ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Bunda termasuk orang tua nan sering mengatakan 'tidak' ketika Si Kecil mau melakukan sesuatu? Jika diucapkan terus-menerus, Bunda perlu waspadai beberapa perihal jelek nan mungkin terjadi.
Ungkapan 'tidak' umumnya digunakan sebagai corak pembatasan namalain perlindungan. Sebagai orang tua, Bunda tentu mempunyai tanggung jawab untuk mengarahkan anak-anak agar tumbuh dengan baik dan bisa membikin keputusan nan bijak.
Meski begitu, sering mengatakan 'tidak' bakal membikin anak merasa frustrasi dan jengkel lantaran merasa kebebasan nan mereka dapatkan sangat terbatas. Padahal, anak tetap dalam proses pembentukan karakter dan perlu mengeksplorasi sekitarnya.
Mengatakan 'tidak' untuk menghentikan namalain mengubah perilaku anak dapat menciptakan emosi bersalah. Padahal, perihal ini diucapkan lantaran Bunda mengkhawatirkan Si Kecil.
"Ketika kita bersandar terlalu keras pada kata 'tidak', anak-anak kita mendengar suaranya tetapi bukan isinya," jelas psikoterapis, Heath Meeks, dikutip dari laman New York Family.
"Dalam jangka panjang, mengatakan 'tidak' terus-menerus tidak bakal menghasilkan apa-apa selain membikin orang tua merasa tidak efektif dan bersalah," sambungnya.
Dampak nan terjadi ketika Bunda sering bilang 'tidak' pada anak
Menilik dari laman Times of India, ada beberapa akibat jelek nan mungkin terjadi pada anak ketika Bunda sering mengatakan 'tidak' pada mereka. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan deretannya:
1. Mengurangi rasa percaya diri dan kemandirian
Ketika anak mendengar kata 'tidak' terus-menerus, mereka bakal meragukan kemampuannya, Bunda. Tidak hanya itu, Si Kecil juga bakal mengurangi keinginannya untuk mencoba hal-hal baru.
Seiring dengan berjalannya waktu, perihal ini bakal membatasi kemandirian anak dan membikin mereka terlalu berjuntai pada persetujuan orang tua.
2. Meningkatkan pemberontakan
Terlalu banyak pembatasan bisa menyebabkan emosi frustrasi dan menyebabkan anak menjadi pemberontak. Mereka mungkin mulai tidak mematuhi patokan namalain memaksakan pemisah sebagai langkah untuk menegaskan kebebasan mereka.
3. Menghambat kreativitas
Ketika anak-anak sering mendengar kata 'tidak', mereka mungkin berhujung mengeksplorasi ide-ide baru namalain terlibat dalam aktivitas kreatif. Lingkungan nan membatasi bisa menghalang khayalan dan skill memecahkan masalah mereka.
4. Melemahkan komunikasi orang tua
Menggunakan kata 'tidak' secara berlebihan bisa membikin anak merasa tidak didengar namalain disalahpahami. Hal ini bakal melemahkan ikatan orang tua dengan anak nan menyebabkan kurangnya kepercayaan dan komunikasi terbuka lantaran anak-anak mungkin berbagi pikiran dan emosi mereka.
5. Menimbulkan rasa takut bakal kegagalan
Penolakan nan terus-menerus dapat menanamkan rasa takut melakukan kesalahan pada anak-anak. Mereka mungkin menjadi terlalu berhati-hati dan menghindari tantangan namalain kesempatan nan berisiko menyebabkan kegagalan, nan dapat membatasi pertumbuhan pribadi.
6. Mendorong perilaku negatif
Bila orang tua terlalu sering mengatakan 'tidak', anak-anak mungkin menjadi tidak peka terhadap kata tersebut dan berhujung menanggapinya. Hal ini dapat menyebabkan meningkatnya perlawanan, lantaran mereka tidak lagi memandang kata 'tidak' sebagai pemisah nan penting.
7. Membangun kebencian
Anak nan sering mendengar kata 'tidak' dapat mengembangkan emosi jengkel terhadap orang tuanya. Seiring berjalannya waktu, perihal ini dapat menciptakan jarak emosional dan ketegangan dalam hubungan orang tua-anak.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi KincaiMedia Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(mua/mua)