Ngeri! Meta Digugat Lantaran Pakai Buku Bajakan Untuk Latih Ai

Sedang Trending 3 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

KincaiMedia, Jakarta – Meta saat ini tengah menghadapi gugatan norma nan cukup serius mengenai training model AI (Artificial Intelligence) mereka, Llama nan diduga memakai dataset berupa kitab bajakan.

Gugatan tersebut diajukan oleh sekelompok penulis nan menuduh Meta menggunakan kitab bajakan dalam training AI mereka, sebuah langkah nan dinilai melanggar kewenangan cipta.

Menurut arsip norma nan baru-baru ini dipublikasikan, Meta dituduh menggunakan dataset berjulukan LibGen (Library Genesis), nan dikenal sebagai salah satu sumber kitab digital bajakan terbesar di internet. LibGen berisi sekitar 32 TB konten, termasuk kitab ilmiah dan karya sastra lainnya.

BACA JUGA:

  • Meta Ubah Aturan, Konten Bermuatan Politik Segera Hadir di IG dan Threads
  • Cegah Sextortion, Meta Rilis Fitur Anti Penipuan di Instagram

Penulis terkenal seperti Ta-Nehisi Coates dan komedian Sarah Silverman menjadi bagian dari gugatan tersebut.

Mereka menyatakan bahwa CEO Meta, Mark Zuckerberg, mengetahui penggunaan dataset bajakan tersebut namun tetap menyetujui penggunaannya dalam training model Llama, meskipun telah ada kekhawatiran dari tim pelaksana AI Meta.

Kasus ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari gugatan serupa nan diajukan pada 2023 dan kemudian dibatalkan oleh Hakim Distrik Vince Chhabria. Dalam gugatan sebelumnya, para penulis menyatakan bahwa model AI Meta bisa menghasilkan teks nan melanggar kewenangan cipta mereka.

Mereka juga menuduh Meta menghapus info manajemen kewenangan cipta (Copyright Management Information/CMI) dari konten kitab mereka.

Namun, dengan adanya bukti baru, golongan penggugat meminta kasus ini dibuka kembali. Bukti tersebut mencakup komunikasi internal Meta nan menunjukkan bahwa penggunaan LibGen diketahui bermasalah, tetapi tetap digunakan untuk training model.

Gugatan ini menambah tekanan norma bagi Meta, terutama di tengah pengawasan bumi terhadap praktik training AI nan menggunakan info dari internet.

Jika penggugat sukses membuktikan klaim mereka, Meta dapat menghadapi akibat norma berat, termasuk tuntutan tukar rugi finansial dan pembatasan pada model AI mereka.

Di sisi lain, Hakim Chhabria tetap skeptis terhadap kesempatan keberhasilan gugatan ini, meskipun dia mengizinkan penggugat untuk mengusulkan keluhan nan telah diperbarui.

Tantangan utama dalam gugatan ini adalah membuktikan bahwa dataset nan digunakan secara langsung melanggar norma dan bahwa penggunaan tersebut berakibat signifikan pada kewenangan cipta penggugat.

Kontroversi ini menunjukkan pentingnya transparansi dan etika dalam pengembangan teknologi AI. Pelatihan AI nan menggunakan dataset besar dari internet menjadi praktik umum di industri, tetapi penggunaannya sering kali memunculkan persoalan norma dan etika, terutama mengenai kewenangan cipta.

Sebagai perusahaan teknologi besar, Meta mempunyai tanggung jawab besar untuk memastikan bahwa info nan mereka gunakan telah sesuai dengan izin nan berlaku. Kasus ini juga menjadi pengingat bagi perusahaan lain untuk lebih berhati-hati dalam memilih sumber info untuk pengembangan teknologi mereka.

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027