Akhir Nahas Penghina Alquran Pada Zaman Nabi

Sedang Trending 6 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

KincaiMedia, JAKARTA -- Dalam berdakwah, Nabi Muhammad SAW menghadapi tantangan dari kaum musyrikin. Di antara mereka, ada nan begitu sengit permusuhannya terhadap Islam. Salah satunya adalah Huyay bin Akhthab.

Huyay merupakan orang Yahudi. Kebenciannya terhadap Rasulullah SAW sampai-sampai tercatat dalam The Jewish Encyclopedia meskipun dengan nada memuji: "prajurit pemberani dan musuh utama Muhammad." Buku-buku sejarah Islam menggelari tokoh ini sebagai "setan Yahudi" lantaran kedengkiannya nan mendalam terhadap Nabi SAW.

Huyay pernah mendeklarasikan bahwa dirinya bakal membenci sang pembawa risalah Islam itu di sepanjang usianya. "Aku bakal memusuhinya selama saya tetap hidup," ujar Huyay kepada saudaranya, Abu Yasir, tatkala menerima buletin hijrahnya Nabi SAW ke Madinah (dahulu berjulukan Yastrib).

Bahkan, Huyay dengan sombongnya berani mencela Allah SWT dan melecehkan Alquran. Sebagai contoh, suatu ketika dia mendengar kaum Muslimin membacakan surah al-Baqarah ayat 245.

مَنْ ذَا الَّذِيْ يُقْرِضُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضٰعِفَهٗ لَهٗٓ اَضْعَافًا كَثِيْرَةً ۗوَاللّٰهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُۣطُۖ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ - ٢٤٥

Artinya: "Barangsiapa meminjami Allah dengan pinjaman nan baik, maka Allah melipatgandakan tukar kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nyalah Anda dikembalikan."

Seketika, Huyay mengolok-olok ayat suci itu. Ia lantas berkata, "Bagaimana mungkin Tuhan kita berutang kepada manusia!? Pastilah nan berutang itu miskin, toh biasanya nan miskin berutang kepada si kaya."

Menurut penuturan Qatadah, momen ini menjadi asbabun nuzul surah Ali Imran ayat 181.

لَقَدْ سَمِعَ اللّٰهُ قَوْلَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ فَقِيْرٌ وَّنَحْنُ اَغْنِيَاۤءُ ۘ سَنَكْتُبُ مَا قَالُوْا وَقَتْلَهُمُ الْاَنْۢبِيَاۤءَ بِغَيْرِ حَقٍّۙ وَّنَقُوْلُ ذُوْقُوْا عَذَابَ الْحَرِيْقِ - ١٨١

Artinya: "Sungguh, Allah telah mendengar perkataan orang-orang (Yahudi) nan mengatakan, 'Sesungguhnya Allah itu miskin dan kami kaya.' Kami bakal mencatat perkataan mereka dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa kewenangan (alasan nan benar), dan Kami bakal mengatakan (kepada mereka), 'Rasakanlah olehmu jawaban nan membakar!'"

Sungguh tercela tuduhan Huyay nan menyebut Allah miskin, sedangkan makhluk-Nya lebih kaya. Padahal, konteks ayat pada surah al-Baqarah itu adalah pujian Allah terhadap orang-orang berakidah nan menginfakkan diri dan hartanya di jihad fii sabilillah.

Ungkapan "meminjami Allah dengan pinjaman nan baik" berfaedah menginfakkan kekayaan di jalan Allah.

Sayyid Qutb dalam Fii Zhilal al-Qur'an menjelaskan mengenai al-Baqarah ayat 245, "Infak adalah pinjaman nan baik kepada Allah." Dalam arti, kekayaan nan telah diinfakkan seorang hamba di jalan Allah bakal tersimpan di sisi-Nya. Allah melipatgandakannya dengan lipat dobel nan banyak. Di dunia, ganjaran itu bisa berupa keberkahan, kebahagiaan, kekayaan, dan kegembiraan. Di alambaka kelak, insya Allah balasannya berupa surga-Nya.

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027