ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Berpuasa perlu diajarkan pada anak sejak usia dini, Bunda. Dengan begitu, anak bakal terbiasa menjalankannya ketika mereka sudah besar.
Mengajarkan berpuasa kepada anak adalah perihal nan krusial lantaran termasuk ke dalam pendidikan keluarga. Hal ini turut diungkapkan oleh Rektor Institut Studi Islam Fahmina (ISIF), Cirebon, Kiai Marzuki Wahid.
"Pendidikan nan paling krusial adalah pendidikan keteladanan. Karena itu, mendidik anak bukan hanya dengan kata-kata, tetapi juga kudu dengan keteladanan, terutama keteladanan orang tuanya. Kalau kita mau anaknya berpuasa, maka kita sendiri kudu berpuasa. Kalau mau anaknya berpuasa utuh, maka kita juga kudu berpuasa utuh," katanya pada HaiBunda, Kamis (6/2/2025).
Usia mengajarkan anak berpuasa
Pada kesempatan nan sama, Marzuki turut mengungkapkan usia minimal Bunda dan Ayah bisa mengajarkan anak berpuasa. Menurutnya, usia tepat sekitar tiga sampai sebelum baligh.
"Tiga tahun mungkin sudah bisa, sampai baligh. Karena ukuran anak dalam konteks ibadah adalah 'baligh'. Kalau laki-laki sampai mimpi basah namalain keluar air mani, jika wanita adalah haid. Itu pemisah baligh," ungkapnya.
"Karena itu ajarilah anak-anak kita sejak sebelum baligh lantaran setelah baligh mereka sudah menjadi mukallaf, maka dia bakal menanggung pahala dan dosanya sendiri. Tetapi sebelum mukallaf adalah tanggung jawab orang tua," sambung Marzuki.
Mengajarkan anak berpuasa pun bisa secara perlahan, Bunda. Meski begitu, Marzuki menyebut Bunda tetap kudu membangunkan mereka untuk sahur.
"Kapan mulai dididik puasa? Menurut saya sejak dia kuat untuk tidak makan. Misalnya umur tiga tahun. Kalau tidak kuat sehari, cukup sampai dzuhur. Kalau tidak kuat, cukup sampai jam 10. nan pasti diajak sahur agar mereka tahu bahwa puasa itu ada sahurnya. Setelahnya diajak berpuasa sekuatnya," tuturnya.
Cara mendidik anak agar memahami makna puasa
Dalam wawancara ini, Marzuki juga membagikan beberapa langkah mendidik anak agar mereka bisa memahami makna puasa. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:
1. Beri keteladanan
Jika mau anak-anak berpuasa, maka Bunda dan Ayah pun kudu memberikan contoh nan sama. Pastikan Bunda menjalankan ibadah ini sesuai dengan norma Islam, ya.
"Saat mengajari anak untuk berpuasa, orang tuanya juga kudu berpuasa sesuai dengan norma Islam," kata Marzuki.
2. Ajak anak
Bunda bisa membujuk anak melakukan apa nan Bunda dan Ayah lakukan saat berpuasa. Misalnya seperti bangun sahur, tidak makan dan minum, hingga melakukan salat tarawih.
"Mulai dari sahur, bangunkan dan makan saat sahur. Siang harinya, untuk tidak makan dan minum, tidak berbincang kotor, tidak mendusta pada siang harinya, hingga berbuka puasa. Pada malam harinya, ajak anak untuk melakukan salat tarawih," tutur Marzuki.
3. Lakukan sesuai skill anak
Setiap anak mempunyai skill nan berbeda-beda saat berlatih puasa, Bunda. Karena itu, jangan paksa mereka dan biarkan anak berpuasa sesuai dengan kemampuannya.
"Misalnya, anak berpuasa hanya kuat seperempat hari, separuh hari, namalain dua pertiga hari, biarkan saja. Karena itu dalam tahap belajar," jelas Marzuki.
4. Berikan apresiasi
Menurut Marzuki, memberikan apresiasi untuk anak setiap harinya saat berpuasa adalah perihal nan penting. Dengan begitu, anak bakal selalu antusias untuk belajar berpuasa.
"Setiap hari diapresiasi atas prestasinya bisa mencapai puasa sesuai dengan kemampuannya. Karena anak butuh apresiasi dari orang tuanya. Bila perlu diberi bingkisan agar anak selalu semangat," ujarnya.
5. Tanyakan emosi anak
Ketika anak menahan lapar dan dahaga serta tidak mendusta saat berpuasa, Bunda bisa menanyakan apa nan mereka rasakan. Dengan begitu, Bunda dapat menjelaskan makna puasa lebih mendalam.
"Tanyakan apa nan anak rasakan saat sahur, saat tidak makan dan tidak minum, saat tidak berbohong, saat tidak berbincang kotor, dan saat berbuka puasa. Dalam jawaban anak, orang tua bisa memberikan nasehat dan pembelajaran nan baik atas makna puasa," tutur Marzuki.
6. Ajarkan anak untuk bersyukur
Setiap hari setelah berpuasa, ajarkan anak untuk selalu bersyukur. Marzuki menyarankan agar Bunda mengatakan bahwa seluruh pencapaian ini bisa didapat atas pertolongan Allah SWT.
"Dalam setiap harinya, ajak anak untuk selalu bersyukur, alhamdulillah, atas semua capaian nan bisa dia raih. Sampaikan bahwa kita bisa melakukan ini semua adalah lantaran kasih sayang dan pertolongan Allah. Bersyukurlah kepada Allah," ucapnya.
7. Beri bingkisan saat Idul Fitri
Jika anak bisa berpuasa penuh dalam sebulan, Bunda bisa memberikan mereka bingkisan saat merayakan Hari Idul Fitri. Ini krusial agar anak tetap mempunyai semangat dan angan senang untuk mencapai Idul Fitri.
"Jika sebulan penuh anak telah mencoba berpuasa, syukur jika tidak ada hari dari bulan Ramadhan nan terlewat, berilah dia bingkisan saat merayakan Idul Fitri. Ini krusial agar anak tetap punya semangat dan punya angan senang ketika mencapai Idul Fitri," papar Marzuki,
Nah, itu tadi langkah mendidik anak agar memahami makna berpuasa, Bunda. Semoga bisa memberikan manfaat, ya.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/fir)