Museum Konferensi Asia Afrika: Fasilitas, Koleksi, Harga Tiket Dll

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Museum Konferensi Asia Afrika – Bandung adalah sebuah kota  nan selalu mendapat predikat romantis lantaran nyaris seluruh tempat nan disajikan bernuansa hangat dan penuh cinta sehingga membikin kenangan nan susah lenyap namalain selalu membekas di hati.

Namun Bandung tak sepenuhnya hanya menyajikan keromantisan saja, kota nan satu ini juga mempunyai sebuah museum nan namanya tentu sudah tidak asing lagi di telingamu.

Museum nan dimaksud adalah Museum Konferensi Asia Afrika, di dalam museum ini tercatat banyak sekali cerita-cerita sejarah besar, terutama sejarah tentang terutama nan menceritakan tentang perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Mengunjungi kota Bandung tentunya belum komplit jika tidak berjamu ke museum ini nan menjadi sebuah ikon kota Bandung. Museum nan mempunyai kreasi gedung bergaya kolonial ini adalah sebuah simbol perjuangan dan bersatunya negara-negara di area Asia Afrika dengan tujuan untuk melawan segala corak kolonialisme dan penindasan.

Selain perihal tersebut, salah satu tujuan dari adanya Konferensi Asia Afrika adalah untuk meredam ketegangan bumi pada saat era perang dingin antara blok barat nan dipimpin oleh Amerika Serikat dengan blok timur nan dipimpin oleh Uni Soviet.

Museum Konferensi Asia AfrikaMuseum Konferensi Asia Afrika via Kemlu

Sejarah Berdirinya Museum Konferensi Asia Afrika

Museum Konferensi Asia Afrika namalain nan lebih dikenal dengan julukan Museum KAA berlokasi di Jalan Asia Afrika no.65, Bandung. Museum ini menjadi sebuah bukti bahwa kota Bandung pernah menjadi saksi peristiwa besar tingkat Internasional pada tanggal 18 April hingga 24 April 1955.

Pada saat itu telah terjadi pertemuan nan selenggarakan untuk seluruh pemimpin negara dari Benua Asia dan Benua Afrika.Konferensi ini diselenggarakan dengan maksud dan tujuan untuk menyatukan sikap dan kerjasama antar bangsa Asia dan Afrika.

Selain perihal itu, penyelenggaraan dari konvensi ini juga bermaksud agar dapat membangun dan mempererat perdamaian dunia.

Setelah pertemuan tersebut terjadi, hasil krusial dari konvensi nan telah diadakan adalah Dasasila Bandung.Dasasila Bandung adalah sepuluh poin nan sukses digagas pada saat pertemuan konvensi tersebut.

Pernyataan tersebut berisi tentang pernyataan mengenai support bagi kedamaian dan kerjasama dunia.  Dasasila ini memasukkan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB dan juga prinsip-prinsip Jawaharlal Nehru.

Isi dari 10 Dasasila Bandung ialah:

  1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas nan termuat di dalam piagam PBB.
  2. Menghormati Kedaulatan dan Integritas teritoral semua bangsa.
  3. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, baik besar maupun kecil.
  4. Tidak melakukan intervensi namalain kombinasi tangan dalam persoalan dalam negeri negara lain.
  5. Menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian ataupun kolektif yangsesuai dengan isi dari Piagam PBB.
  6. Tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan unik dari salah satu negara besar dan tidak melakukannya terhadap negara lain.
  7. Tidak melakukan tindakan-tindakan ataupun ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan terhadap integritas wilayah maupun kemerdekaan politik suatu negara.
  8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan tenteram seperti sebuah perundangan, persetujuan, arbitrasi maupun langkah tenteram lainnya menurut pilihan dari pihak-pihak nan berkepentingan sesuai dengan piagam PBB.
  9. Memajukan kepentingan berdampingan dan kerjasama.
  10. Menghormati norma dan kewajiban-kewajiban internasional .

Dasasila Bandung tersebut dijadikan sebuah pedoman dan pegangan nan kuat bagi negara-negara di Benua Asia dan Benua Afrika untuk memperjuangkan ha kemerdekaannya pada saat itu.

Foto dan Infografis di Museum KAAFoto dan Infografis di Museum KAA

Hal ini membikin menjadi peristiwa berhistoris dan patut mendapatkan apresiasi lantaran mempunyai akibat nan sangat baik bagi anggotanya, sehingga lantaran argumen tersebut digagaslah untuk membangun museum nan menyimpan sejarah dari Konferensi Asia Afrika.

Sebelum menjadi sebuah museum, gedung ini dulunya adalah sebuah Gedung Merdeka, secara keseluruhan Gedung Merdeka mempunyai dua gedung utama.

Pada bagian pertama gedung tersebut dinamakan Gedung Merdeka nan biasanya digunakan sebagai ruang sidang utama, kemudian untuk gedung nan berada di sebelah Gedung Merdeka adalah gedung dari Museum Konferensi Asia Afrika.

Latar belakang dari dibangunnya museum ini adalah adanya kemauan dari para pemimpin bangsa di Asia dan Afrika untuk mengetahui lebih dalam tentang Gedung merdeka dan sekitarnya nan menjadi tempat dari Konferensi Asia Afrika ketika sedang berlangsung.

Karena perihal tersebut Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja S.H., LL.M berinisiasi untuk membikin sebuah museum sebagai corak apresiasi dan hormat lantaran telah terselenggaranya peristiwa besar nan berskala Internasional tersebut di kota Bandung.

Ide dari penggagasan pembangunan museum pun akhirnya disampaikan olehnya pada saat adanya forum rapat panitia peringatan 25 tahun Konferensi Asia Afrika di tahun 1980 nan juga dihadiri oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio nan menjabat sebagai wakil dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Setelah perihal tersebut disampaikan rupanya pendapat untuk membangun sebuah museum mendapat respons nan baik, apalagi Presiden RI Soeharto juga menyetujuinya.

Ruang Sidang Utama Museum Konferensi Asia AfrikaRuang Sidang Utama Museum Konferensi Asia Afrika

Gagasan dari pendirian Museum Konferensi Asia Afrika kemudian diwujudkan oleh Joop Ave nan kemudian menjabat sebagai Ketua Harian Panitia Peringatan 25 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler departemen Luar Negeri  nan juga bekerjasama dengan Departemen Penerangan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Jawa Barat dan juga Universitas Padjadjaran.

Hingga banyak dari kalangan masyarakat baik dari dalam maupun luar negeri nan juga mau mengetahui lebih dalam mengenai peristiwa Konferensi Asia Afrika.

Pembangunan dari gedung Konferensi Asia Afrika kemudian dilakukan oleh PT. Decenta Badung  nan kemudian selesai dan dilanjutkan peresmian nan dilakukan pada tanggal 24 April 1980 dan peresmian tersebut juga bertepatan dengan peringatan ke-25 peristiwa Konferensi Asia Afrika.

Pada tanggal 18 Juni 1986, kedudukan dari museum Konferensi Asia Afrika mengalami peralihan nan dialihkan ke Departemen Luar Negeri di bawah pengawasan Badan Penelitian dan Pengembangan Masalah Luar Negeri nan mulanya berada di bawah naungan Departemen Pendidikan.

Pada tahun 2003 kembali dilakukan rekontrukturisasi pada Tubuh Departemen Luar Negeri dan Museum Konferensi Asia Afrika nan dialihkan ke Ditjen Informasi, Diplomasi Publik dan Perjanjian Internasional namalain nan sekarang dikenal sebagai Ditjen Informasi dan Diplomasi Publik.

Saat ini UPT Museum Konferensi Asia Afrika berada dalam naungan koordinasi Direktorat Diplomasi Publik.

Museum Konferensi Asia Afrika ini dibangun oleh seorang arsitek nan berasal dari negeri Kincir Angin,  sehingga gedung dari tempat ini sangat condong kepada gedung Belanda dengan konsep Art Deco nan menjadi buahpikiran utama dari museum ini.

Pada gedung lantai dari museum ini menggunakan keramik berbahan marmer nan didatangkan langsung dari Italia sehingga gedung ini menjadi mengkilap dan terkesan mewah.

Pada saat bakal diselenggarakannya Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika 2005 dan peringatan 50 Tahun Konferensi Asia Afrika 1955 pada tanggal 22 April hingga 24 April 2005, tata pameran Museum ini kembali direnovasi untuk dibangun sebuah perpustakaan nan menyimpan banyak koleksi kitab sejarah.

Mulai dari Sejarah Konferensi Asia Afrika, pengetahuan mengenai politik dan budaya personil KAA hingga beragam cerita sejarah Indonesia lainnya nan lebih banyak dan luas. nan membikin menarik dari koleksi-koleksi kitab nan ada di tempat ini adalah buku-buku nan ramah bagi tunanetra lantaran menggunakan huruf-huruf Braille, sehingga para tunanetra juga dapat mengetahui tentang adanya Konferensi Asia Afrika dan sejarah lainnya nan ada di indonesia.

Penataan kembali dari museum ini tentunya dilaksanakan atas dasar kerjasama antar Departemen Luar Negeri dengan Sekretariat Negara dan juga Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pelaksanaan dan teknisnya juga kembali dikerjakan oleh Vasco Design dan Wika Reality.

Alamat Museum KAA

Alamat Museum KAA lokasinya berada di Jalan Asia Afrika No.65, Braga, Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat 40111 [ Peta Lokasi ]

Lokasi Museum KAA dekat dengan Alun – Alun Kota Bandung dan Masjid Raya Bandung, kemudian Jalan Braga dengan Braga City Walk nya serta pusat wisata belanja Pasar Baru Trade Centre Bandung.

No Kontak Museum KAA

Sementara Pengunjung berkebutuhan unik dan kunjungan berkelompok lebih dari 25 orang diharuskan melakukan reservasi sebelumnya ke No telpon :(022) 423-3564 serta Fax (022) 423-8031.

Jam Operasional

Musuem ini buka setiap hari selasa – minggu (senin libur)

Selasa – Kamis   : 08.00 – 16.00

Jumat                 : 14.00 – 16.00

Sabtu – minggu : 09.00 – 16.00

Kunjungi juga: 34 Tempat wisata anak di Bandung

Fasilitas di Museum Konferensi Asia Afrika

Seperti museum pada umumnya, museum ini juga dilengkapi dengan akomodasi nan dapat Kamu lihat dan gunakan seperti contohnya diorama nan menggambarkan Ir. Soekarno ketika sedang berpidato di depan para delegasi.

Diorama Museum KAADiorama Museum KAA

Di samping koleksi tersebut terdapat juga peralatan fotografi dan jurnalistik antik nan pada masanya digunakan untuk mendokumentasikan dan memberikan konvensi di tahun 1955.

Berbagai macam potongan kliping surat berita serta pemberitaan-pemberitaan baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri nan menampilkan tentang Konferensi Asia Afrika pada masa silam dapat pula Kamu temukan di museum ini.

Berbagai kisah sejarah, latar belakang hingga nama-nama dari peserta delegasi Konferensi Asia Afrika hingga kepala negaranya dapat pula ditemukan di museum ini.

Hal nan paling menarik dari museum ini adalah adanya sebuah ruangan konferensi. Ruangan konvensi adalah sebuah ruangan dimana telah berlangsungnya Konferensi Asia Afrika pada masa  silam nan apalagi hingga sekarang tetap terjaga dengan baik ruangannya.

Dilengkapi dengan ruangan audiovisual dan perpustakaan, museum ini juga mempunyai akomodasi penunjang lainnya seperti ruang pameran permanen nan menampilkan koleksi-koleksi peralatan tiga dimensi dan juga foto-foto dokumenter, pertemuan bogor, konvensi Kolombo dan Konferensi Asia Afrika 1955.

Beberapa info nan disediakan di ruangan ini tentunya sangat berbobot sejarah seperti peristiwa sejarah nan menjadi sebuah latar belakang dari adanya Konferensi Asia Afrika dan pengaruh dari adanya Konferensi Asia Afrika ke seluruh penjuru dunia.

Kemudian untuk ruangan selanjutnya adalah Ruangan Pameran Sementara, Ruangan Audio Visual, Pemutaran Film, Perpustakaan nan begitu komplit koleksinya, Auditorium hingga ruang penyimpanan koleksi dan ruang administrasi.

Perpustakaan di Museum KAAPerpustakaan di Museum KAA

Dengan adanya beragam akomodasi pendukung seperti di atas, tentunya visitor dapat belajar mengenai banyak perihal mengenai negara-negara nan terlibat dalam pertemuan tersebut.

Museum Konferensi Asia Afrika juga mempunyai akomodasi lain seperti lahan parkir nan luas, mushola untuk berakidah dan juga toilet untuk keperluan pengunjung.

Selain beragam macam akomodasi seperti diatas, museum ini juga dilengkapi dengan genting nan melengkung dengan corak nan unik seperti sebuah bendera dari masing-masing personil konvensi asia afrika dan juga lambang Burung Garuda Indonesia.

Meskipun pameran dan gedung di museum ini sangat erat kaitannya dengan sejarah, namun gedung museum ini lebih mengarah ke arah politik internasional, sehingga membikin gedung ini tampak sedikit lebih berbeda dari museum lainnya nan ada di Indonesia.

Perbedaan nan terdapat di museum ini misalnya adalah garis-garis melengkung nan ada di gedung ini. Garis tersebut adalah contoh bagus dari arsitektur dari Art Deco nan menambah nilai-nilai sejarah dan juga arsitektur gedung museum ini.

Pada bagian akhir dari museum ini terdapat beberapa toilet dan toko souvenir nan menjual beberapa oleh-oleh unik museum ini.

Melihat Koleksi di Museum KAA via AyobandungMelihat Koleksi di Museum KAA via Ayobandung

Jangan lupa singgah ke: 37 Tempat Wisata Kuliner di Bandung nan Harus Anda Coba

Aktivitas nan Wajib Dilakukan di Museum KAA

Berlokasi di Jalan Asia Afrika no.65, Braga, Sumur Padang, Bandung.Museum ini mempunyai banyak perihal nan dapat Kamu lakukan ketika berada di dalam museum ini mulai dari menelusuri perpustakaan nan banyak koleksi sejarahnya hingga beberapa klub nan memberikan sejumlah aktivitas seru. Berikut hal-hal nan dapat Kamu lakukan disini:

1. Membaca Buku

Di dalam museum ini Kamu dapat membaca jenis kitab nan tersedia di perpustakaan Museum Konferensi Asia Afrika. Mulai dari kitab sejarah hingga politik dapat Kamu temukan di perpustakaan ini, bagi beberapa teman-teman penyandang dissabilitas juga telah disediakan buku-buku dengan aksara braille.

2. Ruangan Audiovisual

Berada tepat di depan perpustakaan, ruangan ini adalah sebuah ruangan Audiovisual nan menampilkan tontonan dengan lama 10 menit.

Video tersebut menampilkan dokumenter cerita perjalanan Konferensi Asia Afrika. Dimulai dengan Bung Karno nan mempunyai sebuah buahpikiran untuk segera mengakhiri kericuhan bumi dan memerdekakan negara-negara nan ada di Asia Afrika, hingga menuju Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955, dan juga video nan berisi pidato dari Bung Karno di podium Gedung Merdeka.

Ruangan nan berisi dengan kursi-kursi merah ini juga dihiasi dengan pigura-pigura nan berisikan foto-foto dari perdana menteri dan pemimpin negara nan terlibat di dalam Konferensi Asia Afrika.

multimedia interaktifMultimedia Interaktif

3. Gedung Merdeka

Ketika Kamu mengunjungi Museum Asia Afrika, tentu Kamu juga bakal masuk untuk memandang Gedung Merdeka. Gedung Merdeka adalah sebuah tempat dimana para delegasi dari 29 Negara berkonferensi untuk menyatakan perdamaian dunia.

Bahkan kursi-kursi kayu berwarna merah ini adalah bangku nan pernah diduduki oleh 29 orang delegasi dari masing-masing negaranya.

Disisi lain dari ruangan ini juga terdapat banyak bendera nan mewakili dari 29 negara Asia Afrika, apalagi sebuah Gong nan dipakai saat perdamaian Asia Afrika juga terdapat di ruangan ini pada perspektif kanan panggung.

Gong Perdamaian KAA ke 50Gong Perdamaian KAA ke 50

4. Mengikuti Komunitas

Khusus untuk Kamu nan bermaksud mau mendalami soal negara-negara di Asia dan Afrika, Museum ini mempunyai sebuah golongan nan diberi nama Sahabat Museum Konferensi Asia Afrika.

Mereka membikin golongan ini sebagai wadah nan menyediakan beragam aktivitas nan mempunyai aktivitas seru dan beredukasi.

Tentunya organisasi ini jauh berbeda dari organisasi lain di luaran, salah satu contoh aktivitas nan dilakukan adalah adanya klub-klub bahasa nan mempelajari banyak bahasa dan budaya seperti belajar Bahasa Jepang dan Budaya Jepang Heiwa, Bahasa Afrika Utara dan Budayanya Maghribi, Bahasa Tiongkok dan Budaya Nihao hingga 29 bahasa dan budaya dari personil Konferensi Asia Afrika dapat Kamu pelajari ditempat ini.

Selain dari klub bahasa dan budaya, organisasi ini juga mempunyai aktivitas lain seperti Filmaker maupun jurnalistik.

5. Mendengarkan Pemandu

Tidak seperti di museum lain nan pemandunya hanya menjelaskan untuk banyak orang sekaligus, di tempat ini Kamu dapat mendengarkan seorang pemandu nan bakal menjelaskan segala perihal nan ada di museum ini meskipun hanya beberapa orang saja.

Berkunjung ke lokasi wisata seperti museum tentunya dapat dijadikan sebuah pilihan saat Kamu bakal berlibur, terlebih Museum Konferensi Asia Afrika tidak memasang biaya tiket masuk namalain gratis. Asyik bukan, sudah cuma-cuma dapat pengetahuan banyak lagi.

***

Yuk segera kunjungi Museum Konferensi Asia Afrika berdampingan teman-temanmu. Kunjungi juga:

  • Liburan Edukasi Seru ke Museum Kota Bandung
  • Belajar Seni Bambu di Saung Angklung Udjo Bandung
  • Trans Studio Bandung Jawa Barat
Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027