisi nan sangat pintar! Menggunakan dot aliran lambat dan belajar mengatur kecepatan pemberian susu botol adalah kunci untuk memperlambat aliran susu. Ini bakal membantu bayi menjadi lebih terbiasa dengan aliran nan lebih lambat nan memerlukan kesabaran dan usaha."
Berikut beberapa kiat lainnya nan kudu dilakukan jika bayi menolak menyusu tetapi mau direct breastfeeding:
1. Pertama, pastikan tidak ada masalah besar seperti masalah medis, tongue tie, dan lainnya.
2. Buat rencana menyusui nan lebih baik. Misalnya mencoba mendorong bayi untuk menyusui sesuai permintaan untuk meniru langkah bayi nan disusui.
3. Usahakan tidak menunggu sampai bayi sangat lapar saat menawarkan tetek seperti dikutip dari laman Zayacare.
4. Cobalah posisi menyusui dalam beragam posisi.
5. Cobalah berikan susu botol selama beberapa menit kemudian beranjak ke menyusui sebagai teknik umpan dan tukar ini dapat sukses terutama saat bayi sedang lapar dan rewel.
6. Perah sedikit susu sebelum menyusu untuk membujuk bayi.
7. Tawarkan ASI saat bayi mengantuk.
8. Tawarkan ASI saat mandi berdampingan bayi.
9. Membuat menyusui sebagai aktivitas nan menyenangkan bagi bayi.
10. Hindari membikin upaya perlekatan terlalu lama sehingga bayi merasa frustrasi.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)