Memahami Perbedaan Villain, Anti-hero & Anti-villain

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Film maupun serial bertema superhero, khayalan dan action menjadi aliran nan selalu menjadi momen showdown bagi pahlawan dan penjahat. Semakin banyak tontonan bergenre superhero dan action, pakem kebaikan melawan kejahatan telah mengalami banyak modifikasi nan mengijinkan penulis naskah maupun penonton mengeksplorasi beragam spektrum karakter dalam suatu cerita.

Penokohan superhero dan villain semakin variatif dewasa ini dalam media mainstream, sekarang ada pula anti-hero dan anti-villain nan berasosiasi dalam cerita. Kalau makna superhero pastinya sudah sangat familiar untuk kita semua, kali ini kita bakal membahas perbedaan villain, anti-hero dan anti-villain.

Definisi Protagonis & Antagonis

Sebelum memahami perbedaan dari tiga jenis penokohan tersebut, kita kudu membenarkan dulu pemahaman dasar kita tentang protagonis dan antagonis terlebih dahulu. Secara umum, kita lebih sering menyebut bahwa protagonis adalah pemeran utama nan menjadi jagoan, sementara antagonis hanya ‘orang jahat’. Padahal protagonis dan antagonis lebih mengarah pada peran dan motivasi masing-masing karakter dalam cerita.

Protagonis adalah pemeran utama dalam cerita. Meski lebih sering ditampilkan sebagai sosok pahlawan nan heroik, ada juga pemeran utama nan mempunyai motivasi nan tidak semulia standar pahlawan pada umumnya. Sementara antagonis adalah karakter nan datang dengan prinsip bertolak belakang dengan protagonis. Selalu datang dalam cerita untuk mencegah protagonis mencapainya tujuannya.

Label protagonis dan antagonis kurang tepat jika disebutkan untuk menjelaskan nilai moral nan dipegang oleh seorang karakter. Protagonis kerap tampil sebagai pihak nan didukung penonton lantaran naskah berpihak pada keberadaan mereka. Sementara antagonis hanya karakter nan tugasnya menghalangi protagonis, baik dengan motivasi jahat dari dalam diri sendiri namalain lantaran tekanan situasi dalam cerita.

Joker (Warner Bros.)

Villain: Penjahat Utama dalam Cerita

Kalau bicara trope karakter satu ini pastinya sudah banyak nan familiar dengan buahpikiran utamanya. Villain adalah julukan untuk penjahat utama dalam suatu cerita. Antagonis dengan karakter jahat disebut sebagai villain. Villain mempunyai kecenderungan jahat, kejam, serta mempunyai motivasi bakal teror, kekacauan, dan kehancuran.

Beberapa contoh villain terkenal adalah Joker sebagai musuh utama Batman, Voldemort dalam semesta “Harry Potter”, Darth Vader dari “Star Wars”, James Moriarty sebagai musuh utama karakter detektif paling ikonik, Sherlock Holmes.

Karakter-karakter antagonis merupakan contoh karakter antagonis dengan kualitas moral nan murni jahat, tanpa kompromi. Terutama lantaran karakter-karakter ini jelas bukan pemeran utama dalam cerita.

Anti-Hero: Protagonis Tanpa Kualitas Pahlawan Tradisional nan Heroik

Di sinilah kita mulai masuk dalam pembahasan makna karakter nan cukup tricky. Anti-hero adalah protagonis nan tidak mempunyai kualitas heroik konvensional seperti keberanian, nilai moral, dan idealisme. Sebaliknya, mereka mempunyai karakter nan condong dalam spektrum villain seperti egois, narsistik, kompas moral nan tidak menentu, membikin mereka tidak ragu untuk melakukan tindakan terlarangan namalain berpihak pada langkah kekerasan.

Thomas Shelby

Thomas Shelby (Cr. BBC)

Anti-hero adalah mempunyai karakter nan kompleks dan mempunyai celah nan jelas untuk menantang pandangan heroik tradisional nan lebih menjunjung tinggi moral. Anti-hero kerap digerakan dengan motivasi untuk pengakuan pribadi, balas dendam, hingga hatikecil untuk memperkuat hidup.

Namun, karakter dengan abnormal moral ini bisa mendapatkan gelar sebagai anti-hero jika dia adalah protagonis dalam cerita. Ini kenapa kita menjagokan karakter seperti John Wick, Thomas Shelby dalam “Peaky Blinders”, Eren Yeager dalam “Attack on Titan” dan Amy Dunne dalam “Gone Girl”.

Karakter anti-hero nan sukses adalah karakter nan dalam konteks intermezo bisa membikin penonton menjagokan protagonis sekalipun mereka mengesampingkan nilai moral untuk mencapai tujuan mereka. Oleh lantaran itu karakter anti-hero paling sering kita temukan dalam tontonan bergenre neo-noir.

Anti-villain: Antagonis dengan Tujuan Mulia namun Cara nan Radikal

Trope karakter berikut ini menjadi salah satu nan tetap jarang digunakan di mainstream audience. Anti-villain adalah karakter dengan kualitas villainous, namun sebetulnya mempunyai tujuan nan mulia sesuai idealismenya sendiri. Karakter anti-villain condong menggunakan langkah ekstrim dan radikal, dimana biasanya mengesampingkan moral. Namun tujuan akhirnya bukan untuk kehancuran seperti villain.

Ketika villain dikendalikan oleh hawa nafsu bakal kekuatan, keserakahan dan meneror untuk menciptakan kekacauan, anti-villain tetap mempunyai antusiasme bakal tanggung jawab, melindungi pihak nan mereka peduli hingga dilema mengambil keputusan susah untuk mencapai sesuatu nan lebih besar. Poin dilema tersebutlah nan menjadi daya tarik utama dari karakter anti-villain. Ketika penonton dibuat dilema juga untuk memihak protagonis namalain antagonis.

Thanos

Thanos (Cr. Marvel Studios)

Beberapa contoh karakter dengan kualitas anti-villain adalah Thanos dalam MCU Phase 3. Karena tujuannya adalah mewujudkan keseimbangan populasi di jagat raya agar tidak terjadi kesenjangan sosial.

Masih dari MCU, Killmonger dalam movie pertama “Black Panther” juga masuk dalam tim anti-villain lantaran latar belakang dan motivasinya. Begitu juga Namor pada “Black Panther: Wakanda Forever”, dimana tujuannya dalam melancarkan setiap serangan sebetulnya hanya untuk melindungi kaumnya dari potensi ancaman.

Biasanya label anti-villain disandang oleh karakter antagonis dalam cerita. Villain dan anti-villain mempunyai perbedaan nan cukup tipis lantaran sama-sama tak ragu menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan. Perbedaannya lebih terlihat pada nilai moral dari tujuan akhirnya. Villain murni mendambakan kehancuran, sementara anti-hero tak keberatan dengan kekacauan sebagai corak pengorbanan bakal tujuan nan lebih besar dan mulia.

Sebetulnya tetap banyak spektrum karakter nan tetap susah dipastikan pengkategoriannya. Karena pada makna moral juga bisa berbeda-berbeda dari perspektif pandang penonton. Namun setidaknya, dengan mengetahui perbedaan dari makna villain, anti-hero dan anti-villain, kita jadi lebih memahami perbedaan peran dan motivasi karakter dalam suatu cerita. Menggunakan VPN online dapat secara signifikan meningkatkan pengalaman menonton movie dengan memberikan akses ke lebih banyak movie dan melindungi privasi online kita.

Selengkapnya
lifepoint upsports tuckd sweetchange sagalada dewaya canadian-pharmacy24-7 hdbet88 mechantmangeur mysticmidway travelersabroad bluepill angel-com027