Teladan Imam Hanafi Dalam Berdagang (1)

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

KincaiMedia, JAKARTA -- Sebelum belajar kepada ulama, Imam Hanafi adalah seorang pedagang lantaran ayahnya seorang pedagang. Dan, dia tetap menjalani profesinya ini seumur hidupnya.

Profesi pedagang ini membuatnya mahir membikin kaidah-kaidah fikih nan mengenai dengan perdagangan berasas dalil-dalil kepercayaan nan kuat. Abu Bakas Ash Shiddiq RA adalh teladan Imam Hanafi dalam berdagang, bergaul, bertakwa, dan mencari untung nan halal.

Suatu hari, seorang wanita menawarkan sepotong baju sutra seharga 100 dirham. Imam Hanafi memeriksanya dan mengatakan, "Kami bisa menawarkannya lebih mahal lagi."

Wanita itu pun menawarkan 200 dirham. Lalu menawarkannya lagi dan menawarkannya hingga 400 dirham.

"Kamu bisa menawarkannya lebih mahal lagi," kata Imam Hanafi.

"Kamu menghinaku," kata wanita itu.

"Tidak!" jawab Imam Hanafi sembari meminta maaf, "Panggil seseorang untuk menaksirnya."

Wanita itu memanggil seseorang dan dia menaksirnya 500 dirham.

Pada kesempatan lain, seorang wanita tua bermaksud membeli sepotong baju darinya.

"Kamu cukup membayarnya empat dirham saja," kata Imam Hanafi.

"Kami menghinaku lantaran saya seorang wanita tua?" kata wanita itu.

"Tidak!" jawab Imam Hanafi. Ia silam menjelaskan, "Aku membeli dua baju dan saya telah menjual salah satunya sebesar modal nan saya keluarkan nan kurang empat dirham, lantaran itu, baju ini saya hargai empat dirham."

Imam Hanafi lahir pada tahun 80 Hijriyah (H) bertepatan dengan 699 Masehi (M) di sebuah kota berjulukan Kufah. Sejatinya, nama Imam Hanafi adalah Nu'man bin Tsabit bin Marzaban Al-Farisi nan bergelar Al-Imam Al-A'zham.

Saat tetap kecil, Imam Hanafi biasa ikut rombongan pedagang minyak dan kain sutra. Bahkan, dia mempunyai toko untuk berbisnis kain.

Dalam perjalanan waktu, Imam Hanafi nan dikenal sebagai orang nan haus bakal pengetahuan pengetahuan, khususnya dalam pengetahuan agama, menjadi seorang mahir dalam bagian pengetahuan fikih dan menguasai bebagai bagian pengetahuan kepercayaan lain, seperti pengetahuan tauhid, pengetahuan kalam, pengetahuan hadis, serta pengetahuan kesusasteraan dan hikmah. Tak sebatas menguasai banyak ilmu, dia juga dikenal dapat menyelesaikan masalah-masalah sosial keagamaan nan rumit.

sumber : Syekh Abdul Aziz Asy Syinawi / Biografi Empat Imam Mazhab

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027