ARTICLE AD BOX
Wolf Man (2025) adalah movie seram nan disutradarai oleh Leigh Whannell, dikenal melalui karyanya seperti ‘Saw’ dan ‘The Invisible Man’. Film ini merupakan reboot klasik tahun 1941, ‘The Wolf Man,’ dan berupaya menghidupkan kembali karakter monster ikonik tersebut.
Cerita berpusat pada Blake Lovell (Christopher Abbott) nan membawa keluarganya ke pedesaan Oregon untuk membereskan barang-barang mendiang ayahnya. Di sana, mereka menghadapi teror dari makhluk misterius nan rupanya adalah ayah Blake sendiri nan telah berubah menjadi manusia serigala. Film ini mencoba mengeksplorasi tema maskulinitas toksik dan trauma generasional, namun eksekusinya kurang berhasil.
Naskah nan ditulis oleh Leigh Whannell dan Corbett Tuck dikritik lantaran kurangnya ketegangan dan perbincangan nan dianggap klise. Beberapa kritikus menyebut bahwa alur cerita mudah ditebak dan kurang memberikan kejutan berarti.
Sinematografi movie ini menampilkan pemandangan lembah Oregon nan indah, namun penggunaan pencahayaan gelap dianggap mengganggu pengalaman menonton. Beberapa segmen suspense sukses disajikan dengan baik, namun keseluruhan atmosfer movie kurang mendukung pembangunan ketegangan nan diharapkan.
Christopher Abbott sebagai Blake Lovell memberikan penampilan nan solid, namun pengembangan karakternya dianggap dangkal. Julia Garner, nan memerankan istri Blake, Charlotte, juga memberikan performa nan baik meskipun perannya terbatas. Secara keseluruhan, para tokoh berupaya maksimal, namun keterbatasan naskah membikin karakterisasi terasa kurang mendalam.
‘Wolf Man’ menerima beragam ulasan dari kritikus. Beberapa memuji upaya movie ini dalam menggabungkan seram dengan drama keluarga, namun banyak nan menyoroti kurangnya ketegangan dan eksekusi tema nan tidak konsisten. Film ini dianggap sebagai reboot nan kurang sukses dalam menghidupkan kembali monster klasik Universal.
Wolf Man (2025) berupaya menghadirkan kembali kisah klasik dengan sentuhan modern, namun sayangnya kandas memenuhi ekspektasi. Dengan naskah nan lemah, karakterisasi dangkal, dan eksekusi tema nan kurang matang, movie ini tidak bisa memberikan pengalaman seram nan memuaskan.