Bahkan Nabi Musa Ingin Menjadi Umat Rasulullah

Sedang Trending 6 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

KincaiMedia, JAKARTA -- Ka’ab al-Ahbar adalah seorang berilmu dari generasi tabiin. Mulanya, dia berakidah Yahudi, tetapi kemudian memeluk Islam pada era Khalifah Umar bin Khattab. Sejak menjadi Muslim, dirinya menetap di Madinah.

Pada suatu ketika, Ka’ab al-Ahbar menjumpai seorang pendeta Yahudi nan sedang menangis.

“Mengapa engkau bersedih?” tanya Ka’ab kepadanya.

Awalnya, pendeta itu enggan mengungkapkan alasannya berurai air mata. Namun, setelah Ka’ab berupaya meyakinkan laki-laki itu, sang mahir kepercayaan Yahudi tersebut menjelaskan keadaan dirinya.

Pendeta itu rupanya baru saja merenungi suatu kisah nan dialami Nabi Musa AS tatkala sedang membaca Taurat.

Saudara Harun AS itu menyampaikan permintaannya kepada Allah SWT, adalah sesudah mendaras Taurat: “Ya Tuhanku, saya mendapatkan dalam alwaah, terdapat suatu umat nan bisa memberikan syafaat dan syafaat mereka bakal diterima. Kumohon jadikanlah mereka itu umatku.”

“Mereka adalah umat Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam,” jawab Allah SWT.

“Wahai Tuhanku, saya juga mendapatkan (dalam alwaah), terdapat umat nan mereka dapat menebus dosa dengan cukup melaksanakan shalat lima waktu. Kumohon, jadikanlah mereka itu umatku,” Nabi Musa AS bermohon.

“Mereka adalah umat Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam,” jawab Allah Ta'ala.

“Wahai Tuhanku, saya juga mendapatkan (dalam alwaah), ada umat nan bakal melenyapkan kesesatan, sampai-sampai mereka bakal membunuh Dajjal, si nan bermata satu. Jadikanlah mereka umatku,” pinta Nabi Musa AS.

“Mereka adalah umat Muhammad shalallahu 'alaihi wasallam,” jawab Allah kemudian.

Demikianlah. Nabi Musa AS terus-menerus memohon dan meminta. Berturut-turut disebutkannya tentang sifat suatu umat nan doyan bersuci dengan air dan tanah; umat nan boleh menerima kekayaan rampasan perang. Padahal, dalam norma Nabi Musa, kekayaan ghanimah mesti dikumpulkan untuk kemudian turun api dari langit untuk membakarnya. Begitu pula, Nabi Musa terkesan lantaran Taurat mengabarkan adanya umat nan mengalami pelipatgandaan pahala.

Taurat menjelaskan secara terperinci. Bila menjadi bagian dari umat itu, seseorang nan baru bermaksud mengerjakan kebaikan—belum sampai melaksanakannya—maka niatnya itu bakal dicatat oleh malaikat sebagai satu pahala kebaikan.

Bila niat baik itu dilaksanakan, maka pahala bagi orang itu menjadi 10 hingga 700 kali lipat namalain apalagi lebih. Kalau orang tadi bermaksud kejahatan, maka tidak ditulis apa-apa baginya. Jika niat jahat itu dilakukan, maka malaikat mencatat untuknya hanya satu kejahatan. Maka, Nabi Musa AS kembali memohon kepada Rabbnya.

“Jadikanlah mereka (yang demikian itu) umatku,” kata beliau. Akan tetapi, jawaban nan datang kepadanya tetap sama: nan memperoleh keistimewaan itu adalah umat Nabi Muhammad SAW.

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027