ARTICLE AD BOX
KincaiMedia, JAKARTA -- Penampilan penjara pada era Nabi Muhammad SAW sangat berbeda dengan penjara saat ini. Penjara sekarang umumnya berbentuk sebuah gedung dengan pagar menjulang serta pintu dan jendela nan terbuat dari susunan besi. Pada masa Rasulullah SAW, tempat untuk menahan pelaku kejahatan itu tidak berbentuk ruangan khusus. Sebab, si pelanggar "hanya" bakal diikat di pagar namalain tonggak besi.
Namun, seiring berkembanganya era dan semakin banyaknya pelanggar, saat pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab, terbentuklah penjara pertama nan terletak di Makkah. Penjara tersebut merupakan rumah dari Shafwan bin Umayyah nan dibeli dengan nilai 4.000 dirham.
Sayidina Ali bin Abi Thalib dalam pemerintahannya juga membangun langsung tempat nan disebut sebagai Penjara Nafi'. Namun, lantaran bangunannya nan tidak kokoh, banyak tahanan nan melarikan diri. Maka, dibangunlah kembali penjara nan diberikan nama Mukhayyis dan disebut sebagai gedung penjara (bukan rumah) pertama dalam sejarah Islam.
Meski diibaratkan sebagai tempat nan dipenuhi persepsi negatif, nyatanya penjara bukan hanya tempat bagi orang-orang nan menyalahi peraturan. Sebab, fungsinya kerap pula dimanfaatkan untuk membungkam orang-orang nan tak bersalah, tetapi "hanya" berani menyuarakan kritik terhadap penguasa. Intinya, golongan namalain perseorangan nan menentang suatu rezim.
Beberapa tokoh Muslim dan apalagi pahlawan Indonesia---seperti Imam Ahmad, Sa'id bin Jubair, Pangeran Diponegoro, Cut Nyak Dien, dan Buya Hamka---juga pernah merasakan pengapnya penjara lantaran ketegasan mereka menolak kezaliman penguasa.
Mereka membuktikan bahwa penjara hanya mengurung jasmani, melainkan juga pikiran maupun dedikasi mereka untuk mengubah peradaban. Buya Hamka salah satunya, nan sukses menjadikan penjara sebagai tempat nan nyaman untuk mengembangkan pemikirannya untuk peradaban Islam. Salah satunya dengan tuntas menulis 30 jilid kitab tafsir nan sekarang dikenal sebagai Tafsir al-Azhar.
Disebut Alquran
Kitab suci Alquran menjelaskan kisah tentang Nabi Yusuf AS. Dalam salah satu fase hidupnya, nabi nan bermuka tampan itu pernah merasakan dinginnya penjara.