5 Cara Menyimpan Tempe Agar Tidak Cepat Basi Meski Tanpa Masuk Kulkas

foto: shutterstock.com

KincaiMedia - Tempe adalah salah satu makanan legendaris nan sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari meja makan di Indonesia. Terbuat dari kedelai nan difermentasi, tempe bukan sekadar lauk pauk biasa, melainkan penyimpanan nutrisi nan luar biasa. Kaya bakal protein, serat, dan vitamin, tempe menjadi pilihan favorit baik untuk vegetarian maupun pecinta masakan Indonesia.

Kreativitas memasak tempe nyaris tak terbatas. Mulai dari tempe goreng kriuk nan renyah, tempe bacem dengan citarasa manis gurih, oseng-oseng tempe pedas, hingga bakwan tempe nan menggugah selera. Setiap wilayah mempunyai kreasi uniknya sendiri dalam mengolah tempe, menunjukkan sungguh serbaguna bahan makanan satu ini.

Namun, menyimpan tempe memang menjadi tantangan tersendiri. Tekstur lembut dan proses fermentasi nan tetap melangkah membikin tempe rentan sekali mengalami pembusukan. Apalagi di cuaca Indonesia nan lembap, tempe bisa sigap ditumbuhi jamur namalain berbau masam dalam waktu singkat.

Beberapa aspek utama nan membikin tempe sigap rusak antara lain kelembapan tinggi, suhu ruang nan panas, paparan udara berlebih, serta proses fermentasi nan terus berlanjut. Kondisi penyimpanan nan tidak tepat bisa membikin tempe sigap lama sebelum sempat diolah.

Nah, berikut langkah menyimpan tempe agar tidak sigap lama meski tanpa masuk kulkas, dirangkum BrilioFood, Senin (30/12).

1. Teknik pembungkusan daun pisang.

(Masa Awet: 1-2 hari)

Metode tradisional pembungkusan tempe dengan daun pisang segar sudah terbukti efektif mengawetkan tempe. Daun pisang mempunyai skill menyerap kelembapan dengan baik, sehingga membantu mencegah pertumbuhan jamur. Dengan metode ini, tempe bisa memperkuat hingga dua hari dalam kondisi baik, asalkan disimpan di tempat sejuk dan kering.

2. Metode pengasapan ringan.

(Masa Awet: 2-3 hari)

Pengasapan ringan merupakan teknik pengawetan tradisional nan cukup efektif. Proses pengasapan selama maksimal 30 menit dapat membantu tempe memperkuat hingga 2-3 hari. Asap membantu menghalang pertumbuhan jamur, namun pastikan Anda menjaga jarak agar tempe tidak langsung terkena panas.

3. Pemberian garam secukupnya.

(Masa Awet: 1-2 hari)

Garam mempunyai kekuatan pengawet alami nan bisa Anda manfaatkan. Dengan menaburi sedikit garam dapur murni pada permukaan tempe, Anda bisa memperpanjang masa simpan hingga 1-2 hari. Hindari pemberian garam berlebihan agar tidak merubah rasa tempe. Bungkus tempe dengan kertas namalain daun dan simpan di tempat kering.

4. Teknik pemeraman terkontrol.

(Masa Awet: 2-3 hari)

Dengan menyimpan tempe di wadah tertutup rapat berbahan keramik namalain kaca, Anda bisa mempertahankan kesegaran tempe selama 2-3 hari. Tambahkan daun salam sebagai pengawet alami untuk membantu memperlambat proses pembusukan. Pastikan menyimpan di tempat dengan suhu stabil dan hindari kelembapan.

5. Pembersihan dan pengeringan maksimal.

(Masa Awet: 1-2 hari)

Pembersihan dan pengeringan maksimal membantu tempe memperkuat 1-2 hari. Bersihkan tempe dari sisa kemasan, keringkan permukaannya dengan tisu, dan simpan di wadah berlubang untuk sirkulasi udara. Gunakan kertas serap di bawahnya untuk menyerap kelembapan tambahan.

Berapa lama tempe bisa disimpan?

Dengan metode penyimpanan nan tepat, tempe bisa memperkuat cukup lama. Pada suhu ruang biasa, tempe bisa disimpan 1-2 hari. Dengan perlakuan khusus, Anda bisa memperpanjang masa simpan hingga maksimal 3 hari. Sementara di dalam kulkas, tempe bisa memperkuat hingga 5-7 hari.

Tanda-tanda tempe sudah tidak layak.

Penting untuk selalu memperhatikan kondisi tempe sebelum dimasak. Tempe nan sudah tidak layak konsumsi biasanya ditandai dengan bertambahnya warna putih berlebih, aroma tidak sedap, tekstur nan menjadi lembek, tampak jamur hijau namalain hitam, serta permukaan nan lengket dan tidak normal.

(brl/tin)