ARTICLE AD BOX
KincaiMedia, "Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak. Maka Khidir membunuhnya. Musa berkata, “Mengapa Anda bunuh jiwa nan bersih, bukan lantaran dia membuunh orang lain? Sesungguhnya Anda telah melakukan sesuatu nan munkar." (QS Al Kahfi 18:74).
Penggalan cerita di atas merupakan rangkaian kisah perjalanan Nabi Musa Alaihissalam nan belajar kepada Nabi Khidir. Pertanyaan dari Nabi Musa setelah memandang Khidir membunuh seorang anak membikin mereka berdua berpisah.
Saat waktu perpisahan, Khidir menjelaskan kepada Musa argumen di kembali dia melakukan pembunuhan tersebut. “Dan adapun anak itu, maka ibu bapaknya adalah mukmin. Maka Kami resah dia bakal menjerumuskan keduanya kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki agar Tuhan mereka mengganti dengan anak lain nan lebih suci dan sayang kepada mereka.” (QS Al Kahfi 18: 80-81).
Bambang Pranggono dalam Percikan Sains dalam Alquran menjelaskan, Nabi Khidir mempunyai info mengenai masa depan anak tersebut nan kelak menjadi orang jahat apalagi menakut-nakuti orang tuanya hingga menjadi sesat dan kafir. Khidir pun membunuh anak tersebut mumpung tetap mini silam dimintakan kepada Allah untuk menggantinya dengan anak nan baru nan bakal menjadi anak sholeh.
Para tafsir Alquran kesulitan menerjemahkan logika Nabi Khidir tersebut. Ada mahir tafsir nan mengkhususkan tindakan tersebut hanya untuk Nabi Khidir lantaran mempunyai pengetahuan khusus. Sementara itu, mahir tafsir lainnya, seperti Al Qurthubi mengungkapkan, bagi Allah sah-sah saja menyuruh untuk membunuh anak tersebut nan tanpa dosa. Sebab Allah melakukan sekehendak-Nya.
Setelah pembunuhan tersebut, ibu anak nan dibunuh itu mengandung kembal dan melahirkan anak wanita nan shalihah dan menurunkan 70 nabi.
English (US) · 
Indonesian (ID) ·