Perbedaan Perlakuan Israel Dan Hamas Terhadap Tahanan 

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

KincaiMedia,JAKARTA -- Gencatan senjata antara Israel dan Hamas nan mulai bertindak tanggal 20 Januari 2025 mendapatkan sambutan kedua belah pihak apalagi seluruh dunia. Ada nan menarik dari pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas, adalah langkah memperlakukan tahanan nan kontras antara Israel dan Hamas adalah dalam tahanan maupun langkah pembebasan tahanan.

Ketua Dewan Syuro Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), Prof Tulus Musthofa mengatakan, aliran Islam mengatur dengan jelas prinsip-prinsip perlakuan terhadap tahanan perang, termasuk selama gencatan senjata dan pertukaran tahanan. Dalam berantem antara Israel dan Hamas, terlihat perbedaan mencolok dalam langkah kedua pihak memperlakukan tahanan nan dapat dianalisis dalam perspektif aliran Islam.

"Islam sebagai kepercayaan nan mengatur segala aspek kehidupan mempunyai aliran dalam memperlakukan tahanan perang," kata Prof Tulus kepada Republika, Selasa (21/1/2024)

Prof Tulus menyampaikan, Islam mengajarkan dan mewajibkan umatnya untuk memperlakukan tahanan dengan baik, apalagi jika mereka adalah musuh. 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَيُطْعِمُوْنَ الطَّعَامَ عَلٰى حُبِّهٖ مِسْكِيْنًا وَّيَتِيْمًا وَّاَسِيْرًا 

Mereka memberikan makanan nan disukainya kepada orang miskin, anak yatim, dan tawanan. (QS Al-Insan Ayat 8)

Prof Tulus menerangkan, ayat ini menegaskan bahwa tahanan perang mempunyai kewenangan untuk diperlakukan secara manusiawi, termasuk dalam kebutuhan dasar seperti makanan dan perlindungan.

Ketua Dewan Syuro Ikadi ini menambahkan, Perang Badar adalah salah satu contoh utama gimana Rasulullah SAW memperlakukan tahanan perang. Setelah kaum Muslimin menang, mereka sukses menangkap 70 tahanan dari pihak Quraisy. 

Rasulullah SAW memberikan beberapa instruksi. Pertama, perlakuan manusiawi, tahanan diberikan makanan nan sama dengan nan dikonsumsi kaum Muslim. Dalam banyak riwayat, para sahabat memberikan roti kepada para tahanan, sementara mereka sendiri makan kurma.

Kedua, larangan penyiksaan. Nabi Muhammad SAW mencontohkan larangan menyiksa tahanan. Beliau bersabda, "Jangan menyiksa makhluk Allah." (HR Imam Ahmad)

"Ketiga, negosiasi nan setara dalam pertukaran, Islam juga memperbolehkan pertukaran tahanan dengan prinsip keadilan dan kemanusiaan. Ini tercermin dalam Perang Badar, ketika Nabi Muhammad SAW membebaskan tahanan dengan tebusan namalain pertukaran nan saling menguntungkan," kata Prof Tulus.

Prof Tulus juga menjelaskan perlakuan Israel terhadap tahanan Palestina nan jauh berbeda dari langkah Islam memperlakukan tahanan. Pertama, tahanan Palestina sering dilaporkan mengalami penyiksaan corak dan mental di penjara Israel. 

"Anak-anak, perempuan, dan laki-laki dewasa (Palestina) menghadapi perlakuan keras (di dalam penjara Israel) termasuk penahanan administratif tanpa pengadilan," jelas Prof Tulus.

Ia menerangkan, banyak tahanan Palestina melaporkan bahwa mereka tidak mendapatkan akses nan memadai ke makanan, air bersih, jasa kesehatan, dan hak-hak dasar lainnya.

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027