ARTICLE AD BOX
Belum lama ini viral istilah clumsy girl di beragam media sosial termasuk TikTok dan Instagram, Bunda. Biasanya, mereka nan mengikuti tren clumsy girl ini bakal memasukkan deretan video di mana mereka terlihat sangat ceroboh. Misalnya saja seperti menyenggol minuman hingga tumpah, menjatuhkan barang, dan tetap banyak lagi.
Beberapa menyebut bahwa kejadian clumsy girl ini terjadi lantaran anak mempunyai perkembangan motorik nan jelek saat kecil. Lantas, gimana penjelasannya menurut psikolog?
Fenomena clumsy girl akibat perkembangan motorik nan buruk?
Menurut psikolog pendidikan, Madeline Jessica, M.Psi., Psikolog, istilah clumsy girl nan beredar di masyarakat ini dijelaskan sebagai clumsy children dalam beberapa penelitian, Bunda. Dari sisi psikologi, perihal ini merujuk pada kondisi nan dikenal sebagai Developmental Coordination Disorder (DCD).
"Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), DCD adalah gangguan perkembangan motorik nan ditandai dengan kesulitan dalam koordinasi motorik lembut dan kasar, sering kali menyebabkan anak tampak canggung namalain kurang terampil dibandingkan kawan sebayanya," ujarnya ketika diwawancara HaiBunda, Selasa (21/1/2025).
Tidak hanya itu, Madeline turut mengungkap bahwa sebuah jurnal nan membahas tentang anak dengan gangguan ini menunjukkan ketidakmampuan motorik nan dapat memengaruhi aktivitas sehari-harinya. Mulai dari menulis hingga melangkah nan tidak stabil.
"Lebih lanjut, dalam jurnal Clumsy Children: A Disorder of Perception and Motor Organisation membahas tentang anak-anak dengan gangguan ini menunjukkan ketidakmampuan motorik nan memengaruhi aktivitas sehari-hari, seperti menulis, menangkap bola, namalain melangkah dengan stabil," ujar psikolog nan berpraktik di wilayah Jakarta ini.
"Ketidakmampuan ini tidak selalu disebabkan oleh gangguan neurologis berat, melainkan lantaran masalah dalam integrasi sensorimotor," sambungnya.
Lantas, kenapa disebut sebagai clumsy girl? Apakah kurangnya perkembangan motorik ini lebih banyak terjadi pada anak perempuan?
Madeline menjelaskan, tidak ada bukti nan menunjukkan bahwa gangguan perkembangan motorik ini lebih sering terjadi pada anak wanita ataupun laki-laki. Namun, penelitian mengungkap kondisi ini umumnya terjadi pada sekitar lima sampai 15 persen anak usia sekolah bergender laki-laki .
"Secara umum, tidak ada bukti kuat nan menunjukkan bahwa gangguan perkembangan motorik lebih sering terjadi pada anak wanita dibandingkan laki-laki. Fenomena clumsy girl ini terjadi lantaran pengaruh aspek lingkungan dan stereotip gender," kata Madeline.
"Dalam tulisan ilmiah dari American Academy of Family Physicians (AAFP) menuliskan bahwa clumsiness nan signifikan diperkirakan memengaruhi 5-15 persen anak usia sekolah, dengan nomor paling sah adalah 6,4 persen. Faktanya, kondisi clumsy child lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan perempuan, sehingga istilah clumsy girl condong dipengaruhi oleh stereotip kelamin saja," lanjutnya.
Lantas, gimana langkah Bunda dan Ayah melatih perkembangan motorik anak agar mereka tidak tumbuh menjadi anak nan clumsy?
Cara mengembangkan motorik anak
Ilustrasi Melatih Motorik Anak/Foto: iStock
Psikolog Madeline mengungkapkan bahwa Bunda dan Ayah bisa membujuk anak melakukan aktivitas luar ruangan untuk mengembangkan skill motoriknya. Kegiatan ini bakal memberikan anak kesempatan untuk mengembangkan kekuatan otot serta membikin anak mengenali posisi pergerakan tubuh dan arah.
"Dalam kitab Moving and Learning Across the Curriculum menjelaskan bahwa orang tua dapat mengembangkan motorik anak dengan melakukan aktivitas luar ruangan (outdoor activity) seperti berlari, memanjat, namalain bermain bola melibatkan aktivitas tubuh nan kompleks, nan memperkuat skill motorik kasar anak, seperti keseimbangan, koordinasi tubuh, dan kelincahan," tuturnya.
Tidak hanya itu, Bunda juga bisa melibatkan anak dalam melakukan beragam tugas rumah tangga. Misalnya saja seperti menyapu, mencuci piring, namalain menyiram tanaman. Kegiatan ini bisa melatih skill motorik lembut anak seperti koordinasi antara mata dan tangan.
"Kegiatan ini juga bisa memberikan anak rasa tanggung jawab dan kepuasan dalam menyelesaikan tugas," ujar Madeline.
Dampak perkembangan motorik anak kurang dilatih
Perkembangan motorik anak berangkaian erat dengan kematangan sistem saraf pusat, Bunda. Jika ada gangguan dalam perkembangan motoriknya, maka Si Kecil bakal mengalami kesulitan dalam menjalani fase-fase perkembangan nan krusial seperti skill motorik kasar dan lembut nan mendasari skill sosial dan kognitif.
Tidak hanya itu, Madeline mengungkap bahwa sebuah studi menjelaskan anak nan mengalami keterlambatan dalam perkembangan motoriknya condong bakal mempunyai kesulitan dalam pencapaian akademik dan skill sosial saat memasuki usia sekolah.
"Sehingga perlu dipahami oleh orang tua nan mempunyai anak clumsy untuk melakukan intervensi. Dalam jurnal Developmental Coordination Disorder: From Theory to Practice, dijelaskan bahwa intervensi nan melibatkan aktivitas corak terstruktur dan terapi okupasi dapat membantu anak dengan kesulitan motorik untuk meningkatkan skill motorik," paparnya.
Terapi okupasi sendiri berfokus pada latihan untuk meningkatkan skill tangan, keseimbangan, dan koordinasi tubuh. Sementara aktivitas corak seperti latihan keseimbangan namalain permainan nan melibatkan koordinasi tangan dan mata bisa meningkatkan skill motorik kasar.
"Intervensi nan melibatkan orang tua, dengan memberikan support di rumah melalui permainan dan latihan fisik, juga terbukti efektif dalam membantu anak-anak dengan kesulitan motorik untuk mengatasi halangan mereka," tuturnya.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Jangan lupa intip lagi video mainan untuk bantu perkembangan motorik anak berikut ini:
[Gambas:Video Haibunda]
(mua/fir)
Loading...