ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Kehamilan adalah masa nan penuh tantangan bagi seorang ibu. Selain perubahan corak nan signifikan, ibu mengandung juga sering kali dihadapkan pada tekanan emosional dan mental. Namun, tahukah Bunda bahwa tingkat stres selama kehamilan rupanya bisa memengaruhi perkembangan otak janin, terutama pada anak laki-laki lho.
Pengaruh stres pada perkembangan otak anak
Studi terbaru menunjukkan bahwa stres selama kehamilan dapat memengaruhi perkembangan otak janin Bunda. Stres pada ibu mengandung dapat meningkatkan kadar hormon stres seperti kortisol, nan bisa menembus plasenta dan memengaruhi perkembangan otak janin.
Pada janin laki-laki, otak mereka condong lebih peka terhadap perubahan hormonal ini, sehingga dapat mengganggu proses perkembangan kognitif. Dampaknya, anak laki-laki nan ibunya mengalami stres berat selama kehamilan berisiko mempunyai skor IQ nan lebih rendah di masa kanak-kanak dibandingkan dengan anak perempuan.
Para peneliti dari Rumah Sakit Universitas Odense di Denmark mengatakan terlalu banyak paparan hormon stres selama kehamilan dapat menurunkan IQ anak-anak khususnya anak laki-laki. Mereka menemukan bahwa anak laki-laki nan terpapar kadar kortisol nan lebih tinggi di dalam rahim mempunyai skor IQ nan lebih rendah.
"Sejauh pengetahuan kami, ini adalah studi pertama nan menyelidiki hubungan antara kadar kortison urin selama kehamilan dan skor IQ pada anak-anak.
Sementara studi lain hanya mengawasi kortisol nan beredar dalam darah selama kehamilan dan IQ anak, kami adalah nan pertama mengawasi sampel urine dan sampel darah serta menyelidiki anak laki-laki dan wanita secara terpisah," kata penulis utama, Dr. Anja Fenger Dreyer dikutip dari Sciencefokus.
Bagaimana dengan anak perempuan?
Pada anak perempuan, pengaruh stres ibu mengandung terhadap perkembangan otak condong lebih ringan dibandingkan anak laki-laki. Penelitian menunjukkan bahwa anak wanita mempunyai 'perlindungan biologis' nan lebih baik terhadap stres ibu selama kehamilan.
Alhasil para peneliti dari rumah sakit di Denmark itu pun terkejut menemukan bahwa hanya ketika kortisol ditemukan dalam sampel urin, IQ anak wanita menjadi lebih tinggi. Dalam presentasi penelitian mereka di Kongres Endokrinologi Eropa ke-26 di Stockholm, para peneliti mengatakan bahwa anak wanita mungkin kurang sensitif terhadap paparan kortisol lantaran peran plasenta.
Wanita nan mengandung anak wanita selama kehamilan condong mengeluarkan lebih banyak kortisol, tetapi enzim dalam plasenta mengendalikan seberapa banyak kortisol nan mencapai janin. Enzim ini mengubah kortisol menjadi jenis hormon nan tidak aktif nan dikenal sebagai kortison. Para peneliti berpikir bahwa anak laki-laki mungkin lebih rentan terhadap paparan kortisol lantaran mereka tidak mendapatkan kegunaan dari aktivitas perlindungan enzim ini.
Sementara itu, para mahir percaya bahwa perbedaan ini dipengaruhi oleh hormon seks, seperti testosteron, nan lebih dominan pada janin laki-laki. Hormon ini dapat membikin otak laki-laki lebih mudah terpengaruh oleh hormon stres seperti kortisol nan dilepaskan oleh tubuh ibu.
Selain itu, anak wanita mempunyai dua kromosom X nan diyakini memberikan perlindungan ekstra terhadap stres. Kromosom ini membawa gen nan membantu mengatur respons tubuh terhadap tekanan.
Stres selama kehamilan bisa sebabkan ADHD?
Pada penelitian lainnya nan dipublikasikan oleh National Center for Biotechnology Information, mengatakan bahwa stres ibu selama kehamilan tidak berakibat pada IQ, tetapi justru memengaruhi indikasi ADHD.
Secara klinis, temuan ini menggambarkan pentingnya mengidentifikasi ibu nan mengalami peristiwa nan sangat menegangkan selama kehamilan mereka untuk berpotensi menawarkan support psikologis dan sosial sebagai bagian dari perawatan prenatal mereka.
Selain itu, penelitian tersebut menunjukkan bahwa keturunan nan ibunya mengalami tingkat stres prenatal nan tinggi mengalami penurunan metilasi DNA nan signifikan di korteks frontal dan hipokampus dibandingkan dengan mereka nan ibunya mengalami tingkat stres nan lebih rendah.
Hal ini menunjukkan bahwa stres ibu selama kehamilan merupakan salah satu aspek nan dapat menyebabkan modifikasi epigenetik. Mungkin saja anak-anak dengan ADHD membawa gen tertentu nan sangat rentan terhadap metilasi saat terpapar aspek lingkungan tertentu, nan bakal muncul sebagai peningkatan indikasi ADHD daripada IQ nan lebih rendah.
Tips mencegah stres saat hamil
Bunda, meskipun stres adalah bagian dari kehidupan, namun jika dibiarkan, stres dapat menimbulkan beragam ancaman bagi kesehatan corak dan mental apalagi selama kehamilan. Ada banyak langkah nan bisa Bunda lakukan untuk mengelolanya selama kehamilan:
- Luangkan waktu untuk relaksasi: Bunda bisa mencoba yoga prenatal, meditasi, namalain sekadar berjalan-jalan santai.
- Jaga pola makan nan sehat: Nutrisi nan baik dapat membantu tubuh Bunda lebih tahan terhadap stres.
- Komunikasikan perasaan: Jangan ragu untuk berbincang dengan pasangan, keluarga, namalain kawan tentang apa nan Bunda rasakan.
- Konsultasi dengan dokter: Jika stres terasa berlebihan, konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan support lebih lanjut.
- Fokus pada perihal positif: Alihkan perhatian dengan aktivitas nan menyenangkan, seperti membaca, mendengarkan musik, namalain mempersiapkan keperluan bayi.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)