7 Kesalahan Parenting Yang Membuat Anak Jadi Pembohong

Sedang Trending 3 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Bunda sering mendapati anak berbohong? Bukan tanpa alasan, kebiasaan ini bisa saja terjadi lantaran adanya kesalahan pada style pengasuhan nan selama ini Bunda terapkan.

Anak nan mendusta umumnya menjadi bagian dari proses perkembangan mereka. Berbohong pun bisa muncul lantaran beragam alasan, mulai dari menghindari hukuman, agar mendapatkan perhatian, namalain lantaran mereka belum sepenuhnya memahami perbedaan antara realita dan imajinasi.

Ketika anak memasuki usia dini, mereka sering susah membedakan mana nan betul-betul terjadi dan mana nan hanya ada dalam pikirannya. Namun, ini adalah perihal nan wajar mengingat otak anak tetap dalam tahap perkembangan.

Selain itu, dikutip dari laman Child Mind, anak-anak mungkin mendusta untuk melihat apa nan terjadi. Mereka merasa tidak lezat dengan dirinya sendiri sehingga mendusta bisa membikin mereka terlihat lebih keren.

Anak-anak nan depresi namalain resah juga mungkin mendusta lantaran mereka tidak mau Bunda dan Ayah merasa khawatir. Terkadang, anak dengan kondisi ADHD pun bakal langsung berbincang tanpa berpikir.

Anak biasanya mendusta dengan menceritakan kisah nan rumit. Sementara itu, anak nan lebih besar bisa saja mendusta tentang pekerjaan rumahnya. Namun, ketidakejujuran ini juga bisa terjadi secara tiba-tiba dan intens.

"Ini adalah perihal baru di mana mereka cukup jujur di waktu sebelumnya. Kemudian, tiba-tiba mereka mendusta tentang banyak hal," ujar psikolog klinis, Matthew Rouse, PhD, dikutip dari Child Mind.

Kesalahan parenting sehingga anak menjadi pembohong

Dikutip dari Times of India, ada beberapa kesalahan parenting nan membikin mereka tumbuh menjadi seorang pembohong, Bunda. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:

1. Bereaksi berlebihan terhadap kesalahan

Ketika orang tua bereaksi secara kasar namalain marah terhadap kesalahan anak, perihal itu menciptakan lingkungan nan penuh ketakutan dan kecemasan. Anak mungkin mendusta untuk menghindari akibat negatif dari tindakan mereka lantaran takut dihukum namalain dikecewakan oleh Bunda dan Ayah.

2. Berekspektasi tinggi

Orang tua terkadang menetapkan standar nan terlalu tinggi, mengharapkan kesempurnaan dalam bagian akademis, olahraga, namalain perilaku anak. Mereka mungkin mendusta untuk memenuhi angan ini namalain menyembunyikan kegagalan mereka.

Ketika mereka mengatakan perihal nan sebenarnya, anak bakal merasa Bunda bakal memberikan kritik namalain penolakan pada mereka.

3. Menghukum saat anak berbincang jujur

11 Cara Cerdas Menghadari Anak Tantrum, Jangan Panik & Kenali PenyebabnyaIlustrasi/Foto: Getty Images/Hispanolistic

Anak-anak mungkin saja mengakui kesalahannya. Ketika ini terjadi, Bunda pun langsung memberikan jawaban berat.

Saat ini terjadi, anak belajar bahwa kejujuran bakal berujung pada hasil nan negatif. Untuk menghindari jawaban berat, mereka memilih untuk mendusta daripada mengatakan kebenaran tentang tindakan mereka.

4. Memberikan patokan dan akibat nan tidak konsisten

Ketidakkonsistenan dalam patokan dan akibat atas pelanggaran nan dilakukan anak tentu bakal membikin mereka bingung. Anak mungkin mendusta untuk menghindari jawaban nan tidak terduga dan mengambil akibat atas apa nan mungkin diperbolehkan saat itu.

5. Memberi contoh kebohongan

Anak bakal mempelajari perilaku dengan mengawasi orang tua mereka. Jika Bunda dan Ayah sering berbohong, apalagi untuk hal-hal kecil, anak kemungkinan bakal meniru perilaku tersebut.

Anak-anak memandang ketidakejujuran sebagai langkah nan bisa diterima untuk menangani beragam situasi. Bukan tanpa alasan, perihal ini lantaran mereka mengikuti contoh nan diberikan oleh kedua orang tuanya.

6. Selalu menyudutkan anak ketika

Dikutip dari laman Child Mind, pengetahuan jiwa klinis, Carol Brady, PhD, menempatkan seorang anak bisa membikin mereka menjadi lebih doyan berbohong. Alih-alih bertanya pada anak apakah mereka tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya, Bunda bisa bicarakan perihal ini dengan intonasi nan lembut sehingga anak merasa lebih nyaman dan tidak terintimidasi.

"(Katakan) Bunda tahu Anda tidak membikin PR. Jadi, mari kita bicara tentang kenapa perihal itu bukan buahpikiran nan bagus," ungkap dr. Carol.

7. Selalu melabeli anak

Memberikan label pada anak bahwa mereka adalah seorang pembohong bukanlah perihal nan tepat untuk dilakukan. Luka nan ditimbulkannya bisa lebih besar daripada apa nan Bunda ucapkan.

"(Mereka bakal merasa) Bunda tidak bakal percaya padaku. Itu membikin mereka merasa jelek tentang diri mereka sendiri dan mungkin membikin pola kebohongan," papar dr. Carol.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(mua/fir)

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027