Nasihat Jelang Ramadan: Mari Makmurkan Masjid-masjid Di Sekitar Kita

Sedang Trending 2 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Bulan Ramadan sejenak lagi datang mengunjungi kita. Bulan penuh kemuliaan dan keutamaan. Di dalamnya, kaum muslimin berlomba-lomba untuk melaksanakan kebaikan dan ketaatan kepada Allah Ta’ala. Masjid-masjid nan biasanya sunyi menjadi ramai di bulan tersebut.

Saudaraku nan dimuliakan Allah Ta’ala, sebelum bulan penuh kemuliaan ini datang menghampiri, hendaknya masing-masing dari kita menumbuhkan kembali kesadaran dan kecintaan kita untuk meramaikan dan memakmurkan masjid-masjid dan rumah Allah Ta’ala.

Masjid adalah tempat paling mulia di muka bumi

Jemaah nan dimuliakan Allah Ta’ala, sesungguhnya tempat nan paling mulia dan paling dicintai oleh Allah adalah masjid nan kita gunakan untuk salat dan beribadah. Hal ini sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,

أَحَبُّ الْبِلادِ إِلَى اللَّهِ مَسَاجِدُهَا، وَأَبْغَضُ الْبِلادِ إِلَى اللَّهِ أَسْوَاقُهَا

Negeri (tempat) nan paling dicintai Allah adalah pada masjid-masjidnya, dan tempat nan paling dimurkai Allah adalah pasar-pasarnya.” (HR. Muslim no. 671)

Masjid adalah rumah Allah di muka bumi ini. Tempat nan penuh dengan keistimewaan dan kemuliaan. Tempat berkumpulnya orang-orang mukmin dan bertakwa kepada Allah Ta’ala. Allah berfirman,

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ

“Sesungguhnya nan memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang nan berakidah kepada Allah dan hari akhir.” (QS. At-Taubah:18)

Seorang mukmin bertanggung jawab menampakkan dan meninggikan (kemuliaan) masjid serta menghidupkannya. Ini berasas firman Allah Azza Wajalla kepada kita semua,

فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ

“Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid nan telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang.” (QS. An-Nur: 36)

Allah Ta’ala memberikan ancaman nan sangat keras kepada siapa pun nan menghalangi hamba-hamba Allah dari berakidah di masjid. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ مَنَعَ مَسَاجِدَ اللَّهِ أَنْ يُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ

“Dan siapakah nan lebih sadis daripada orang nan menghalang-halangi menyebut nama Allâh dalam masjid-masjid-Nya.” (QS. Al-Baqarah:114)

Keberadaan masjid adalah kebutuhan paling vital bagi masyarakat muslim

Masjid mempunyai kedudukan krusial bagi kaum muslimin. Di sanalah kaum muslimin melaksanakan salat lima waktu, beramal, menjalin hubungan sosial. Oleh lantaran itu, kebaikan besar pertama nan dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam setelah hijrah adalah membangun masjid. Beliau juga memerintahkan umatnya untuk membangun, menghidupkan, dan memakmurkan masjid.  ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhu mengatakan,

أمَرَ رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم ببناءِ المساجدِ في الدورِ، وأن تُنَظَّفَ وتُطَيَّبَ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan agar masjid dibangun di perkampungan (tempat manusia banyak berkumpul), dibersihkan dan diberi wewangian.(HR. Abu Dawud no. 455, At-Tirmidzi no. 594 dan Ibnu Majah no. 754)

Di kesempatan lainnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyebut keistimewaan unik bagi mereka nan membangun rumah Allah Ta’ala,

مَنْ بَنَى لِلَّهِ مَسْجِدًا وَلَوْ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ لِبَيْضِهَا؛ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa membangun masjid lantaran Allah sebesar sarang burung namalain lebih kecil. Maka, Allah bakal bangunkan baginya rumah di surga.” (HR. Ibnu Majah no. 738, Imam Bukhari di dalam kitab At-Tarikh Al-Kabir, 1:332 dan Ibnu Khuzaimah no. 1292)

Memakmurkan masjid, tanggungjawab kita bersama

Di negara kita tercinta, alhamdulillah, masjid sudah banyak tersebar di beragam wilayah dan pelosok. Sayangnya, perihal tersebut tidak dibarengi dengan kesadaran untuk memakmurkan dan meramaikan masjid dalam rangka berakidah dan melaksanakan salat berjemaah.

Padahal, wahai saudaraku sekalian, memakmurkan masjid mempunyai urgensi lebih untuk kita berikan perhatian dan kita usahakan. Dalam norma kita, laki-laki bertanggung jawab untuk melaksanakan salat berjemaah di masjid dan meramaikannya. Allah ‘Azza Wajalla berfirman,

وَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ وَآتُواْ الزَّكَاةَ وَارْكَعُواْ مَعَ الرَّاكِعِين

“Dan dirikanlah salat, tunaikanlah kebaikan dan rukuklah beserta orang-orang nan rukuk.” (QS. Al-Baqarah: 43)

Di dalam sabda nan sahih, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan ancaman bagi mereka nan tidak berjemaah di masjid, padahal bisa untuk melaksanakannya.

إنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ علَى المُنَافِقِينَ صَلَاةُ العِشَاءِ، وَصَلَاةُ الفَجْرِ، ولو يَعْلَمُونَ ما فِيهِما لأَتَوْهُما ولو حَبْوًا، وَلقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بالصَّلَاةِ، فَتُقَامَ، ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا فيُصَلِّيَ بالنَّاسِ، ثُمَّ أَنْطَلِقَ مَعِي برِجَالٍ معهُمْ حُزَمٌ مِن حَطَبٍ إلى قَوْمٍ لا يَشْهَدُونَ الصَّلَاةَ، فَأُحَرِّقَ عليهم بُيُوتَهُمْ بالنَّارِ

“Salat nan paling berat bagi orang munafik adalah salat Isya dan salat Subuh. Kalau mereka mengetahui keistimewaan nan terdapat dalam kedua salat tersebut, mereka bakal mendatanginya, walaupun dengan merangkak. Aku sangat mau memerintahkan salat (dikerjakan), silam dikumandangkan ikamah dan kuperintahkan seseorang untuk memimpin para jemaah. Sementara itu, saya pergi berdampingan beberapa orang nan membawa seikat kayu bakar menuju orang-orang nan tidak ikut salat berjemaah dan membakar rumah-rumah mereka dengan api.” (HR. Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651)

Masjid adalah rumah Allah Ta’ala yang kudu kita makmurkan dan kita ramaikan, baik itu dengan melaksanakan salat ataupun dengan membaca Al-Qur’an dan belajar. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berfirman memberikan motivasi kepada kita semua,

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ، وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ؛ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِم السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُم الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُم الْمَلَائِكَةُ، وَذَكَرَهُم اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ

“Dan tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah–rumah Allah (masjid), membaca kitabullah, saling mengajarkan di antara mereka, melainkan bakal turun kepada mereka ketenangan, diliputi oleh rahmat, dan dinaungi oleh para malaikat, serta Allah bakal menyebut–nyebut mereka di hadapan makhluk nan berada di sisi-Nya. Barangsiapa nan lambat dalam beramal, sungguh garis nasabnya tidak bakal bisa membantunya.” (HR. Muslim no. 2699)

Amalan-amalan nan mendatangkan kemakmuran masjid

Saudaraku sekalian, banyak sekali amalan-amalan nan dapat kita lakukan di masjid nan bakal mendatangkan keistimewaan bagi diri kita, baik di kehidupan bumi ini maupun di alambaka nanti. Bertepatan dengan bulan Ramadan nan bakal datang menghampiri kita, ada baiknya diri kita kembali membiasakan amalan-amalan nan kita sebutkan berikut ini dan kembali memakmurkan masjid-masjid nan ada. Sehingga, masjid-masjid nan begitu banyak tersebar di penjuru negeri, tidak hanya ramai di bulan Ramadan saja, namun juga ramai di bulan-bulan lainnya.

Yang pertama,  memperbanyak langkah menuju masjid.

Jika letak masjid nan dekat dengan tempat tinggal kita tetap mudah untuk kita akses dengan melangkah kaki, maka berjalanlah. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,

مَن تَطَهَّرَ في بَيْتِهِ، ثُمَّ مَشَى إلى بَيْتٍ مَن بُيُوتِ اللهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِن فَرَائِضِ اللهِ، كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إحْدَاهُما تَحُطُّ خَطِيئَةً، وَالأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً.

“Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian melangkah ke salah satu rumah Allah (masjid) untuk melaksanakan tanggungjawab nan Allah tetapkan, maka kedua langkahnya, nan satu akan menghapus kesalahan dan satunya lagi bakal meninggikan derajat.”  (HR. Muslim no. 666)

Yang kedua, bagi laki-laki, tanamkan di hatimu bahwa salat berjemaah di masjid adalah tanggungjawab nan bakal mendatangkan keistimewaan besar kepadamu.

Ingatlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,

صَلاةُ الرَّجُلِ في جَماعةٍ تُضَعَّفُ عَلى صلاتِهِ فِي بَيْتِهِ وفي سُوقِهِ خَمْسًا وَعِشْرينَ ضِعفًا، وذلكَ أَنَّهُ إِذا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ خَرَجَ إِلى المَسْجِدِ، لا يُخْرِجُه إِلَّا الصَّلاةُ، لَمْ يَخْطُ خَطْوةً إِلَّا رُفِعَتْ لَه بهَا دَرَجَةٌ، وَحُطَّتْ عَنْه بهَا خَطِيئَةٌ، فَإِذا صَلى لَمْ تَزَلِ المَلائِكَة تُصَلِّي عَلَيْهِ مَا دَامَ في مُصَلَّاه، مَا لَمْ يُحْدِثْ، تَقُولُ: اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ، اللَّهُمَّ ارحَمْهُ. وَلا يَزَالُ في صَلاةٍ مَا انْتَظَرَ الصَّلاةَ

Salatnya seorang laki-laki dengan berjemaah itu dilipatgandakan pahalanya melampaui salatnya di rumahnya secara sendirian (munfarid) namalain di pasarnya dengan dua puluh lima kali lipatnya. nan sedemikian itu dikarenakan seumpama seseorang berwudu silam memperbagusi langkah wudunya, kemudian keluar ke masjid, sedang tidak ada nan menyebabkan keluarnya itu, melainkan lantaran hendak melaksanakan salat, maka tidaklah dia melangkah sekali langkah, melainkan dinaikkanlah untuknya sederajat dan dihapuskan daripadanya satu kesalahan. Selanjutnya seumpama dia salat, maka para malaikat bakal senantiasa mendoakan untuknya agar dia memperoleh rahmat dan kasih sayang Allah, selama dirinya tetap tetap berada di tempat salatnya dan dia tidak berhadas. Ucapan malaikat itu ialah, ‘Ya Allah ampunilah dia. Ya Allah rahmatilah dia.’ Seorang hamba bakal dianggap dan diberikan pahala layaknya berada di dalam salat, selama dia menantikan salat berjemaah.” (HR. Bukhari no. 647 dan Muslim no. 649)

Ada keistimewaan nan besar juga bagi mereka nan mau bergegas dan pergi ke masjid di kegelapan malam, baik itu untuk melaksanakan salat Isya ataupun salat Subuh. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

بشِّرِ المشَّائينَ في الظُّلَمِ إلى المساجدِ بالنُّورِ التَّامِّ يومَ القيامةَ

“Berilah buletin ceria kepada orang-orang nan melangkah menuju masjid di kegelapan malam bahwa mereka bakal mendapat sinar nan sempurna kelak di hari kiamat”.  (HR. Abu Daud no. 561)

Ketiga, jangan tertinggal dari melaksanakan salat Jumat di masjid.

Berangkat ke masjid untuk melaksanakan salat jumat mempunyai keistimewaan nan sangat besar. Nabi bersabda,

مَنْ غَسَّلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاغْتَسَلَ ثُمَّ بَكَّرَ وَابْتَكَرَ وَمَشَى وَلَمْ يَرْكَبْ وَدَنَا مِنْ الْإِمَامِ فَاسْتَمَعَ وَلَمْ يَلْغُ كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ عَمَلُ سَنَةٍ أَجْرُ صِيَامِهَا وَقِيَامِهَا

“Barangsiapa nan menjadikan istrinya mandi lau dirinya juga mandi pada hari Jumat, berangkat lebih awal (ke masjid), melangkah kaki dan tidak berkendaraan, mendekat kepada pemimpin dan mendengarkan khotbahnya, dan tidak melakukan lagha (sia-sia), maka dari setiap langkah nan ditempuhnya dia bakal mendapatkan pahala puasa dan qiyamulail setahun.” (HR. Abu Dawud no. 345)

Keempat, belajar dan membaca Al-Qur’an di masjid

Sahabat Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu mengisahkan,

خَرَجَ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ وَنَحْنُ في الصُّفَّةِ، فَقالَ: أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ يَغْدُوَ كُلَّ يَومٍ إلى بُطْحَانَ، أَوْ إلى العَقِيقِ، فَيَأْتِيَ منه بنَاقَتَيْنِ كَوْمَاوَيْنِ في غيرِ إثْمٍ، وَلَا قَطْعِ رَحِمٍ؟ فَقُلْنَا: يا رَسولَ اللهِ، نُحِبُّ ذلكَ، قالَ: أَفلا يَغْدُو أَحَدُكُمْ إلى المَسْجِدِ فَيَعْلَمُ، أَوْ يَقْرَأُ آيَتَيْنِ مِن كِتَابِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، خَيْرٌ له مِن نَاقَتَيْنِ، وَثَلَاثٌ خَيْرٌ له مِن ثَلَاثٍ، وَأَرْبَعٌ خَيْرٌ له مِن أَرْبَعٍ، وَمِنْ أَعْدَادِهِنَّ مِنَ الإبِلِ

“Rasulullah ṣallallahu ‘alaihi wasallam keluar sementara kami sedang berada di Ṣuffah (tempat berteduhnya para fukara dari kalangan muhajirin), kemudian beliau bertanya, ‘Siapakah di antara kalian nan suka pergi ke Buṭḥan namalain ke ‘Aqiq, silam dia pulang dengan membawa dua ekor unta nan gemuk-gemuk dengan tanpa membawa dosa dan tidak pula memutuskan silaturahim?’ Kami pun menjawab, ‘Kami semua menyukai perihal itu, wahai Rasulullah ṣallallahu ‘alaihi wasallam.’ Beliau melanjutkan sabdanya, ‘Sungguh, tidaklah salah seorang dari kalian pergi ke masjid silam dia mempelajari namalain membaca dua ayat dari kitabullah ‘Azza Wajalla, (melainkan itu) lebih baik baginya daripada dua unta. Tiga (ayat) lebih baik dari tiga ekor unta, empat ayat lebih baik daripada empat ekor unta, dan setiap hitungannya dari unta tersebut.’” (HR. Muslim no. 803)

Itulah wahai saudaraku, beberapa ibadah nan seumpama kita rutinkan bakal membantu diri kita untuk dapat memakmurkan dan meramaikan rumah-rumah Allah Ta’ala. Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan kita kesitikamahan untuk terus datang ke masjid, menjadikan hati kita terikat dengan masjid, dan mempertemukan kita dengan bulan Ramadan nan penuh kemuliaan. Amin ya Rabbal ‘alamin.

***

Penulis: Muhammad Idris, Lc.

Artikel: KincaiMedia

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027