ARTICLE AD BOX
KincaiMedia, BOGOR --Tetangga merupakan orang pertama nan mengetahui dan merasakan kebaikan juga gangguan kita. Karena itu, etika mulia bertetangga sangat ditekankan dalam norma Islam.
Tetangga bisa saja orang nan pintu rumahnya paling dekat dengan kita namalain orang nan jauh rumahnya dengan kita, tetapi paling banyak tahu dengan kondisi-kondisi keseharian kita. Dalam norma Islam, memenuhi kewenangan tetangga lantaran kedekatan pintu rumah lebih diutamakan daripada nan jauh.
Dari Aisyah, dia berkata: "Wahai Rasulullah, saya mempunyai dua tetangga, silam manakah nan lebih saya beri bingkisan terlebih dahulu?'' Beliau menjawab: "Yang lebih dekat dengan pintu rumahmu.'' (HR Bukhari-5561)
Begitu pentingnya memuliakan tetangga, sampai-sampai Jibril mewasiatkan secara unik tentang perihal itu. Dari Aisyah, Nabi SAW bersabda: "Jibril senantiasa mewasiatkanku untuk melakukan baik terhadap tetangga sehingga saya mengira tetangga juga bakal mendapatkan kekayaan waris.'' (HR Bukhari-5555)
Adab Islam menganjurkan untuk memberi perhatian kepada tetangga dan jangan melalaikan perhatian kepada mereka. Nabi SAW bersabda: "Wahai para wanita Muslimah, janganlah antara tetangga nan satu dan lainnya saling meremehkan walaupun hanya dengan memberi kaki kambing.'' (HR Bukhari-5558). Sekecil apa pun pemberian untuk menunjukkan perhatian dan kebersamaan sosial tidak boleh dianggap ringan walaupun pemberian itu hanya sekadar kaki kambing.
Islam menetapkan bahwa siapa nan mengaku berakidah kepada Allah dan hari akhir, janganlah mengganggu tetangganya. Islam juga menegaskan sungguh berdosanya seseorang nan tetangganya tak merasa kondusif dari gangguannya. Dari Abu Syuraih bahwasanya Nabi SAW bersabda: "Demi Allah, tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman.'' Ditanyakan kepada beliau: "Siapa nan tidak berakidah wahai Rasulullah?'' Beliau bersabda: "Yaitu, orang nan tetangganya tidak merasa kondusif dengan gangguannya.'' (HR Bukhari-5557)
Islam juga menganjurkan untuk memberikan kelapangan bagi tetangga dan memperhatikan hal-hal mini nan menjadi kebutuhan tetangga. Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah seseorang melarang tetangganya untuk menyandarkan kayunya di tembok rumahnya.'' Kemudian, Abu Hurairah RA berkata: "Jangan sampai saya lihat kalian menolak ketentuan norma ini. Demi Allah, jika sampai terjadi, bakal saya lempar kayu-kayu itu menimpa pundak-pundak kalian.'' (HR Bukhari-2283).
sumber : Dok Republika