Ramai Menteri Marah-marah, Bagaimana Mengendalikan Amarah Dalam Islam? 

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

KincaiMedia,JAKARTA -- Baru-baru ini masyarakat Indonesia dihebohkan dengan buletin adanya menteri nan suka marah-marah dalam pemerintahan Prabowo Subianto. Bahkan, menteri itu juga diduga suka menampar anak buahnya.

Nama sang menteri pun sedang ramai menjadi pembicaraan di media sosial. 

Para pegawai di kementerian itu silam menggelar tindakan protes di depan lembaga kementerian di Jalan Pintu Senayan, Jakarta, Senin (20/1/2025). Salah spanduk nan ditunjukkan para pendemo tersebut berbunyi: 

"Pak Presiden, selamatkan kami dari menteri pemarah, suka main main tampar, dan main pecat."

Terlepas dari masalah tersebut, silam gimana langkah mengendalikan kemarahan dalam Islam?

Amarah merupakan salah satu bisikan setan nan jahat, nan menyebabkan begitu banyak kejahatan dan tragedi, nan hanya Allah nan mengetahui sepenuhnya. Karena argumen inilah Islam banyak berbincang tentang sifat jelek ini, dan Nabi Muhammad SAW telah menjelaskan pengobatan untuk "penyakit" ini dan langkah untuk membatasi efeknya. 

Sebagaimana dilansir dari laman Islamqa, berikut beberapa langkah mengendalikan kemarahan dalam Islam: 

1. Membaca kalimat Ta'awufz

Sulaiman bin Sard berkata: "Aku sedang duduk berdampingan Nabi, dan dua orang saling memfitnah. Salah satu dari mereka wajahnya merah, dan urat-urat di lehernya menonjol. Nabi berkata, 'Aku mengetahui sebuah kalimat nan jika dia mengucapkannya, apa nan dia rasakan bakal hilang. Jika dia mengatakan, "Audzubillahiminasyaitonirojim (Aku berlindung kepada Allah dari Setan nan terkutuk)," apa nan dia rasakan (yaitu, kemarahannya) bakal hilang.'" (HR. al-Bukhari, al-Fath, 6/337)

2. Diam

Cara kedua untuk mengendalikan kemarahan dalam Islam adalah dengan   diam. Rasulullah SAW bersabda: “Jika salah seorang di antara kalian marah, hendaklah dia diam.” (HR. Imam Ahmad, al-Musnad, 1/329)

Hal ini karena, dalam kebanyakan kasus, orang nan marah kehilangan kendali diri dan dapat mengucapkan kata-kata jelek dan kutukan, namalain kata-kata tuduhan nan bakal mendatangkan permusuhan dan kebencian orang lain. Jadi, singkatnya, tak bersuara adalah solusi nan membantu seseorang untuk menghindari semua itu.

3. Duduk dan Berbaring

Rasulullah SAW bersabda: "Jika salah seorang di antara kalian marah dan dia berdiri, hendaklah dia duduk, agar amarahnya hilang; jika tidak hilang, hendaklah dia berbaring."

Nasihat Rasulullah ini bakal mencegah orang nan sedang marah menjadi tidak terkendali, lantaran dia dapat menyerang dan melukai seseorang, namalain apalagi membunuh.

Duduk membikin seseorang tidak mudah menjadi terlalu bersemangat. Sedangkan berebahan bakal membuatnya semakin mini kemungkinannya untuk melakukan sesuatu nan gila namalain berbahaya.

Al-'Allamah al-Khattabi berbincang dalam tafsirnya tentang Abu Dawud:

"Orang nan berdiri berada dalam posisi untuk menyerang dan menghancurkan, sedangkan orang nan duduk lebih mini kemungkinannya untuk melakukan itu, dan orang nan berebahan tidak dapat melakukan keduanya. Mungkin saja Nabi SAW menyuruh orang nan marah untuk duduk namalain berebahan agar dia tidak melakukan sesuatu nan bakal disesalinya nanti. Dan Allah Maha Mengetahui." (Sunan Abi Dawud, dengan Ma'alim al-Sunan, 5/141)

4. Mengikuti nasihat Nabi

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa seorang laki-laki berbincang kepada Nabi SAW, “Berilah saya nasihat.” 

Beliau menjawab, “Janganlah Anda marah.” 

Laki-laki itu mengulangi permintaannya beberapa kali, dan setiap kali itu pula Nabi SAW berfirman kepadanya, “Janganlah Anda marah.” (HR Al-Bukhari, Fathul Bari, 10/456)

Menurut riwayat lain, laki-laki itu berkata, “Aku memikirkan apa nan dikatakan Nabi SAW, maka saya menyadari bahwa marah itu dapat menyatukan semua jenis keburukan.” (Musnad Ahmad, 5/373)

5. Mengetahui kedudukan orang sabar

Rasulullah SAW bersabda: "Orang nan kuat bukanlah orang nan dapat mengalahkan orang lain (dalam gulat), tetapi orang nan kuat adalah orang nan bisa menahan diri ketika marah." (HR. Ahmad, 2/236K. 

Semakin besar amarahnya, semakin tinggi pula kedudukan orang nan sabar. Rasulullah SAW juga bersabda: “Orang nan paling kuat adalah orang nan jika marah, mukanya memerah, dan bulu kuduknya berdiri, dia bisa menahan amarahnya.” (HR Imam Ahmad, 5/367). 

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027