Review Buku Pertanyaan-pertanyaan Untuk Tuhan Karya Qaris Tajudin

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Pertanyaan-pertanyaan untuk Tuhan – Sebagai manusia, kita tidak bisa lepas dari keingintahuan nan mendalam tentang realitas kehidupan. Segala perihal nan kita alami, mulai dari hal-hal mini hingga peristiwa besar, sering kali mengundang tanda tanya. Kita sering kali mencoba memahami sistem kehidupan melalui logika dan pengalaman, namun selalu ada perihal nan tetap menjadi misteri—sesuatu nan tak terjangkau oleh pemahaman manusia, nan membikin kita merenung dalam diam.

Pertanyaan-Pertanyaan untuk Tuhan

Di tengah ketidaktahuan itu, ada kerinduan nan tumbuh dalam diri, sebuah antusiasme untuk mendapatkan jawaban nan tak bisa ditemukan hanya dengan logika. Ada begitu banyak perihal nan luput dari nalar, begitu banyak teka-teki nan menggantung tanpa kepastian. Dalam kebingungan dan harapan, kita pun sering kali menatap ke langit, mengarahkan pertanyaan-pertanyaan terdalam kita kepada Tuhan, Sang Pencipta. Mungkinkah suatu hari semua rahasia ini bakal terungkap? Ataukah justru dalam ketidaktahuan inilah kita diajak untuk belajar percaya dan bertawakal pada kehendak-Nya?

Buku dengan ketebalan 216 laman ini diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia pada 3 Januari 2025. Sebelum membaca ulasan kitab ini, kita kenalan terlebih dulu yuk dengan Qaris Tajudin, penulis dari kitab ini Grameds!

Profil Qaris Tajudin – Penulis Buku Pertanyaan-Pertanyaan untuk Tuhan

Setelah menyelesaikan studinya di Fakultas Ushuluddin, Universitas Al-Azhar, Kairo, Qaris Tajudin memutuskan untuk meniti pekerjaan sebagai wartawan sekaligus penulis. Pilihan ini memperlihatkan gimana dia sukses memadukan latar belakang keilmuannya dengan bumi jurnalistik dan literasi. Kesibukannya sebagai wartawan di Tempo tidak menghalangi produktivitasnya dalam berkarya, apalagi dia bisa menghasilkan beragam kitab nan memadukan unsur sastra, spiritualitas, dan pengembangan diri.

Pertanyaan-Pertanyaan untuk Tuhan

Beberapa karya nan telah dihasilkan Qaris Tajudin mencerminkan keragaman minatnya. Ia menulis dua novel, Mahasati dan Mahameru, nan menampilkan kisah mendalam dan inspiratif. Selain itu, dia juga merilis buku-buku bertema pengembangan diri dalam perspektif Islam, seperti Mengarungi Samudera Al-Fatihah nan menggali makna mendalam dari surat Al-Fatihah, serta Apa pun Masalahnya, Kita Bisa Bahagia, sebuah pedoman untuk menemukan kebahagiaan melalui nilai-nilai Islam. Karya-karya ini menunjukkan komitmennya untuk terus berbagi pengetahuan dan inspirasi kepada masyarakat luas.

Sinopsis Buku Pertanyaan-Pertanyaan untuk Tuhan

Pertanyaan-Pertanyaan untuk Tuhan

a (awal) alarm

n (1) Tanda ancaman nan dapat berupa sinyal, bunyi, cahaya, namalain corak peringatan lainnya.

n (2) Perangkat mekanis nan dirancang untuk memberikan peringatan bakal adanya ancaman namalain kerusakan.

Pukul lima pagi tepat, Che terbangun dengan kaget saat bunyi sirine nan nyaring memecah kesunyian. Kesadaran kembali perlahan, dan dia menyadari bahwa dirinya tetap manusia—belum berubah menjadi kecoa raksasa namalain robot pemroses data.

Sumber bunyi nan memekakkan telinga itu tak lain adalah telepon pintarnya, tergeletak di atas nakas di samping tempat tidur. Sebenarnya, sirine unik bukanlah sesuatu nan betul-betul dia butuhkan. Bahkan, telepon dengan teknologi paling sederhana pun mempunyai fitur untuk membangunkan pemiliknya. Di era modern ini, nyaris tidak ada perihal nan tidak bisa dilakukan oleh telepon pintar. Dalam dua dasawarsa terakhir, perangkat ini telah berevolusi menjadi semacam lubang hitam nan menyerap kegunaan beragam perangkat lain. Ratusan peralatan nan sebelumnya berdiri sendiri sekarang telah menyatu dalam satu perangkat mungil, termasuk sirine nan setiap pagi membangunkan Che.

Suatu pagi nan tak terduga, Che dan Pak Khidir terjebak di basement apartemen akibat gempa nan mengguncang secara tiba-tiba. Dalam upaya memperkuat dan mencari jalan keluar, mereka terlibat dalam percakapan mendalam, membahas beragam persoalan besar nan selama ini memenuhi logika manusia—tentang agama, Tuhan, prinsip kemanusiaan, serta gimana manusia menjalankan keyakinannya

Selama perbincangan itu, mereka mengusulkan beragam pertanyaan mendasar. Apakah angan betul-betul dikabulkan? Apakah surga dan neraka itu nyata? Adakah siksa kubur nan menanti setelah kehidupan ini? Dan pada akhirnya, apakah kepercayaan datang untuk memberikan ketenangan namalain justru menyebarkan ketakutan?

Kisah Che dan Pak Khidir dalam kitab ini membujuk pembaca untuk merenung lebih dalam, membuka ruang bagi refleksi dan penafsiran nan lebih luas.

Kelebihan dan Kekurangan Buku Pertanyaan-Pertanyaan untuk Tuhan

Pertanyaan-Pertanyaan untuk Tuhan

Pros & Cons

Pros

  • Tampilan sampul nan menarik.
  • Hadir sebagai pengingat.
  • Bahan refleksi dan sarat makna.
  • Relevansi dengan kehidupan sehari-hari.
  • Konflik nan dalam.
  • Struktur penulisan nan rapi.
  • Gaya bahasa nan semi formal.
  • Mudah untuk dimengerti.
  • Terdapat lawaksebagai tambahan.
  • Memberikan pengetahuan baru. 

Cons

  • Pemilihan kata nan tidak umum. 

Kelebihan Buku Pertanyaan-Pertanyaan untuk Tuhan

Pertanyaan-Pertanyaan untuk Tuhan

Buku Pertanyaan-Pertanyaan untuk Tuhan karya Qaris Tajudin datang dengan tampilan sampul nan menarik, menggambarkan filosofi nan mendalam. Ilustrasi bergaya seperti gambar anak-anak, namun menyimpan simbolisme nan kuat—matahari terbenam dan jalan berliku nan membentuk tanda tanya terbalik. Visual ini seolah merepresentasikan isi buku, di mana perjalanan hidup sering kali penuh dengan pertanyaan nan tak terjawab, serta refleksi mendalam tentang keberadaan manusia dan hubungannya dengan Tuhan.

Buku ini juga datang sebagai sebuah pengingat nan dikemas dalam narasi slice of life nan begitu relevan dengan kehidupan nyata. Setiap halamannya membujuk pembaca untuk merenung, mempertanyakan kembali beragam aspek dalam hidup, dan memandang segala sesuatu dari perspektif nan lebih luas. Kisah Che dan Pak Khidir nan terjebak di basement akibat gempa menjadi simbol dari situasi hidup nan tak terduga, di mana manusia sering kali baru mengingat Tuhan dan prinsip bumi saat berada dalam kondisi genting namalain di titik terendahnya. Konflik nan dihadirkan dalam cerita ini juga terasa begitu nyata dan menampar pembaca, seakan-akan menyadarkan pembaca bahwa dalam keterbatasan, manusia mulai bertanya dan mencari makna sejati dari keberadaannya.

Selain mempunyai berantem nan kuat, struktur penulisan dalam kitab ini juga sangat menarik. Judul setiap bab disusun secara alfabetis, dengan nama nan menggambarkan inti dari isi bab tersebut, seperti Alarm, Basement, dan Che. Pendekatan seperti ini sukses memperkaya pemahaman pembaca terhadap makna kata-kata tersebut dalam konteks cerita. Buku ini pun ditulis dengan style bahasa semi umum nan mudah untuk dipahami.

Meskipun mengangkat tema serius, kitab ini juga tidak selalu berisi pemikiran nan berat. Terdapat lawakyang diselipkan di beberapa bagian untuk memberikan jarak nan menyegarkan di tengah perbincangan mendalam mengenai agama, Tuhan, dan kemanusiaan. Humor ini membikin alur cerita tetap mengalir dengan nyaman tanpa kehilangan esensinya. Tak hanya itu, kitab ini juga memberikan pengetahuan baru tentang konsep-konsep kehidupan nan jarang disadari orang. Pembaca bakal diajak untuk memandang bumi dengan perspektif pandang nan lebih luas, menelaah beragam pertanyaan filosofis nan mungkin selama ini terlintas di benak, namun jarang betul-betul dicari jawabannya.

Kekurangan Buku Pertanyaan-Pertanyaan untuk Tuhan

Pertanyaan-Pertanyaan untuk Tuhan

Salah satu kekurangan dari kitab ini adalah pemilihan kata nan terkadang kurang umum, sehingga dapat menjadi halangan bagi sebagian pembaca. Beberapa istilah nan digunakan dalam narasi mungkin tidak familiar bagi semua orang, terutama bagi mereka nan tidak terbiasa dengan kosakata tertentu. Akibatnya, pembaca kudu meluangkan waktu untuk mencari tahu makna kata-kata tersebut agar bisa memahami konteks cerita secara keseluruhan. Meskipun bagi sebagian orang perihal ini bisa menjadi nilai tambah lantaran memperkaya kosakata, bagi pembaca nan menginginkan alur cerita nan mengalir tanpa gangguan, penggunaan kata-kata nan tidak lazim ini bisa terasa menghambat

Pesan Moral Buku Pertanyaan-Pertanyaan untuk Tuhan

Pertanyaan-Pertanyaan untuk Tuhan

Buku ini mengingatkan kita bahwa setiap manusia adalah perseorangan nan unik dengan perjalanan hidupnya masing-masing. Karakter, pilihan, dan pengalaman nan berbeda-beda inilah nan menjadikan bumi begitu berwarna. Tidak ada satu pun manusia nan betul-betul serupa, dan itulah nan membikin kehidupan menjadi penuh makna. Perbedaan bukanlah sesuatu nan kudu ditakuti namalain dihakimi, melainkan dipahami dan dihargai.

Sebagai manusia, kita seringkali terjebak dalam pola pikir nan membandingkan diri dengan orang lain, seolah ada standar tertentu nan kudu dipenuhi agar dianggap “benar” namalain “berharga.” Padahal, kitab ini mengajarkan bahwa setiap perseorangan mempunyai jalannya sendiri, komplit dengan tantangan dan pelajaran nan kudu dia lalui. Tidak ada kehidupan nan sepenuhnya mudah, dan tidak ada perjalanan nan tanpa makna.

Melalui kisah ini, kita diajak untuk lebih terbuka dalam memandang realitas hidup, menerima perbedaan sebagai bagian dari harmoni, dan memahami bahwa setiap pilihan nan kita ambil bakal membentuk siapa diri kita. Ini adalah pengingat bahwa hidup bukan sekadar tentang betul namalain salah, tetapi tentang gimana kita menjalani dan memaknainya. Sebuah refleksi bagi kita semua untuk lebih menghargai keberagaman, lebih berterima kasih atas perjalanan hidup nan kita miliki, dan lebih berempati terhadap sesama manusia.

Nah Grameds, itu dia sinopsis dan ulasan dari kitab Pertanyaan-Pertanyaan untuk Tuhan karya Qaris Tajudin. Yuk langsung saja dapatkan kitab ini dan kitab best seller nan lainnya di Gramedia.com! Sebagai #SahabatTanpaBatas, kami selalu siap memberikan info dan produk terbaik untuk kamu.

Penulis: Gabriela Estefania

Rekomendasi Buku

One Way Ticket

One Way Ticket

Halo! Selamat datang di Stasiun Kehidupan. Di sini, Anda bisa memesan tiket untuk hidup bahagia. Tidak ada tarif ataupun bangku khusus, semua usia tarifnya sama. Pembayarannya via hati, ya! Kendaraan menuju ke sana adalah Kereta Kehidupan. Nantinya, semua penumpang bakal diarahkan ke satu arah nan sama.

Namun, pada akhirnya, setiap penumpang bakal mencapai destinasi hidup bahagianya masing-masing. Masinisnya adalah diri sendiri dengan Tuhan sebagai pemandu terbaik pada setiap rute nan bakal kita lalui. Perjalannya mungkin memang tidak selalu menyenangkan, tetapi asal kita percaya pada diri sendiri dan Tuhan, kita pasti bakal sampai ke tujuan dengan selamat dan bahagia.

Meski Berantakan Kita Harus Bertahan

Meski Berantakan Kita Harus Bertahan

Dunia terus berputar dengan memberi kita banyak kejutan, ada nan menyenangkan, menyedihkan, namalain apalagi terasa seperti keduanya. Kita tahu gimana langkah menghadapi nan menyenangkan, tapi kita kerap kesulitan untuk menghadapi perihal menyedihkan. Kita lupa jika bumi melangkah dengan dua emosi tadi. Kita lupa jika bulan bakal muncul saat mentari sudah terbenam.

Saat menghadapi kesedihan, kita kerap menganggap bahwa kita satu-satunya nan mengalami perihal itu, hingga membikin kita mau mengakhiri hidup lebih sigap dari nan seharusnya. Kita juga mulai banyak kehilangan beberapa kesadaran krusial dalam hidup, seperti kenapa kita kudu berbaikan dengan banyak kejadian dalam hidup, meski itu sangat susah untuk dilakukan. Melalui kitab ini, kau bakal menemukan kesadaran nan sudah lama hilang. Kesadaran bahwa memutuskan untuk hidup lebih lama itu sangat berharga. Barangkali, kitab ini juga bisa menjadi kawan langkahmu dalam menghadapi beragam kejutan di depan nanti.

Burnout

Burnout

“Tidak ada lagi nan terasa menggairahkan belakangan ini.” 

Kamu terus-menerus merasa capek dan tidak bersemangat. Semua rutinitas terasa semakin berat untuk dilakukan. Pekerjaan melangkah seperti biasa. Ada halangan kadang-kadang, tapi bisa teratasi. Keluarga juga tidak ada masalah. Keuangan mencukupi. Tapi, seperti ada emosi mengganjal nan semakin lama semakin menggumpal dan membesar menekan dada.

Mulanya, Anda merasa mungkin hanya sedang jenuh bercampur capek nan banget sangat. Tapi, meskipun telah mengambil libur namalain tidur seharian, kondisimu tidak kunjung membaik. Semua upaya nan disarankan di internet tampaknya sudah Anda lakukan: makan di restoran kesukaan, menonton film, bermain game, berkumpul berdampingan kawan dan keluarga. Tapi, tidak ada akibat nan berarti. Kondisi semacam ini bukan sekadar capek dan tidak pula terjadi secara tiba-tiba. Kamu sedang jenuh bercampur capek nan banget sangat. Kamu mengalami burnout.

Sumber:

https://books.google.co.id/books?id=2XM-EQAAQBAJ&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027