Studi Temukan Risiko Penggunaan Cannabidiol Selama Hamil, Waspada Ganggu Pertumbuhan Janin

Jakarta -

Penggunaan zat-zat kimia selama mengandung perlu pengawasan master ya, Bunda. Selain dapat mengganggu kehamilan, tak sedikit unsur bisa berakibat pada pertumbuhan janin.

Salah satu unsur aktif nan perlu diwaspadai penggunaannya selama kehamilan adalah cannabidiol (CBD). Studi terbaru nan diterbitkan pada 5 Februari 2025 di eBioMedicine (bagian The Lancet Discovery Science), menemukan bahwa penggunaan CBD orak sejak awal hingga pertengahan kehamilan dikaitkan dengan keterbatasan pertumbuhan janin.

Studi nan dilakukan oleh para peneliti di McMaster University ini mengungkap potensi akibat nan mengenai dengan CBD dan tetrahydrocannabinol (THC), yakini komponen psikoaktif di ganja. Temuan tersebut menunjukkan bahwa penggunaan unsur ini selama kehamilan dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin.

Lebih rinci, studi ini mengaitkan penggunaan CBD dengan pertumbuhan janin nan terbatas, perubahan perkembangan plasenta, dan pengaruh jangka panjang pada perilaku anak, termasuk perubahan agresi, tingkat aktivitas, dan skill belajar.

"Sebagian besar penelitian sebelumnya berfokus pada paparan asap cannabis (ganja) namalain hanya komponen THC, sehingga bahan dan metode konsumsi lainnya kurang diteliti," kata pemimpin penelitian, Tyrah Ritchie, dilansir MedicalXpres.

"Namun, mengonsumsi cannabis secara oral namalain hanya menggunakan bahan ganja lain seperti CBD, sering dianggap lebih kondusif meskipun kurangnya bukti. Penelitian kami mengungkap [fakta] bahwa ada kemungkinan CBD juga rawan selama kehamilan," sambungnya.

Detail mengenai hasil penelitian

Kelompok intelektual nan dipimpin oleh Ritchie dan pembimbing besar di Departemen Kedokteran McMaster, Ali Ashkar, melakukan penelitian dengan memberikan cannabis oil kepada model tikus dan mengikuti perkembangan janin selama kehamilan dan pasca kelahiran.

Para peneliti silam menemukan bahwa THC dan CBD dapat mengganggu pertumbuhan janin, adalah menyebabkan janin menjadi lebih kecil. Temuan tersebut dibandingkan dengan model tikus nan tidak diberi ganja.

Selain itu, mereka juga menemukan bahwa THC dan CBD dapat memengaruhi perkembangan pembuluh darah nan memasok plasenta. Seperti diketahui, plasenta merupakan organ krusial nan berfaedah memasok oksigen dan nutrisi ke janin.

"Kami memandang bahwa THC dan CBD dapat mengganggu jenis sel imun unik nan disebut Uterine NK Cell nan sangat krusial dalam perkembangan normal plasenta. Kami juga memandang perkembangan nan jelek dari arteri nan membantu memasok darah ke plasenta. Kami berpikir inilah nan mungkin mengganggu pengiriman nutrisi dan oksigen ke bayi dan berkontribusi pada pembatasan pertumbuhan intrauterin," ungkap Ashkar.

Sementara itu, ketika para peneliti mengawasi perilaku bayi pasca kelahiran, mereka menemukan perubahan dalam agresivitas, tingkat aktivitas, hingga skill belajar.

"Penggunaan THC dan CBD secara oral selama kehamilan tidak hanya mengganggu pertumbuhan bayi tetapi tampaknya mempunyai akibat jangka panjang lantaran bayi ditemukan mempunyai perubahan dalam perilaku mereka di kemudian hari," kata Ritchie.

Ritchie mengatakan bahwa penelitian lebih lanjut tetap diperlukan untuk lebih memahami akibat CBD pada manusia selama kehamilan. Tetapi, paling tidak hasil penelitian ini dapat menunjukkan kemungkinan ancaman nan merugikan dari penggunaan CBD saat hamil, Bunda.

Apa itu cannabidiol (CBD)?

Menurut ulasan di laman Harvard Health Publishing dari Harvard Medical School, cannabidiol adalah bahan aktif kedua nan paling umum ditemukan di dalam ganja (mariyuana). Meskipun CBD merupakan komponen krusial dari jenis mariyuana medis, bahan aktif ini berasal langsung dari tanaman henep namalain kerabat dari mariyuana.

Sebagai salah satu dari ratusan komponen dalam mariyuana, CBD tidak menyebabkan pengaruh memabukkan nan muncul dengan sendirinya. Hal tersebut membikin produk-produk nan mengandung CBD semakin populer. Selain di suplemen, CBD juga dapat ditemukan di produk kecantikan, makanan, dan minuman.

Dokter mahir kebidanan dan ginekolog, Nivin Todd, MD, mengatakan bahwa penggunaan CBD selama kehamilan juga diyakini dapat mengatasi keluhan. Beberapa ibu mengandung sering kali mempertimbangkan penggunaan CBD untuk mengatasi gejala-gejala seperti morning sickness, susah tidur, gangguan kekhawatiran namalain stres, serta nyeri.

Meski begitu, mengonsumsi CBD dianggap buahpikiran nan jelek bagi ibu hamil. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menghimbau wanita untuk tidak menggunakan ganja namalain jenis produk CBD apa pun saat mengandung namalain menyusui.

"Produk-produk tersebut dapat rawan bagi ibu mengandung dan bayinya," ujar Todd, dikutip dari Web MD.

Beberapa penelitian menemukan ancaman dari THC nan ditemukan di CBD. Para mahir menyarankan semua wanita untuk menghindari THC saat hamil. THC dapat memengaruhi perkembangan otak bayi di dalam rahim dan meningkatkan kemungkinan lahir meninggal namalain kelahiran prematur.

"Jadi memandang pil, minyak, kapsul, namalain cairan mengandung CBD dalam bungkusan nan menyatakan berfaedah bagi kesehatan, kita perlu skeptis dengan klaim tersebut. Selain itu, jangan mengonsumsinya jika sedang mengandung namalain menyusui. Jika mengalami keluhan selama kehamilan, tanyakan kepada master tentang perawatan nan aman," ujar Todd.

"Secara umum, jangan mengonsumsi suplemen baru tanpa berkonsultasi dengan master terlebih dahulu. Mereka dapat memberi tahu apakah suplemen tersebut kondusif dan efektif untuk ibu hamil."

Demikian penjelasan mengenai studi terbaru nan meneliti akibat cannabidiol pada ibu hamil. Semoga info ini berfaedah ya.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/ank)