ARTICLE AD BOX
KincaiMedia, Jakarta – Pada Oktober 2024, ARM Holdings mengeluarkan pemberitahuan kepada Qualcomm mengenai potensi pelanggaran lisensi mengenai penggunaan kreasi chip nan dikembangkan oleh Nuvia, perusahaan nan diakuisisi Qualcomm pada 2021.
ARM menuduh bahwa setelah akuisisi tersebut, Qualcomm menggunakan kreasi Nuvia tanpa lisensi nan sesuai, khususnya dalam pengembangan CPU Oryon nan digunakan dalam chip Snapdragon X Elite untuk laptop dan Snapdragon 8 Elite untuk smartphone flagship.
Qualcomm membantah tuduhan tersebut, dengan argumen bahwa lisensi arsitektur nan dimilikinya mencakup penggunaan kreasi Nuvia. Perusahaan ini juga menegaskan bahwa tindakan ARM merupakan upaya untuk meningkatkan tarif royalti dan mengganggu pengembangan CPU mereka.
BACA JUGA:
- Arm Resmi Batalkan Lisensi Desain Chip ke Qualcomm
- Collab, Qualcomm dan Google Kembangkan Sistem AI di Mobil
Pada Desember 2024, pengadilan federal di Delaware memutuskan bahwa Qualcomm tidak melanggar perjanjian lisensi dengan ARM. Namun, pengadilan tidak mencapai kesepakatan mengenai apakah Nuvia melanggar lisensi sebelum akuisisi oleh Qualcomm, sehingga memungkinkan adanya persidangan lanjutan di masa depan.
Pada Februari 2025, CEO Qualcomm, Cristiano Amon, mengumumkan bahwa ARM telah menarik kembali pemberitahuan pelanggaran lisensi nan dikeluarkan pada Oktober 2024 dan menyatakan tidak mempunyai rencana untuk mengakhiri perjanjian lisensi arsitektur dengan Qualcomm.
Keputusan ARM untuk akhiri tuduhan pelanggaran lisensi kepada Qualcomm ini menunjukkan bahwa kedua perusahaan berupaya mempertahankan hubungan kerja sama mereka.
Perkembangan ini krusial bagi industri teknologi, mengingat peran krusial ARM dan Qualcomm dalam pengembangan chip untuk beragam perangkat elektronik.
BACA JUGA:
- ARM Rilis CPU Cortex-X925, Bakal Hadir di HP Flagship Terbaru 2024
- ARM Luncurkan CPU Cortex-X4, Clockspeed Hingga 3,4Ghz
Keputusan untuk mempertahankan perjanjian lisensi antara Qualcomm dan ARM ini diharapkan dapat memastikan kelanjutan penemuan dan produksi chip nan mendukung beragam teknologi modern. Jika sengketa ini terus berlanjut, tentunya bakal langsung berakibat signifikan kepada industri semikonduktor.